Berkali-kali Ahok klaim didukung Megawati di Pilgub DKI
"Aku sudah bilang, saya sama PDIP itu hubungannya hubungan pribadi, bukan partai," kata Ahok.
Proses penjaringan bakal calon gubernur yang akan diusung PDIP belum usai. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu belum menentukan nama yang bakal diusung atau pun didukung hingga saat ini.
Tetapi calon petahana Basuki T Purnama berulang kali mengklaim Megawati dan PDIP bisa saja memberikan dukungan secara instan, asalkan dirinya mau maju melalui jalur partai. Namun, cara itu enggan dilakukan meskipun syarat yang diberikan Megawati cukup mudah.
"Saya dari dulu sudah dapat tiket, ibu Mega pasti kasih, asal masyarakat surveinya mau dukung saya," kata Ahok di Balai kota, Jakarta, Selasa (24/5).
Menurutnya, dukungan dari PDI Perjuangan bukan sekadar hubungan politik. Mantan bupati Belitung Timur ini mengaku memiliki hubungan dekat dengan partai besutan dari Megawati.
"Aku sudah bilang, saya sama PDIP itu hubungannya hubungan pribadi, bukan partai. Saya enggak pernah masuk PDIP. Pertama kali dari 92 saat saya masih kerja itu memang kita dukung PDI. Sampai terjadilah keributan di kantor PDI. Kami pun bentuk posko untuk PDIP. Jadi hubungannya deket," terangnya.
Bahkan, Ahok mengungkapkan, dirinya pernah mendapatkan pinangan dari PDI Perjuangan. Namun ajakan tersebut ditolak mentah-mentah.
"Tahun 1997-1999 saya ditawarin jadi anggota DPR RI dari Belitung sebenarnya. Dulu kan masih sistem perwilayah. Tapi waktu itu kan saya gak terlalu tertarik politik," tutupnya.
Alasan Ahok tidak maju dengan perahu partai adalah karena melihat keseriusan pendukungnya, temanAhok yang terus berupaya agar dirinya maju secara independen. Melihat militansi temanAhok itu, membuka mata Ahok untuk memutuskan maju secara perseorangan.
"Bu Mega kan dulu pesan, saya mau taman yang rapi, sungai mesti bersih. Tiba-tiba ada muncul temanAhok, kamu mau enggak ngecewain anak muda yang sudah bekerja secara militan," klaim Ahok.
Menanggapi klaim Ahok, Kepala Bidang Organisasi dan Pengkaderan DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengatakan, proses penjaringan masih terus berjalan. Namun persiapan untuk melakukan pengerahan massa juga terus diupayakan.
"Pilkada masih jauh. Persiapan tetap. Pokoknya pasukan kita siapkah, apalagi punya modal cukup kuat di sini. Jadi nanti biar digodok betul," kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (24/5).
Dia tidak menampik kabar kedekatan antara calon petahana Basuki Tjahaja Purnama dengan Megawati Soekarnoputri. Namun, kedekatan ini belum tentu menjadi hasil akhir bahwa PDI Perjuangan akan mendukung calon perseorangan.
"Mereka dekat kita sejak tahun 2000 berapa, 2006 sejak jadi Bupati Belitung Timur dekat, hubungan kita baik. Enggak ada masalah. Kalau soal dukungan, politik itu dinamis ya," kata mantan wali kota Blitar ini.
Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP DKI Jakarta, Gembong Warsono mengatakan, survei resmi hanya dilakukan terhadap para kandidat yang mendaftar penjaringan. Sehingga sangat tidak mungkin ada survei internal yang memasukkan nama Ahok, sapaan Basuki.
"Kalau kita bicara survei, yang resmi adalah terhadap yang sudah diseleksi (dalam proses penjaringan) kemarin. Di luar itu, secara formal enggak ada," katanya saat dihubungi, Jakarta, Selasa (24/5).
Namun, dia menjelaskan, nama Ahok memang sempat dibicarakan tetapi bukan dalam survei. Sebab partai berlambang banteng ini masih mengupayakan pemimpin yang terbaik bagi Jakarta.
"Ahok itu di luar survei formal kami. Kalau kami gimana caranya untuk merawat yang ikut tes penjaringan kami itu," tutup Gembong.