Berkali-kali PAN tegaskan yang penting bukan Ahok
Pelaksanaan Pilgub DKI telah digelar 15 Februari lalu. Hasilnya, pemilihan orang nomor satu di ibu kota harus digelar dua putaran.
Pelaksanaan Pilgub DKI telah digelar 15 Februari lalu. Hasilnya, pemilihan orang nomor satu di ibu kota harus digelar dua putaran.
Pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno berada di peringkat pertama dan kedua perolehan suara. Namun, karena perolehan suara mereka tak melampaui 50 persen, mereka harus kembali bertarung di putaran dua Pilgub DKI.
Sementara, pasangan nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni harus mundur dari pertarungan perebutan kursi DKI 1 karena perolehan suaranya berada di urutan terakhir setelah Ahok-Djarot dan Anies-Sandi. Parpol pendukung Agus-Sylvi pun menjadi incaran kubu Ahok-Djarot dan Anies-Sandi.
Dua pasangan calon yang lolos ke putaran ke-2 itu berupaya agar parpol-parpol pendukung Agus-Sylvi mau bergabung mendukung mereka. Konsolidasi pun sudah mulai di lakukan. Misalnya, kemarin Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mendatangi DPP PKB di Jalan Raden Saleh, Jakarta.
Tujuannya tak lain adalah mengajak partai yang dipimpin Muhaimin Iskandar itu buat bergabung mendukung Ahok-Djarot. PKB sendiri mengaku fleksibel soal pilihan namun hingga kini PKB belum memutuskan apakah akan mendukung Ahok-Djarot atau mendukung Anies-Sandi.
Namun sikap berbeda datang dari Partai Amanat Nasional (PAN). Berbeda dengan PKB yang notabene teman koalisinya mengusung Agus-Sylvi, PAN juga menegaskan tak akan mendukung Ahok-Djarot. Bahkan, keluar pernyataan 'Yang penting bukan Ahok' dari PAN.
Bahkan Ketua DPP PAN Yandri Susanto memastikan partainya akan mendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta.
"PAN ke pasangan calon nomor 3 Anies-Sandi," kata Ketua DPP PAN Yandri Susanto saat dihubungi, Kamis (16/2) lalu.
Yandri menjelaskan alasan partainya mendukung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dalam putaran kedua Pilgub DKI dikarenakan dari kesepakatan awal, partainya menerapkan pandangan yang dapat dibilang 'yang penting bukan Ahok'.
"Sudah ada kesepakatan kita dari awal Pilkada Jakarta, PAN mencari pesaing Ahok dan PAN enggak mungkin dukung Ahok karena karakter dan etika Ahok tidak sesuai dengan PAN," katanya.
Yandri mengaku pimpinan PAN telah bolak-balik menemui Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri guna membahas masalah ini.
"10 Kali kami datang ke Mega, tapi kami tidak mau dengan Ahok, Djarot tidak ada masalah. Artinya PDIP dan Djarot tidak ada masalah, tapi jadi masalah PAN, Ahok pribadi," tegas Politikus PAN Yandri Susanto dalam diskusi bertajuk 'Sinema Politik Pilkada DKI' di Jakarta, Sabtu (18/2).
Dia mengatakan memang partainya sejak awal tidak pernah mendukung Ahok memimpin DKI Jakarta. Ini lantaran berseberangan dengan karakter Ahok dianggap arogan.
"Terhadap konstelasi kontestasi tahap II PAN mau ke mana? Kita tidak mau gegabah dan membabi buta. Kami harus lihat denyut nadi pengurus dan kami tidak mau pertaruhkan Pilkada DKI dengan kontestasi PAN berikutnya misalnya Pilpres," kata Yandri.
Yandri menuturkan suara dan aspirasi dari berbagai pengurus wilayah dengan tegas menyatakan tidak mau mendukung Ahok di putaran kedua Pilgub DKI. Oleh karena itu, menurutnya PAN mesti berhati-hati dalam memutuskan dukungan di putaran kedua Pilgub nanti.
"Bisa (tergerus) karena politik ini persepsi, kalau sudah persepsi buruk terhadap pengurus yang mengambil keputusan itu bahaya," katanya.
Namun, Yandri tidak membantah PAN membuka peluang mendukung pasangan calon nomor urut tiga Anies Baswedan- Sandiaga Uno. Diakui dia, pengurus PAN tidak keberatan memberi dukungan untuk Anies-Sandi.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais. Dia mengatakan mayoritas kader dan pengurus DPP PAN menginginkan mendukung pasangan Anies-Sandiaga.
Hanafi menegaskan partainya kemungkinan besar tidak akan mendukung pasangan Ahok-Djarot. Sikap PAN untuk tidak mendukung Ahok-Djarot sesuai dengan komitmen awal.
"Enggak mungkin, enggak mungkin. Itu sudah harga mati. Kita tidak mendukung Ahok sudah harga mati," tegas Hanafi di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/2).
Alasan mayoritas kader karena ingin sosok calon pemimpin yang tidak arogan dan memiliki terobosan baru dalam membangun Jakarta.
"Karena semangatnya tetap pada semangat semula, kita menginginkan gubernur baru dan sosok gubernur yang mencintai dan dicintai rakyat yang tidak arogan dan membawa terobosan-terobosan untuk membangun Jakarta," kata Hanafi.
Hanafi menuturkan, Ketum PAN Zulkifli Hasan akan melihat pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta sebelum mengambil keputusan.
"Oh enggak. Itu tidak mengubah alasan, tidak mengubah semangat, tetap sama napasnya untuk gubernur baru. Kalau soal saat ini belum secara resmi menyatakan, saya kira ketum melihat hasil resmi KPUD sendiri," katanya.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Bagaimana TKN Prabowo-Gibran menanggapi putusan DKPP? Meski begitu, dia menyampaikan TKN Prabowo-Gibran menghormati keputusan DKPP. Namun, kata dia keputusan tersebut tidak bersifat final.
Baca juga:
Ini alasan PPP Djan Faridz tetap dukung Ahok-Djarot di Pilgub DKI
PKB akui kedatangan Sekjen PDIP penjajakan pilgub DKI putaran 2
Golkar tinggal tunggu PKB dan PAN merapat ke kubu Ahok-Djarot
Waketum PAN: Kita tidak mendukung Ahok sudah harga mati
Kompaknya keluarga SBY dan besan rekreasi usai diserang Antasari
Pencoblosan ulang Pilgub DKI dilakukan di 2 TPS
Coblosan ulang di TPS 1 Kemayoran gara-gara ulah suami istri