'Bertarung di DKI saja keok, apalagi kalau Hidayat nyapres'
"HNW ini sering disimbolkan salah satu kubu simbol PKS yang banyak bertentangan dengan Fahri Hamzah dan Anis Matta."
Peluang Hidayat Nur Wahid diusung menjadi calon presiden dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terbuka lebar. Nama Hidayat bercokol di urutan pertama sebagai capres idaman pilihan internal, mengalahkan Presiden PKS Anis Matta.
Hal itu terungkap dalam paparan hasil Pemilihan Raya (Pemira) dilakukan PKS pada 29 sampai 30 November lalu di Kantor Dewan Pimpinan Pusat PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan. Hasil Pemira ini bakal dibawa ke Majelis Syuro buat digodok dan ditentukan langkah selanjutnya.
Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya menilai kecil kemungkinan mantan ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu akan bertarung di Pilpres. Salah satu alasannya adalah Hidayat pernah keok saat bertarung di tingkat kepala daerah.
"Bagaimana mungkin kita bicara elektabilitas HNW di level nasional. Dulu saja sudah terbukti di Pilkada DKI lawan Jokowi, hasilnya seperti apa? Dan bisa terbaca lah kalau dia nyapres," kata Yunarto kepada merdeka.com, Minggu (29/12) malam.
Kemudian, lanjut Yunarto, Hidayat juga memiliki problem di internal partai berlambang bulan sabit dan padi itu. Jika tetap dipaksakan, kata Yunarto, bukan tidak mungkin akan timbul resistensi dari kubu yang kontra dengan Hidayat.
"Apakah HNW bisa diterima oleh seluruh kader PKS? Pak HNW ini sering disimbolkan salah satu kubu simbol PKS yang banyak bertentangan dengan Fahri Hamzah, Anis Matta. Potensi perpecahan mungkin terjadi," tuturnya.
Yunarto juga melihat pemilihan umum nanti merupakan ujian bagi PKS setelah mencuat kasus korupsi yang melibatkan mantan presidennya Luthfi Hasan. Yunarto memprediksi suara PKS akan terjun bebas dibanding Pemilu 2009, di mana PKS memperoleh 7,9 persen suara di 2009.
Indikator ini, menurut Yunarto, bisa dilihat dari beberapa hasil survei sejumlah lembaga. Bahkan PKS diprediksi tidak akan lolos parliamentary threshold (PT) atau ambang batas parlemen di Pemilu 2014 karena perolehan suaranya di bawah 3,5 persen.
"Dilakukan survei tren (elektabilitas PKS) menurun. Enggak mungkin memiliki capres dari internal, enggak sampai 5 persen," tandasnya.
Sebelumnya, hasil Pemilihan Raya (Pemira) Hidayat menduduki peringkat tertinggi dengan perolehan suara 55,670. Sementara Anis menguntit di posisi kedua dengan 48,153 suara. Kemudian, Ahmad Heryawan, kerap disapa Aher, bercokol di urutan tiga dengan 46,014 suara, disusul Tifatul 31,714 suara dan Nur Mahmudi dengan perolehan 20,429 suara.
Baca juga:
PKS berdalih Pemira bukan taktik dongkrak pamor partai
PKS umumkan hasil Pemilihan Raya kandidat Capres 2014
Hidayat unggul Pemira, PKS tetap tak punya kandidat capres
Hidayat Nur Wahid capres favorit kader PKS, kalahkan Anis
Tifatul Sembiring tak minat jadi capres
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Siapa yang ikut penjaringan bakal calon bupati di Klaten dari PKS? Juru Bicara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Mabruri membenarkan Youtuber Ridwan Hanif ikut penjaringan bakal calon bupati (cabup) atau calon wakil bupati (cawabup) Klaten 2024 yang dibuka PKS.
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Kenapa KPK memeriksa Eddy Hiariej? Eddy Hiariej diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Siapa saja yang hadir dalam pertemuan Kaesang dengan PKS? Pertemuan yang digelar sejak sore hari itu dilakukan secara tertutup.Usai pertemuan antar-pimpinan partai politik tersebut, mereka pun langsung menggelar konferensi pers.