BPN Prabowo: Moeldoko Kalau Mau Perang Total Sekarang Ya Salah
BPN Prabowo: Moeldoko Kalau Mau Perang Total Sekarang Ya Salah. Menurutnya, BPN sudah habis-habisan berusaha memenangkan Prabowo-Sandi sejak enam bulan lalu.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferry Juliantono mengomentari pernyataan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko yang menyebut bakal perang total memenangkan paslon nomor urut 01. Menurut Ferry, TKN terlambat.
Menurutnya, BPN sudah habis-habisan berusaha memenangkan Prabowo-Sandi sejak enam bulan lalu.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Bagaimana Prabowo bisa menyatu dengan Jokowi? Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi saat bertemu? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan. "Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan," kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
-
Kenapa Prabowo bertemu Jokowi di Istana? Juru Bicara Menteri Pertahanam Dahnil Anzar Simanjuntak menyebut, pertemuan Prabowo dengan Jokowi untuk koordinasi terkait tugas-tugas pemerintahan.
"Pak Moeldoko kalau mau perang total sekarang salah, kalau kita kita perang total dari enam bulan lalu, Pak Moeldoko jadi Panglima baru mau ngomong perang total sekarang ya salah," kata Ferry kepada merdeka.com, Kamis (14/2).
"Emang kemarin belum perang total apa bagaimana? Pak Moeldoko gimana, (pernah) jadi Panglima kok baru perang total, kemarin kemarin perangnya belum total?" sambungnya.
Ferry melihat, TKN menggunakan istilah perang total lantaran capres petahana Jokowi kesal elektabilitasnya stagnan. Apalagi, kata dia, cawapres Ma'ruf Amin tidak bisa diharapkan Jokowi lebih jauh guna mendulang suara.
"Ya mungkin (TKN) dimarahin kali Pak Jokowi nya marah-marah terus. Kalau lihat sekarang kan yang tempramen banget Pak Jokowi, jadi memang kita juga sadar beliau sekarang kan bergerak sendiri mau berharap dengan pak Kiai Ma'ruf Amin terlalu banyak juga enggak bisa," tuturnya.
"Sementara Pak Sandiaga Uno terus keliling titik, makanya semuanya bertumpu ke Pak Jokowi, Joko Widodo itu sekarang merasa dia harus kerja sendiri capek, dan tekanan untuk mempertahankan kekuasaannya jadi tinggi," tambah Ferry.
Menurut politisi Partai Gerindra itu, elektabilitas Ma'ruf Amin cenderung turun. Sementara tren elektabilitas Prabowo-Sandi meningkat secara signifikan.
"Dengan dasar itu kita juga sadar bahwa membuat lingkungan Pak Joko Widodo jadi ya berlomba-lomba untuk menjilat, berlomba-lomba seolah-olah bekerja keras dan sebagainya," ujar Ferry.
Untuk itu, lanjut Ferry, Prabowo-Sandi tetap konsisten menyuarakan isu ekonomi, terutama penyediaan lapangan pekerjaan dan penyediaan harga harga yang terjangkau.
"Dengan tren elektabilitas semakin tinggi termasuk di Jawa Tengah ini itu membuktikan bahwa isu ekonomi, isu penyediaan lapangan pekerjaan dan isu harga harga terjangkau memang adalah isu yang paling dibutuhkan masyarakat, dan apa yang kami lakukan berarti sudah benar," pungkasnya.
Baca juga:
Ingin Perang Total, TKN Jokowi Dinilai Sedang Panik
GNPF dan PA 212 Temui Elite PKS, Bahas Dukungan Politik dan Kasus Slamet Ma'arif
Pesan Menyejukkan Ustaz Yusuf Mansyur di Tengah Panasnya Pilpres 2019
Kampanye di Grobogan, Prabowo Cerita Ikhlaskan Utang Petani
Ekonom Senayan dan Barisan Para Mantan jadi Pembisik Prabowo