Cara Jokowi dan JK menjawab tudingan pemerintah diktator
Penerbitan Perppu Ormas membuat sejumlah pihak menuding pemerintah terutama Presiden Jokowi bertindak seperti seorang diktator. Jokowi pun dibanding-bandingkan dengan Presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun. Dengan cara guyon, dalam beberapa kesempatan, Jokowi menjawab tudingan itu.
Penerbitan Perppu Ormas membuat sejumlah pihak menuding pemerintah terutama Presiden Jokowi bertindak seperti seorang diktator. Jokowi pun dibanding-bandingkan dengan Presiden Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun. Dengan cara guyon, dalam beberapa kesempatan, Jokowi menjawab tudingan itu.
Seperti yang diucapkan Jokowi saat membuka Pasanggiri Nasional (Pasanggirinas) serta Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Tingkat Remaja Perguruan Pencak Silat Nasional (Persinas) ASAD Tahun 2017 di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidin, Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Senin (8/8) lalu.
Saat memberikan kuis berhadiah sepeda, Jokowi meminta salah seorang peserta bernama Gladis untuk naik ke panggung. "Silakan maju, jangan dipaksa-paksa, maju. Sini. Maju sini. Enggak usah takut, Presidennya enggak diktator kok. Sekarang di medsos banyak yang menyampaikan Pak Presiden Jokowi otoriter, diktator. Masak wajah saya kayak gini wajah diktator," guyon Jokowi disambut tawa dan tepuk tangan riuh.
Jawaban agak serius disampaikan saat Jokowi membuka Simposium Internasional Mahkamah Konstitusi se-Asia yang berlangsung di Kampus Universitas Sebelas Maret Solo. Dihadiri ribuan tamu baik dari dalam dan luar negeri, Jokowi berpesan demokrasi tidak bisa kalah dengan pengerahan massa yang memaksakan kehendak.
Dalam sambutannya di hadapan para delegasi, Jokowi kembali menyinggung soal diktator dan otoriter. "Tidak ada satu pun institusi yang memiliki kekuasaan yang mutlak, apalagi seperti diktator. Konstitusi memastikan adanya perimbangan kekuasaan antar lembaga-lembaga negara," kata Presiden Jokowi di hadapan peserta simposium, Rabu (9/8) lalu.
Lembaga negara saling mengawasi. Konstitusi negara mencegah munculnya mobokrasi. "Yang memaksakan kehendak atas nama jumlah masa," imbuh Jokowi.
Kemudian, masih di hari yang sama, saat meresmikan Museum Keris di Solo Jokowi kembali menyindir pihak-pihak yang menudingnya pemimpin diktator dan otoriter. Jokowi mengaku heran padahal dulu dia disebut tidak tegas.
"Awal-awal kan banyak yang bilang, saya ini Presiden ndeso, ada yang ngomong Presiden klemar-klemer, tidak tegas. Tapi begitu kita menegakkan undang-undang, balik lagi menjadi otoriter, diktator. Yang bener yang mana, ndeso, klemar-klemer, diktator apa otoriter?" seloroh Jokowi di hadapan wartawan.
Dia menegaskan, Indonesia adalah negara hukum yang demokratis. Lembaga pemerintahan saling mengawasi. Selain itu juga ada media dan lembaga swadaya masyarakat yang juga mempunyai peran sebagai pengontrol dan pengawas. Jokowi ingin mempertegas bahwa pemimpin otoriter tidak bisa hidup di Indonesia.
"Ada masyarakat juga yang selama ini mengawasi. Negara ini adalah negara hukum yang demokratis, yang semua itu dijamin oleh konstitusi. Enggak akan ada itu yang namanya diktator atau otoriter di Indonesia, enggak akan ada," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga punya jawaban atas tudingan pemerintah diktator. Dia meminta masyarakat membedakan sikap tegas dan diktator dilakukan pemerintah dalam mengambil setiap kebijakan.
"Jangan karena pemerintah tegas kemudian disebut diktator. Kalau tidak tegas kemudian disebut lemah. Jadi, ketegasan itu beda," kata JK di kediamannya di Jalan Haji Bau Nomor 16, Makassar, Sulsel, Kamis (10/8).
Menurut dia, pemerintah mempunyai kewenangan menindak tegas terhadap segala bentuk yang tak berlandaskan Pancasila. "Pemerintah itu tegas kepada siapa saja yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada seperti tidak memenuhi Pancasila, mengandung SARA," imbuhnya.
Menurut JK, Malaysia sebetulnya lebih tegas dari Indonesia dalam menindak kelompok-kelompok yang tidak sejalan dengan dasar negara. Demikian juga Arab Saudi. Namun sikap pemerintah itu tidak serta merta membuat pemerintahnya menjadi diktator.
"Harus ada ketegasan, bedakan ketegasan dengan diktator," tutup JK.
Baca juga:
Wapres JK: Jangan karena pemerintah tegas kemudian disebut diktator
Jokowi heran dulu dibilang Presiden klemar klemer, sekarang diktator
Jokowi: Tak ada institusi punya kekuasaan mutlak, apalagi diktator
Kompak dengan Jokowi, Mendagri santai pemerintah dituding otoriter
Fadli Zon: Menilai diktator bukan dari wajah, tapi kebijakannya
Presiden Jokowi: Masak wajah saya begini dibilang diktator
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi pada hari Jumat, 8 Desember? Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima surat kepercayaan dari 10 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) negara-negara sahabat.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
-
Kapan pengumuman calon wakil presiden Ganjar Pranowo? PDI Perjuangan bersama partai koalisi secara resmi mengumumkan nama bakal calon wakil presiden Mahfud MD untuk mendampingi Capres Ganjar Pranowo, Rabu, 18 Oktober 2023.
-
Kapan gugatan terhadap Presiden Jokowi dilayangkan? Dilansir di situs SIPP PTUN Jakarta, Senin (15/1/2024), gugatan itu telah teregister dengan nomor perkara 11/G/TF/2024/PTUN.JKT tertanggal 12 Januari 2024.