Cawagub Mama Emi: Reformasi bukan berarti boleh berbuat seenaknya
21 Mei 2018, reformasi Indonesia genap berusia 20 tahun. Dalam rentang waktu itu, banyak hal yang telah dinikmati, salah satunya kebebasan berekspresi. Dalam banyak hal, kebebasan berekspresi ini malah memunculkan ujaran-ujaran kebencian yang menimbulkan pertikaian.
21 Mei 2018, reformasi Indonesia genap berusia 20 tahun. Dalam rentang waktu itu, banyak hal yang telah dinikmati, salah satunya kebebasan berekspresi.
Dalam banyak hal, kebebasan berekspresi ini malah memunculkan ujaran-ujaran kebencian yang menimbulkan pertikaian.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa yang dipilih oleh rakyat dalam Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah merupakan proses demokrasi yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka sendiri.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
-
Mengapa Pilkada penting untuk demokrasi di Indonesia? Dengan memberikan kekuasaan kepada masyarakat untuk memilih pemimpin mereka sendiri, Pilkada mendorong partisipasi aktif masyarakat dan menghindari kekuasaan yang terkonsentrasi di tangan segelintir orang atau kelompok. Dengan demikian, Pilkada menjadi instrumen penting dalam menjaga demokrasi dan memberikan kekuasaan kepada rakyat.
Menurut Cawagub NTT Emelia Julia Nomleni, hal seperti ini tidak perlu terjadi. Tidak perlu ada kebebasan berlebihan yang menimbulkan pertikaian-pertikaian.
"Reformasi harus digunakan untuk memupuk tali persaudaraan. Kebebasan kita tidak boleh mencederai persaudaraan," ujar Mama Emi, sapaan Emellia, Senin (21/5).
Politikus PDI Perjuangan ini mengisahkan, ada perbedaan dalam segi-segi kehidupan selama masa kepemimpinan Soeharto dan masa-masa setelah reformasi.
"Dulu kita mengalami kehidupan dengan aturan yang cukup menekan. Sekarang kita menjalani kehidupan reformasi yang penuh dengan kebebasan. Bagi saya, pada waktu kepemimpinan Pak Soeharto, ada kebebasan yang dirasakan, tapi itu kebebasan semu," katanya.
Kebebasan semu itu, lanjutnya, telah dilewati. Kini, Indonesia masuk dalam dunia demokrasi.
"Para reformis waktu itu hanya berpikir, yang penting kita rebut kendali kekuasaan dulu. Belum ada sebuah konsep yang baik untuk melanjutkan kekuasaan itu. Dan terbukti sekarang. Kita terjebak dalam kebebasan yang kita perjuangkan sendiri," jelasnya.
Mama Emi sangat berharap agar semua orang sebisa mungkin memahami hakekat kebebasan yang diperjuangkan ini. Reformasi, baginya, bukanlah berarti melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan hidup orang lain.
"Reformasi bukan berarti kita boleh berbuat seenaknya. Dalam kehidupan, di manapun, ada aturan dalam hidup yang harus ditaati setiap individu. Karena tanpa menaati aturan itu, kita hanya akan mengundang pertikaian demi pertikaian," katanya.
"Kita mesti memikirkan, setelah reformasi, apa yang kita lakukan demi kebaikan bangsa Indonesia. Kebebasan yang didapatkan, haruslah kita gunakan untuk kebaikan bangsa ini," pungkasnya.
Baca juga:
Dinilai mesin politik tak jalan, PKB serius menangkan Gus Ipul-Puti di Pilgub Jatim
Gus Ipul komitmen tingkatkan pasar ekspor sepatu asal Jawa Timur
Buat sejumlah larangan pada cagub-cawagub selama Ramadan, Bawaslu Sumut didemo
Ridwan Kamil ajak milenial perangi terorisme dan hoaks di Medsos
Cerita jam tangan & gitar semangat ala Gus Ipul untuk pedagang di PGS
Dedi Mulyadi bakal 'lahirkan' peternak baru dari kalangan pelajar
Gantikan Enthus yang meninggal, Sabilillah Ardie resmi daftar ke KPU Tegal