Debat Pamungkas Pilkada Jakarta Penuh Serangan, Ini Sederet Faktanya
Debat ketiga Pilkada Jakarta penuh serangan antara pasangan calon. Kondisi ini membuat debat berlangsung seru dan panas.
Debat ketiga Pilkada Jakarta penuh serangan antara pasangan calon. Kondisi ini membuat debat berlangsung seru dan panas.
Di awal debat atau saat para pasangan calon memaparkan visi misi, tensi debat masih adem. Satu persatu menyampaikan gagasan atau ide untuk mengatasi persoalan maupun membangun Ibu Kota.
Tensi semakin naik ketika memasuki sesi tanya jawab. Serangan demi serangan mewarnai durasi debat hingga masuk pada sesi terakhir.
Berikut rangkuman merdeka.com debat pamungkas Pilkada Jakarta yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/11).
Pramono Serang Imajinasi Ridwan Kamil
Calon Gubernur nomor urut tiga, Pramono Anung mempertanyakan keseriusan Calon Gubernur nomor urut satu, Ridwan Kamil mengenai rencana pemindahan Balai Kota ke Jakarta Utara.
Pramono sempat menyindir rencana yang hampir sama pernah disampaikan Ridwan Kamil saat masih menjabat Gubernur Jawa Barat.
"Sebagai Gubernur Jawa Barat akan pindahkan pusat pemerintahan dari Gedung Sate ke Tegalluar. Tapi tidak jadi. Sekarang ingin pindahkan balai kota dari Jakpus ke Jakut. Apakah serius dipindahkan? Apakah ini bagian dari imajinasi?" tanya Pramono.
Menjawab pertanyaan itu, Ridwan Kamil menjawab diplomatis. Menurutnya, semua yan diwacanakan adalah bagian dari upaya menata ruang.
"Di Jabar, Bandung sudah jadi kota wisata, kemacetan di mana-mana. Itu tidak cocok jadi pusat pemerintahan. Jakarta juga sama," ujar Ridwan Kamil.
Serangan Ridwan Kamil, Ahok Gubernur Paling Brutal
Ridwan Kamil menyindir penggusuran di Jakarta yang terjadi di era kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Bermula saat Ridwan Kamil menanyakan koefisien dan efektivitas bangunan milik pemerintah untuk dijadikan hunian bagi warga. Menjawab pertanyaan itu, Pramono Anung menegaskan akan menggunakan lahan dan bangunan milik Pemprov DKI untuk dimanfaatkan sebagai hunian.
Menanggapi itu, Ridwan Kamil menegaskan bahwa aset dan lahan yang dimiliki Pemprov DKI tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hunian warga. Menurutnya, solusi yang tepat adalahd atau rumah tinggal warga bisa dimanfaatkan dan dibuat hingga 3 sampai 5 lantai untuk dibuat hunian baru.
Ridwan Kamil kemudian menyindir mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dalam menata kota. Ridwan Kamil juga menyindir PDIP sebagai partai tempat Ahok bernaung.
"Supaya tidak lagi terjadi penggusuran. Gubernur paling banyak menggusur itu datangnya dari partai mas Pram. Pak Ahok itu menggusur 113 penggusuran. Menurut JJ Rizal Gubernur paling brutal lakukan penggusuran itu pak Ahok dari partai mas Pram dan bang Doel," sindir Ridwan Kamil.
Pramono memilih tidak menanggapi soal Ahok. Dia justru menegaskan komitmennya untuk tidak melakukan penggusuran dalam proses penataan kota.
Ridwan Kamil Serang PDIP
Ridwan Kamil mempertanyakan sikap PDIP terkait program pembangunan hunian empat lantai di Jakarta kepada Cagub nomor urut tiga, Pramono Anung. Program itu pernah digagas di era Gubernur Anies Baswedan. Tetapi kala itu, fraksi PDIP di DPRD Jakarta menolak wacana itu. Namun kini, Pram ingin gedung-gedung pemprov dan BUMD dibangun hunian ke atas untuk mengakomodir kebutuhan warga Jakarta.
Seperti diketahui, belakangan hubungan Anies pada pasangan Pramono-Rano cukup baik. Bahkan hari ini pendukung Anies yang menyebut diri mereka sebagai Anak Abah ikut mendatangi lokasi debat.
"Fraksi PDIP di tahun 2022 pernah menolak ide Pak Anies untuk buat rumah jadi empat lantai dengan alasan bikin beban Jakarta, pilpres, jadi ideologinya ke mana sebenarnya dalam merespons masalah ini?" tanya Ridwan Kamil.
Menanggapi hal itu, Pramono tak ingin masalah perbedaan sikap antara partai dan pribadinya tidak usah dibesar-besarkan.
"Memang enggak apa-apa ada perbedaan," kata Pram.
Dharma Serang Ridwan Kamil Soal Nasib Pedagang di Cihampelas
Calon Gubernur Nomor Urut dua Dharma Pongrekun bertanya kepada Ridwan Kamil soal pedagang sepatu Cihampelas yang mati suri selepas pandemi Covid.
"Kang Emil (Ridwan Kamil), saya pernah tinggal di Bandung, SMP di Bandung. Saya pernah dinas di Bandung dari 1988-1993. Saya paham betul Bandung. Saya penggemar Cihampelas. Bapak punya ikon di Bandung adalah teras Cihampeas. Nah, ternyata setelah pandemi Covid itu mereka mati suri dan mereka malas untuk meneruskan. Mereka sekarang berdagang di trotoar atau di emper-emper jalan. Karena apa? Karena sepi tempatnya. Bagaimana membuat mereka bisa bangkit kembali?"
"Saya senang ditanya itu, diviral-viral, enggak masalah," kata Ridwan Kamil menanggapi Dharma.
Menurut Ridwan Kamil, persoalan Cihampelas terjadi karena wali kota Bandung yang menggantiannya tidak melanjutkan program.
"Karena pengganti saya tidak melanjutkan, tidak mempromosikan, sehingga terjadilah apa yang tadi disebutkan. Beda halnya kalau kami membangun terus gagalnya kami masih saat memimpin, nah itu kan bisa didebatkan. Tapi kalau mempertanyakan masa lalu padahal ada pengganti yang seharusnya melanjutkan, memelihara, memuliakan PKL, ya itulah kira-kira jawabannya," terang RK.
Dharma Serang Ridwan Kamil dan Pramono
Dharma Pongrekun menyindir pasangan Cagub RK-Suswono dan Pramono-Rano Karno yang selama ini sudah punya pengalaman baik dari pemerintahan pusat hingga pemerintahan daerah. Menurutnya meskipun mereka sudah punya pengalaman tapi hal tersebut tidak bisa membuat serta merta baginya percaya begitu saja.
"Kalau bicara rekam jejak sebenernya menurut saya belum teruji. Karena belum diperiksa, kalau diperiksa baru kami cek. Banyak sekali persoaln-persoalan yang mengambang cuman tidak tahu kenapa proses tidak jalan kalau sudah diperiksa baru rekam jejaknya jelas," kata Dharma.
Menurutnya modal memiliki pengalaman saja tidak cukup untuk memimpin Jakarta selama lima tahun ke depan. Terlebih sebagaimana diketahui kedua pasangan itu diusung berdasarkan partai.
"Sebenernya pertanyakan dalam hatinya sungguh-sungguhkah mereka dalam hatinya untuk rakyat, sungguh-sungguhkah mereka berjuang untuk melindungi rakyat atau hanya untuk mereka kelompok dan keluarganya," sindir Dharma.