Debat Perdana Capres, Ganjar Tunjukkan Kelas Pemimpin Berani Ambil Risiko
Ganjar disebut memaparkan permasalahan yang berdampak pada ekonomi rakyat
Ganjar disebut memaparkan permasalahan yang berdampak pada ekonomi rakyat
Debat Perdana Capres, Ganjar Tunjukkan Kelas Pemimpin Berani Ambil Risiko
Debat perdana capres-cawapres yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) sukses dilaksanakan.
Debat yang dilaksanakan pada Selasa 12 Desember 2023 malam kemarin, menjadi bahan pertimbangan masyarakat dalam menentukan pilihannya pada 14 Februari 2024 mendatang.
Ketua Umum Ganjarist Kris Tjantra menilai bahwa calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo telah menunjukkan kelasnya sebagai seorang pemimpin.
Hal itu terlihat saat mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut menjawab semua persoalan secara substantif dan jelas.
"Ganjar sudah menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin yang substantif, pemimpin yang berani mengambil risiko atas kebijakannya, dan bukan sosok yang sekedar ingin menyenangkan orang lain. Selain itu, Ganjar memiliki komitmen dan kompetensi untuk menyelesaikan persoalan bangsa," ujar Kris dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (13/12).
Diketahui, tema debat Capres yang pertama ini membahas permasalahan-permasalahan terkait pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, serta kerukunan warga.
Kris memaparkan, masalah-masalah itu punya pengaruh sangat besar pada kehidupan sehari-hari warga biasa, sangat berdampak ke masalah ekonomi rakyat kebanyakan. Misalnya saja korupsi yang menurut hitungan beberapa ahli ekonomi, kerugian negara akibat praktik korupsi melebihi Rp200 triliun.
"Dengan anggaran sebesar itu, kita bisa membangun lebih dari 60.000 Puskesmas dengan fasilitas terbaik, cukup untuk mewujudkan program yang dirancang pasangan Ganjar-Mahfud yaitu 1 Desa, 1 Puskesmas, 1 Tenaga Kesehatan. Kalau saja ini bisa terwujud, semua rakyat Indonesia bisa terjaga kesehatannya, produktif bekerja dan memperoleh penghasilan yang lebih baik," katanya.
Selain itu, menurut Kris, kalau pemerintahan bisa bebas korupsi, hal itu dapat meningkatkan fasilitas dan menggratiskan seluruh 14.000 SMK yang ada di Indonesia untuk mendidik dan melatih anak-anak muda agar mudah dapat kerja.
Kemudian, bisa membantu dunia pertanian mewujudkan ketahanan pangan sehingga harga-harga bahan pokok tidak mahal lagi dan tidak naik turun.
"Maka dari itu, Mas Ganjar dan Prof. Mahfud sangat berambisi untuk bisa memberantas korupsi sampai ke akar-akarnya. Kepentingan rakyat yang harus dibela," jelas Kris.
Sementara itu, soal digitalisasi pelayanan publik misalnya, ini juga sangat bermanfaat bagi masyarakat. Baginya program ini bisa menghemat hingga 50 persen waktu pelayanan dan 50 persen anggaran yang dikeluarkan.
"Digitalisasi tata kelola pemerintahan di Jawa Tengah, yang telah dirintis Mas Ganjar sejak 2014 melalui Government Resources Management System (GRMS), tercatat mampu mencegah kebocoran anggaran hingga Rp 1,2 triliun melalui fitur e-budgeting dan e-planning. Ini angka yang sangat besar untuk ukuran provinsi," jelas Kris.
Lalu soal demokrasi dan kepastian hukum. Kris menerangkan bahwa di negara yang demokratis, investasi dan perdagangan berkembang lebih baik karena adanya kepastian hukum, transparansi, dan stabilitas politik.
"Ini menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan akhirnya ada peningkatan kesejahteraan rakyat," tutur Kris.
Kris menilai, capres nomor urut 1 itu dapat menjawab semua tema yang disajikan oleh KPU bersama para panelis yang ahli di bidangnya masing-masing.
"Dalam debat perdana yang digelar oleh KPU kemarin, Mas Ganjar bisa menjawab semua persoalan secara substantif dan jelas. Mas Ganjar tidak bertele-tele namun langsung menjawabnya secara lugas dan terukur sehingga dapat dipahami oleh masyarakat," pungkasnya.