Debat Pilkada, Rasiyo-Lucy demam panggung, Risma-Whisnu garang
Lucy Kurniasari sempat gagap dan grogi memberikan paparannya, sehingga terpaksa diambil alih Rasiyo.
Meski terlihat tak seimbang, suasana debat publik Pilkada Surabaya, Jawa Timur yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Gedung Dyandra, Jalan Basuki Rahmat, pada Jumat malam (30/10), berjalan 'panas'. Ini terlihat dari kegaduhan masing-masing pendukung pasangan calon (Paslon), hingga moderator acara, Rosiana Silalahi tampak sewot dan mengancam akan mengusir mereka dari dalam gedung.
Di acara debat publik bertema: Pelayanan dan Kesejahteraan Masyarakat ini, pasangan patahana, Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana lebih menguasai materi dibanding pasangan nomor urut satu, Rasiyo-Lucy Kurniasari yang disokong Partai Demokrat dan Partai Amanah Nasional (PAN).
Bahkan, calon wakil wali kota urut satu, Lucy Kurniasari sempat gagap dan grogi memberikan paparannya, sehingga terpaksa diambil alih Rasiyo. Mantan Sekdaprov Jawa Timur inipun lebih banyak mendominasi penyampaian visi-misi pasangan SeRasi.
Sementara pasangan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Risma-Whisnu dengan lugas dan gamblang menyampaikan materi jawaban sesuai pertanyaan yang disampaikan moderator, termasuk pertanyaan lawan (Rasiyo-Lucy).
Di tengah acara, saat panas-panasnya debat, Rosiana Silalahi sempat naik pitam karena ulah masing-masing pendukung di dalam ruangan. "Saya tadi juga tahu ada yang batuk-batuk saat paslon berbicara. Kalau memang sakit lebih baik keluar, jangan bikin gaduh. Ketua KPU tolong usir keluar mereka yang bikin gaduh," tegas Rosiana memperingatkan.
Usai acara, duel program yang tak seimbang ini diakui pasangan Rasiyo-Lucy. "Jadi untuk kepentingan perempuan dan anak muda, kita sepakat sesuai segmen. Karena di materi ini, Paklek (Rasiyo) lebih menguasai data, jadi Pakleklah yang lebih dominan," kata Ning Lucy kepada wartawan.
Ditambahkan Rasiyo, debat publik malam ini, memang dialah yang lebih mendominasi acara. "Jadi sesuai pembagian. Ning Lucy lebih ke anak muda dan perempuan. Ini kan masih ada lagi debat-debat berikutnya. Itu nanti (masalah perempuan dan anak muda) Ning Lucy yang akan mendominasi. Kita sudah sepakat itu," dali Rasiyo.
Mantan Sekdaprov Jawa Timur ini melanjutkan, "Pada pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan, juga terkadang dijawab tidak sesuai konteks. Ada yang tidak dijawab. Itu kalian-kalian (wartawan) yang menilai sendiri bagaimana acaranya. Sudah ya, tadi kan sudah tahu sendiri bagaimana acaranya," pungkas Rasiyo dengan mimik tegang.
Sementara giliran pasangan Risma-Whisnu yang memberikan keterangan persnya usai acara, tampak sumringah. Bahkan, Risam kerap menebar tawanya yang khas. Guyonan seperti biasa saat dia masih memimpin Kota Surabaya, masih terdengar renyah.
Risma menyanggah enggan memberi jawaban atas semua pertanyaan-pertanyaan lawannya saat debat, terkait kondisi warga Surabaya, mulai dari masalah pendidikan hingga angka pengangguran. "Saya ingin menyampaikan, kalau kita ngomong real, datanya itu apa? Kita tidak bisa ngomong data soal Surabaya maju dan berkembang, apa suport datanya yang mendukung? Seperti misalnya, banyak orang nganggur di Surabaya, itu datanya apa?," paparnya.
Dia melanjutkan,"Dia Surabaya, banyak pekerjaan non formal (wira usaha). Apakah itu bisa disebut mereka nganggur? Orang tidur-tidur di rumah tapi punya pekerjaan non formal di rumah apa bisa disebut nganggur? Di Surabaya ini banyak sekali pekerjaan-pekerjaan non formal."
Rismapun menyerahkan penilaian ini, kepada warga Surabaya sendiri. Karena menurutnya, masing-masing warga yang berhak menilai dirinya berpenghasilan atau tidak. "Di Surabaya ini unik. Kotanya besar, menjadi Kota Metropolis, tapi dukungan pekerjaan-pekerjaan non formilnya gede. Itulah Surabaya, kita tidak usah menjadi orang lain, kalau kita ingin maju," tandasnya.
Senada, Whisnu juga menyontohkan Kampung Lontong di Banyu Urip Lor, Surabaya, yang hampir seluruh warganya membuat lontong di rumahnya masing-masing. "Apa yang disampaikan Bu Risma dan saya tadi itu, real. Misalkan di Kampung Lontong, itu banyak orang, yang bisa dibilang pengangguran, tapi perputaran ekonomi ada di situ."
"Jadi data yang menyebut banyak warga di Surabaya itu pengangguran seperti apa? Semuanya, biar masyarakat senidir yang menilai, bukan Paslon antar Paslon," pungkasnya.
Baca juga:
Dibalut perban, gadis korban kecelakaan nobar debat Risma-Rasiyo
Gaduh saat acara debat, pendukung Risma dan Rasiyo diusir moderator
Debat perdana, Rasiyo vs Risma adu visi birokrasi dan kesejahteraan
Jelang Pilwali Surabaya, Rasiyo bakal blusukan nginap di rumah warga
Whisnu janjikan proyek JLLB bakal dongkrak ekonomi warga pinggiran
Whisnu perkenalkan smart card, warga bisa berobat gratis di kelas 3
Risma tersangka, Mendagri ajak peserta Pilkada bermain jujur
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Apa saja jenis wisata yang bisa ditemukan di Surabaya? Di kota ini, kita bisa menjelajahi berbagai macam destinasi menarik yang pastinya akan memberikan pengalaman seru.
-
Kapan pertempuran besar di Surabaya yang menandai Hari Pahlawan? Dikutip dari laman semarangkota.go.id, sejarah singkat Hari Pahlawan 10 November dimulai saat pertempuran di Surabaya yang merupakan pertempuran besar antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Inggris pada 10 November 1945.
-
Kapan pertempuran hebat di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
-
Siapa yang berjuang melawan penjajah di Surabaya? Mereka gugur dengan mulia sebagai pahlawan yang ingin mempertahankan tanah air.