Deklarasi cagub terlalu dini bisa jadi masalah buat Ridwan Kamil
Deklarasi cagub terlalu dini bisa jadi masalah buat Ridwan Kamil. Deklarasi dukungan politik Partai NasDem pada Ridwan Kamil pada Minggu (19/3) kemarin untuk maju sebagai calon gubernur berpotensi blunder bagi karir politiknya. Sebab, Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, dinilai terlalu dini menerima pinangan tersebut.
Deklarasi dukungan politik Partai NasDem pada Ridwan Kamil pada Minggu (19/3) kemarin untuk maju sebagai calon gubernur berpotensi blunder bagi karir politiknya. Sebab, Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, dinilai terlalu dini menerima pinangan dari partai pimpinan Surya Paloh itu.
Hal itu berdasarkan pengamatan Ketua Pusat Studi Politik & Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Muradi.
"Langkah terlalu dini menerima pinangan untuk dicalonkan sebagai cagub pada Pilgub 2018 mendatang menjadi potensi masalah yang tidak sedikit," kata Muradi pada merdeka.com.
Ada lima alasan mengapa potensi blunder yang dilakukan Emil usai dideklarasikan sebagai bakal calon gubernur dari NasDem. Menurut Muradi pertama, deklarasi tersebut membuat warga Bandung merasa ditinggalkan. Dengan waktu kurang dari dua tahun, kehadiran Emil pada deklarasi tersebut juga mensiratkan ambisi politik yang menggebu.
"Pasca deklarasi ini juga akan membawa konsekuensi mengganggu konsentrasi dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai kepala daerah di Kota Bandung," ujarnya.
Selanjutnya, deklarasi tersebut juga secara eksplisit menutup ruang koalisi bersama dalam pengajuan Ridwan Kamil sebagai bakal cagub Jabar. Dengan hanya lima kursi di DPRD Jabar, keberadaan NasDem tentu tidak akan bisa mengajukan sendiri dalam mengusung calon dan itu perlu dukungan dari partai lain.
"Langkah NasDem dengan mengambil momentum tersebut akan membuat partai-partai lain berpikir dua kali untuk ikut dalam gerbong dukungan pada Emil," jelasnya.
Ketiga, Emil juga berpotensi tersandera oleh politik kepentingan dari partai NasDem. Betapapun partai NasDem menegaskan tetap membuka ruang bagi dukungan bersama, tapi sebagai partai yang pertama kali mengusung dan mendeklarasikan, partai ini akan memilih untuk membangun daya tawar politik kepada partai-partai politik lainnya.
Selanjutnya keempat, pasca deklarasi tersebut tentu akan mengubah peta politik di Jabar. Partai-partai politik yang sejak awal menunggu waktu tepat kemudian melihat situasi tersebut bukan tidak mungkin akan membangun barisan yang lebih kokoh namun pragmatis. Kata dia, misalnya Partai Golkar dan PDIP yang kecil kemungkinan melakukan koalisi dengan PKS, maka hal tersebut dimungkinkan untuk mengusung calon yang dianggap bisa mematahkan posisi politik Emil di Jabar.
Dan terakhir, menurutnya, karena peta berubah, maka potensi hasil survei juga akan mengubah hasil dari yang selama ini beredar dari hasil sejumlah survei di Jabar. Artinya jika sinisme menguat karena deklarasi terlalu dini untuk maju di Jabar, maka posisi Emil berpotensi secara bertahap akan goyah juga dan tergeser dari puncak.
"Situasi ini jika tidak dikelola dengan baik, maka nasib Emil akan sama dengan Dede Yusuf pada Pilgub 2013, yang mana secara sistematis tergeser terjun bebas, dan kalah pada Pilgub 2013. Padahal Dede yusuf sejak awal selalu memuncaki hasil survey," paparnya.
-
Apa yang dikatakan oleh Ridwan Kamil saat maju di Pilkada Jakarta? Calon pesaing Anies, Ridwan Kamil tak kalah kuat. Ridwan Kamil mendapatkan lampu hijau dari partai koalisi Prabowo-Gibran untuk maju Pilkada Jakarta. Partai-partai yang menyatakan kesiapan mengusung Ridwan Kamil itu adalah Gerindra, PAN dan Golkar. Bahkan, Gerindra sudah terang-terangan menginginkan kadernya menjadi calon wakil gubernur untuk mendampingi Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024."Secara alami secara manusiawi, kami ingin wakil kami ada di wakil gubernur," kata Habibburokhman kepada wartawan.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Siapa saja yang menginginkan Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Partai KIM begitu ngotot memboyong Ridwan Kamil di Jakarta. Namun, Golkar tampaknya belum satu suara dengan Gerindra, PAN dan Demokrat soal langkah politik untuk Ridwan Kamil itu. Golkar 'si pemilik' Ridwan Kamil masih menimbang penugasan di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Mengapa peluang Ridwan Kamil untuk maju dalam Pilkada Jabar dinilai sangat besar? Kans Ridwan Kamil makin terbuka lebar karena sejumlah partai juga menjagokannya kembali untuk posisi Jabar 1. Tak hanya itu, beberapa lembaga survei juga sudah merilis perolehan elektabilitas Ridwan Kamil, di mana hasilnya moncer di posisi puncak dibandingkan nama-nama lain.
-
Siapa saja yang akan bersaing dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta? Ridwan Kamil yang berduet dengan Suswono akan menghadapi pasangan Pramono Anung - Rano Karno serta Dharma Pongrekun - Kun Wardana.
Baca juga:
NasDem tak cukup kursi, Paloh ajak partai lain koalisi usung Emil
Pilgub Jabar, Surya Paloh bebaskan Emil memilih calon wakilnya
Kang Emil: Kurang Jawa Barat apalagi seorang Ridwan Kamil
Saan Mustopa sebut Ridwan Kamil putra terbaik Jawa Barat
NasDem ajak partai koalisi pendukung Jokowi dukung Ridwan Kamil