Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ridwan Kamil Optimis Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
"Berdasarkan angka-angka masih meyakini bisa sekali putaran. Jadi tidak terlalu mempermasalahkan," kata Ridwan Kamil
Ridwan Kamil tidak terlalu memusingkan adanya gerakan empat jari
Muncul Gerakan Salam Empat Jari, Ridwan Kamil Optimis Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran
Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jabar untuk Prabowo-Gibran, Ridwan Kamil tidak terlalu memusingkan adanya gerakan empat jari yang diduga sebagai simbol bergabungnya pendukung capres nomer urut 1 dan 3.
Diketahui, Salam empat jari mencuat pertama kali media sosial X sebagai lambang persatuan pendukung capres nomer urut 1 dan 3 untuk mengalahkan paslon capres-cawapres nomor urut 2. Gerakan ini pun diduga merupakan perlawanan atas potensi paslon 2 memaksakan Pemilu 2024 berlangsung satu putaran.
Pria yang akrab disapa Emil ini menyatakan bahwa hal itu merupakan bagian dari kreativitas. Di sisi lain, ia meyakini bahwa pasangan Prabowo-Gibran bisa memenangkan kontestasi politik sekali putaran.
“Dalam demokrasi kreativitas (simbol empat jari) itu boleh-boleh saja. Mau kampanyenya joget, mau bikin lambang tangan, mau bikin simbol grafis, silakan saja,” kata dia, Senin (29/1).
“Kami di TKD mewakili TKN per hari ini berdasarkan angka-angka masih meyakini bisa sekali putaran. Jadi tidak terlalu mempermasalahkan, mau bentuk apapun itu ekspresi bentuk kreativitas,” sambung Kang Emil.
Sebelumnya, Kang Emil mengklaim hasil survei terakhir atau dua pekan menjelang hari pencoblosan, tingkat elektabilitas Prabowo-Gibran di Jabar sudah menyentuh angka 54 persen."Pokoknya optimis saja. Hastag masih #JabarTetapPrabowo karena hasil survei internal dari 51 koma, jadi 54 per hari ini. Target ke 60 persen mudah-mudahan tercapai," kata dia usai menghadiri deklarasi dukungan dari masyarakat penyandang disabilitas di Kota Bandung.
Di sisi lain, salam empat jari pun sempat ditanggapi oleh Calon Presiden nomer urut 1, Anies Baswedan usai menghadiri acara di Kota Badung pada Minggu (28/1).
"Yang sebelumnya kita lihat angka survei berbeda-beda itu kan menunjukkan ada aspirasi yang mungkin selalu tak terungkap dalam survei. Jadi menurut saya tunggu 14 Februari," ia melanjutkan.
Meski begitu, menurut dia, apa yang disampaikan masyarakat dalam berbagai kanal informasi tersebut merupakan pesan bahwa ada keinginan untuk perubahan. Keinginan tersebut sudah dituangkan dalam visi misi pasangan Capres 1, Anies-Muhaimin (Amin). Sedangkan visi yang dibawa pasangan capres 2 diasosiasikan dengan keberlanjutan.
"Iya sebenarnya itu kan pesan bahwa kita mau perubahan. Dan apa yang sekarang terjadi itu 02 keliatan diasosiasikan dengan keberlanjutan sementara publik inginkan perubahan," ucap Anies.
"Kalau kami menginterpretasikan secara implisit menginginkan ada perubahan. Dan kami tegas mengatakan bahwa ini adalah gerakan perubahan,"
pungkas mantan Gubernur DKI Jakarta.