Demokrat Kubu KLB: Keterlibatan Pemerintah Mengkudeta Partai Tercatat di Era SBY
Rahmad menuduh SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat mengkudeta kepimpinan Anas Urbaningrum kala itu.
Juru Bicara Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB), M Rahmad menuding Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyonolah (SBY) terlibat gerakan kudeta kepemimpinan di partai politik.
"Jadi keterlibatan pemerintah ke dalam kudeta partai politik itu tercatat adalah ketika era Pemerintahan Pak SBY, bukan sekarang," kata Rahmad dalam sebuah sesi webinar, Selasa (9/3).
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Kapan SBY memberikan lukisan kepada Prabowo? Lukisan tersebut diberikan, saat acara buka bersama seluruh jajaran Partai Demokrat, di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/3).
-
Bagaimana SBY membuat lukisan itu? SBY mengungkapkan sejarah dibalik lukisan yang akan dia berikan kepada Prabowo. Di mana, lukisan tersebut dirinya buat hanya kurun waktu 10 jam saja. "Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta," kata SBY.
-
Lukisan apa yang diberikan SBY kepada Prabowo? SBY menjelaskan, lukisan laut ombak yang menghantam batu itu dia beri judul 'standing firm like rocks'. Dia menyebutkan, lukisan tersebut sebagai gambaran agae Prabowo dalam memimpin Indonesia nanti dapat kuat dan kokoh.
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
Rahmad menuduh SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat mengkudeta kepimpinan Anas Urbaningrum kala itu.
Menurut Rahmad saat itu sangat sulit membedakan posisi SBY sebagai presiden dan ketua dewan pembina partai berlambang Bintang Mercy tersebut.
Hal itu sekaligus membantah tudingan Demokrat soal keterlibatan Istana dan Moeldoko dalam kisruh di tubuh partainya.
"Jadi sekali lagi tuduhan bahwa ini didalangi oleh Pak Moeldoko ini adalah tuduhan yang tidak benar, tidak berdasar," tegasnya.
Rahmad menjelaskan, pengambilalihan Partai Demokrat tak dimotori oleh Moeldoko. Menurutnya, Moeldoko hanya dipinang untuk menakhodai Demokrat lewat KLB. Pemilihan Moeldoko, menurut Rahmad juga suda melewati evaluasi oleh para senior Demokrat.
"Moeldoko memang diajak, tapikan enggak terlibat dari awal. Tuduhan selama inikan ini didalangi Pak Moeldoko," pungkasnya.
SBY mengaku tidak menyangka kudeta kepemimpinan di Partai Demokrat bakal terjadi. Apalagi pengambilalihan kepemimpinan kursi ketua umum itu dilakukan oleh orang yang berada di lingkar kekuasaan. Yaitu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
"Sebagai orang yang menggagas berdirinya Partai Demokrat termasuk yang membina dan membesarkan partai ini bahkan pernah memimpinnya tak pernah terlintas dalam pikiran saya bahwa partai Demokrat akan dibeginikan," ujar SBY dalam konferensi pers, Jumat (5/3).
SBY menuturkan, selama 10 tahun menjadi Presiden RI, tidak pernah ia mengganggu atau merusak partai lain. Seperti apa yang dialami Partai Demokrat hari ini.
"Saya benar-benar tidak menyangka karena sewaktu selama 10 tahun saya memimpin Indonesia dulu baik secara pribadi maupun Partai Demokrat yang saya bina tidak pernah mengganggu dan merusak partai lain seperti yang kami alami saat ini," ujar SBY.
Reporter: Yopi Makdori
(mdk/ray)