Demokrat Kubu Moeldoko Minta Gatot Jangan Asal Bunyi Diajak Mengkudeta AHY
Menurutnya, pihaknya tidak mungkin mengajak Gatot mengkudeta Demokrat. Sebab, dia menyebut, Gatot tidak punya integritas karena sudah melakukan kampanye terselubung ke kampus-kampus saat memimpin TNI.
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku di ajak untuk menggulingkan kepemimpinan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sekjen Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB), Jhoni Allen Marbun meminta Gatot mengungkap siapa pihak yang mengajaknya. Dia minta Gatot tidak asal bunyi.
"Mohon adik saya untuk mengatakan siapa salah satu diantara kami yang melakukan KLB ini, yang dibilang mengajak. Tolong itu. Jangan asal bunyi. Sebagai seorang panglima jenderal bintang empat tidak mudah, tapi jangan asbun (asal bunyi)," katanya saat jumpa pers di kediaman Moeldoko, Jakarta, Kamis (11/3).
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Apa yang akan dilakukan Demokrat kedepan? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
-
Kapan Pemilu yang ingin dimenangkan Demokrat? Pembekalan bertujuan untuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
-
Bagaimana Partai Demokrat menentukan arah politiknya? "Setelah itu mungkin ke depannya baru lah akan diputuskan berdasarkan harapan masyarakat pro perubahan, pro perbaikan, yang telah meletakkan aspirasi dan harapannya kepada Demokrat selama ini,"
Menurutnya, pihaknya tidak mungkin mengajak Gatot mengkudeta Demokrat. Sebab, dia menyebut, Gatot tidak punya integritas karena sudah melakukan kampanye terselubung ke kampus-kampus saat memimpin TNI.
"Soal integritas enggak mungkin kami mengajak dia, ingat siapa yang mengangkat dia jadi panglima? Jokowi. Dia masih menjadi panglima menjaga kedaulatan negara dia sudah terselubung kampanye-kampanye ka kampus-kampus dan saya ikutin itu," tuturnya.
Karena tidak punya integritas, menurut Jhoni, Gatot dipensiunkan cepat dari TNI. Dia bilang, biasanya Panglima TNI pensiun sampai masa umurnya.
"Artinya apa integritasnya sebagai panglima, padahal dia enggak boleh dong. Yang saya tahu boleh di catat setelah reformasi biasanya panglima itu pensiun sampai masa umurnya. Tetapi baru satu ini yang pensiun sebelum umurnya mencapai. Karena apa integritasnya dia," ujar Jhoni.
Dirinya lantas membandingkan Gatot dengan Moeldoko yang pernah jadi Panglima TNI di masa Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, Moeldoko tetap loyal dengan SBY saat menjadi Panglima.
"Jadi moeldoko integritasnya dia tetap hormat tapi setelah itu nasibnya. Jangan dibilang SBY yang mengangkat Moeldoko. Iya betul tapi panglima harus diangkat. Panglima harus loyal kepada negara dan tugas-tugasnya. Bedakan loyalitas kepada negara dan tugas," pungkasnya.
Diberitakan, nama Gatot Nurmantyo juga ikut terseret dalam kasus pendongkelan kepemimpinan AHY tersebut. Dia mengaku sempat diajak dalam kudeta AHY. Beda dengan Moeldoko, dengan berbagai pertimbangan dan teringat jasa SBY, Gatot menolak.
"Banyak yang bertanya kepada saya, 'Pak, Bapak juga digadang-gadang menjadi'. Ya saya bilang, 'siapa sih yang enggak mau. Partai dengan 8% kalau enggak salah kan, besar, kan dia mengangkat Presiden, segala macam kaya gitu'. Ada juga yang datang sama saya," kata Gatot.
Ketika ditawari mendongkel jabatan AHY, Gatot menyampaikan ke pihak-pikah menemuinya bahwa karier militernya hingga mendapat empat bintang tak lepas dari jasa SBY.
"Kalau begitu saya naik bintang tiga itu Presiden pasti tahu, kan gitu. Kemudian jabatan Pangkostrad, pasti Presiden tahu. Apalagi Presidennya tentara waktu itu Pak SBY ya kan. Tidak sembarangan gitu. Bahkan saya Pangkostrad dipanggil oleh SBY ke Istana 'Kamu akan saya jadikan Kepala Staf Angkatan Darat'," kenang Gatot.
Mantan Panglima TNI era Presiden Joko Widodo ini mengaku diajak dua kali untuk menggulingkan AHY. Ajakan itu kembali disampaikan ke Gatot setelah AHY melakukan konferensi pers terkait kabar akan ada kudeta.
"Jadi begitu AHY menyampaikan tentang akan ada kudeta, itu besoknya datang ke saya. Itu yang kedua, yang pertama sebelumnya," katanya dalam seisi wawancara di TV One, dikutip pada Selasa (9/3).
Menurutnya, orang Demokrat yang mengajaknya bukanlah salah satu dari tujuh kader yang telah dipecat oleh AHY. Gatot mengungkapkan, kader tersebut juga sudah lama tak aktif di partai Demokrat.
"Ini orang sangat berpengaruh tapi saya tidak bisa sebutkan namanya. Dia tidak dipecat, tapi dia tidak aktif di Demokrat sekarang ini," ujarnya.
Gatot memastikan orang yang mengajaknya untuk mengkudeta AHY hadir dalam KLB pada Jumat lalu, 5 Maret 2021 di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Secara pribadi Gatot mengaku berminat menakhodai partai berlambang Bintang Mercy itu. Namun jika harus melengserkan AHY, anak dari orang yang dihormatinya maka dirinya merasa enggan.
"Ya kalau pemilihan-pemilihan biasa saja, kemudian saya ditawari secara normal tidak menurunkan AHY ya tidak masalah. Saya bilang kalau itu adalah petunjuk langsung dari SBY dalam kondisi emergency saya siap," pungkasnya.
Baca juga:
KLB Demokrat Deli Serdang Pilih Berkantor di Rawamangun
Demokrat Versi KLB Dirikan Kantor DPP Sementara di Menteng
Demokrat Palembang Sesalkan Marzuki Alie dan Syofwatillah Mohzaib Rusak Partai
Pengurus DPC Demokrat Se-Jatim Teken Akta Setia kepada AHY
AHY Bersih-bersih 'Paham' Moeldoko
Demokrat: Deklarasi Airlangga Capres Jadi Tes Pasar Lihat Respons Kompetitor