Demokrat: PKS masih percaya dengan SBY
"Kita lihat teman-teman PKS bilang pengen mendengarkan Pak SBY lebih lanjut."
Partai Demokrat masih yakin mendapatkan kawan untuk berkoalisi mengusung capres di pilpres 9 Juli mendatang. Salah satunya PKS yang disebut masih percaya dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Wasekjen Partai Demokrat Ramadhan Pohan mengatakan, PKS masih ingin menunggu keputusan Pak SBY soal koalisi. Dengan modal itu, dia yakin partainya punya kesempatan membuat poros untuk melawan Prabowo Subianto dan Jokowi di pilpres.
"Kita lihat teman-teman PKS bilang pengen mendengarkan Pak SBY lebih lanjut, mereka yakin dengan Pak SBY," kata Ramadhan saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (14/5).
Tidak hanya PKS, Ramadhan juga menaruh keyakinan kepada Partai Hanura. Begitu juga dengan PPP yang notabene sudah bergabung dengan Gerindra untuk mendukung Prabowo.
"Bisa diajak bicara Hanura, PPP juga masih bisa," imbuhnya.
Ihwal pertemuan SBY dengan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) hari ini apakah membahas dengan koalisi, dia tak mau berpolemik. Dia menilai, hal itu adalah kewenangan SBY sebagai ketua umum partai dan presiden yang menjelaskan.
"Soal keputusan, rencana pertemuan dan isi pertemuan saya nggak punya kapasitas kalau soal itu. Itu (koalisi) Majelis Tinggi yang menentukan," pungkas dia.
Sebelumnya, Ramadhan Pohan mengatakan, dorongan kader meminta agar Sri Sultan Hamengkubuwono X dicapreskan oleh Demokrat. Menurut dia, Sultan sangat layak dan mampu bersaing dengan Prabowo Subianto serta Jokowi di pilpres.
Ramadhan yakin sosok Sultan mampu mengobati kejenuhan masyarakat, di tengah pertarungan dua tokoh Prabowo dan Jokowi sebagai capres. Karena itu dia ingin Sultan maju sebagai capres dari Demokrat.
"Menurut saya, itu opsi yang menarik di tengah kebuntuan orang terhadap Jokowi dan Prabowo, dan di tengah kesulitan mengangkat salah satu peserta konvensi," ungkap dia.
Ihwal parpol yang mau bergabung mengusung Sultan, Ramadhan optimis Demokrat masih bisa mencari kawan koalisi.
"Makanya yang seperti ini kita lihat bagaimana PKS merespons ini, Hanura, Golkar merespons ini. Kita tahu bahwa Golkar tanggal 18 Rapimnas, Demokrat tanggal 18 Rapimnas, PKS, PPP masih memungkinkan," ujar dia.