Demokrat: SBY tak pernah kambing hitamkan pemimpin sebelumnya
SBY selalu meneruskan program pemerintah sebelumnya dan mau menerima aspirasi publik.
Partai Demokrat membantah bahwa bila ketua umumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kerap pernah mengkambinghitamkan pemerintah sebelumnya selama menjabat presiden RI ke-6. SBY juga tak pernah mengkritik kebijakan para menteri kabinet bersatu.
"Sebagai pemimpin yang transformatif, beliau selama memimpin bangsa tidak pernah sekalipun mengkambinghitamkan pemimpin bangsa sebelumnya. Siapapun itu, baik pemimpin tertinggi maupun para pembantunya," kata Sekjen Partai Demokrat Didik Mukrianto di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (19/2).
Didik mengatakan, SBY selalu meneruskan program pemerintah sebelumnya dan mau menerima aspirasi publik untuk menjadi program pemerintah. SBY juga sebagai sosok pemimpin yang bertanggungjawab.
"Pak SBY menyampaikan pesan moral yang sangat pantas untuk diapresiasi dan ditauladani oleh seluruh elemen bangsa ini. Kebesaran hati beliau, potret pemimpin yang selalu mengambil tanggung jawab apapun terkait dengan kebijakan dan kepemimpinannya," kata dia.
Lanjut dia, saat ini SBY selalu disalahkan oleh pemerintah Jokowi-JK. "Hal ini tentu menjadi keprihatinan dan potret buruk pengelolaan bangsa ini. Apalagi pemerintahan sekarang sudah berjalan hampir dua tahun. Apa layak dan pantas selalu mengkambinghitamkan kepada SBY atas ketidakmampuan pemerintahan saat ini dlm mengatasi persoalan ekonomi, politik, kesenjangan, pengangguran, kemiskinan, pertahanan dan keamanan," sambung dia.
Dia menambahkan, saat ini pemerintah harus mencari solusi terhadap persoalan publik di antaranya: ekonomi, pertahanan dan keamanan. Oleh sebab itu, pemerintah kabinet kerja ini diharapkan tidak menyalahkan pemerintah SBY sebelumnya.
"Jangan-jangan ketidakmampuan pemerintahan dalam mengelola bangsa ini, akan ditumpahkan kepada persoalan isu yang tidak material dan substantif serta solutif dengan menyalahkan pemerintahan sebelumnya. Bisa celaka bangsa ini kalau masyarakat diedukasi dengan cara-cara yang tidak bermartabat," tandasnya.
Baca juga:
Sindir Menko Darmin, Demokrat sebut penyakit panu dikasih obat flu
SBY: Yang ingin terus salahkan pemerintah lalu, alamatkan pada saya
Trimedya: Orang Istana yang larang SBY kritik Jokowi hanya cari muka
SBY gembira dengar pernyataan Presiden Jokowi mau dikritik
Demokrat sebut wajar SBY kritik kebijakan Jokowi yang tak prorakyat
Ini jenderal andalan Soeharto untuk tindas para pengkritiknya
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
-
Apa yang dilakukan Aira Yudhoyono bersama kakeknya, Susilo Bambang Yudhoyono? Mereka menikmati waktu bersama dengan penuh keasyikan, saling memperhatikan berbagai hal di sekitar mereka!
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.