Demokrat Sebut Tudingan Kivlan Zen Terhadap SBY Sangat Tendensius dan Salah
"Pak SBY begitu keras berjuang untuk memenangkan Prabowo-Sandi tetapi justru pak Prabowo yang banyak tidak melakukan arahan dan masukan dari Pak SBY," kata Ferdinand.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menepis tudingan Kivlan Zen bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak ingin Prabowo Subianto menang jadi presiden. Dia menegaskan bahwa Demokrat ingin Prabowo sukses memenangkan Pilpres 2019.
"Statement itu sangat salah atau tidak benar. Kami partai Demokrat dan SBY mendukung penuh dan tentunya inginkan Prabowo sukses jadi Presiden," kata Syarief saat dihubungi wartawan, Kamis (9/5).
-
Bagaimana SBY membuat lukisan itu? SBY mengungkapkan sejarah dibalik lukisan yang akan dia berikan kepada Prabowo. Di mana, lukisan tersebut dirinya buat hanya kurun waktu 10 jam saja. "Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta," kata SBY.
-
Kapan SBY diberi hadiah? Dalam kesempatan tersebut, SBY di lokasi turut mendapat hadiah lantaran bertepatan dengan momen peringatan ulang tahun mendiang istri, Ani Yudhoyono.
-
Siapa yang menemani SBY di atas panggung? SBY didampingi oleh Vincent dan Desta sebagai pembawa acara.
-
Apa yang disampaikan oleh Gibran mengenai peran SBY dalam kampanye? "Paling penting tadi adalah bagaimana Pak SBY seorang tokoh berkenan untuk turun gunung terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan daerah sekitarnya. Ini luar biasa sekali, menambah semangat kami,"
-
Di mana sidang perdana SYL digelar? Eks Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul yasin Limpo (SYL) menjalani sidang perdana kasus dugaan korupsi di Kementerian Pertanian di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu (28/2/2024).
-
Kenapa SBY memberi lukisan kepada Prabowo? "Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan," imbuh SBY.
Kivlan menegaskan, orang luar tak perlu meragukan Demokrat dalam koalisi Adil Makmur. Dia menyebut, tuduhan jenderal bintang dua itu terhadap SBY sangat salah.
"Yang bersangkutan orang luar kan tidak tahu intern Partai Demokrat jadi statement itu sangat tendensius dan salah besar," ucap Syarief.
Terpisah, Kepala Divisi Advokasi DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahean menyebut, tudingan yang dilempar Kivlan sangat berlebihan. Menurutnya, selama ini SBY selalu berjuang keras memenangkan Prabowo. Justru, kata Ferdinand, Prabowo yang tidak menjalankan arahan SBY.
"Pak SBY begitu keras berjuang untuk memenangkan Prabowo-Sandi tetapi justru pak Prabowo yang banyak tidak melakukan arahan dan masukan dari Pak SBY," kata Ferdinand.
Dia memandang bahwa Kivlan terkesan mencari-cari musuh baru. Menurutnya, SBY sudah berjuang keras dan tak ada niat mencegah Prabowo menang di Pilpres 2019.
"Justru Pak Prabowo lebih banyak hal-hal yang banyak merugikan dirinya termasuk terakhir pak Prabowo menyerang pak SBY ya itu tidak baik," ungkap Ferdinand.
"Jadi saran saya mohon maaf kepada pak Kivlan tidak ingin menggurui tetapi sebaiknya pak Kivlan tidak usah terlelu banyak bicara yang tidak produktif yg justru tkontraproduktif terhadap pemenangan pak Prabowo," imbuhnya.
Sebelumnya, Kivlan Zen angkat bicara terkait ucapan Politikus Partai Demokrat Andi Arief. Dalam cuitan di Twitter, Andi Arief menyebut ada setan gundul yang memberi informasi sesat Prabowo menang pemilu presiden 62 persen.
Menurut mantan jenderal loyalis Prabowo itu, yang merupakan setan gundul adalah Andi Arief sendiri. "Yang setan gundul itu dia, Andi Arief setan gundul," kata Kivlan usai melakukan aksi di depan Kantor Bawaslu,Jakarta Pusat, Kamis (9/5).
Kivlan mempertanyakan sikap Demokrat dalam koalisi Prabowo. Dia menuding Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono tak ingin Prabowo jadi presiden. Pilpres 2014 pun, Kivlan menyebut SBY lebih memilih Jokowi daripada Prabowo.
Mantan jenderal bintang dua ini juga menyebut ada persaingan antara SBY dan Prabowo sejak dulu.
"Dia junior saya. Saya yang mendidik dia. Saya tahu dia," kata Kivlan.
(mdk/ded)