Dharma Pongrekun: Jadilah Pahlawan untuk Selamatkan Jakarta
Dharma menegaskan, Jakarta seperti Indonesia secara keseluruhan, saat ini menghadapi sejumlah tantangan yang dapat mengancam kesejahteraan rakyatnya.
Dharma Pongrekun, calon Gubernur DKI Jakarta dengan nomor urut 02, menekankan pentingnya untuk memahami dan memberikan makna lebih dalam pada Hari Pahlawan, bukan sekadar merayakan secara seremonial setiap tahunnya.
Ia berpendapat bahwa Hari Pahlawan seharusnya menjadi momen untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan kedaulatan, yang memungkinkan seluruh rakyat Indonesia hidup dalam kemerdekaan dan kedaulatan.
- Dharma-Kun Soroti PHK di Jakarta Tinggi: Hidup Penuh Kesulitan akan Kita Perjuangkan
- Dharma Pongrekun untuk Jakarta: Selamatkan Keluarga hingga Upayakan Persija Bisa Pakai JIS Gratis
- Dharma Pongrekun Klarifikasi Usai KTP Warga Dicatut Buat Dukungan Pilkada Jakarta
- Perjalanan Dharma Pongrekun di Pilkada Jakarta, Sempat Tak Lolos Verifikasi Kini Tersandung Dugaan Catut KTP Warga
"Pahlawan adalah mereka yang telah memberikan kedaulatan bagi bangsa ini. Tanpa adanya kedaulatan, kita tidak akan pernah merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya," ujar Dharma dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/11).
Selain itu, Dharma juga menyoroti bahwa Jakarta, seperti halnya Indonesia, sedang menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam kedaulatan serta kesejahteraan masyarakatnya.
"Saat ini, Indonesia dalam kondisi yang tidak baik, dan Jakarta pun mengalami hal yang sama. Oleh karena itu, penting untuk menyatukan hati dan jiwa masyarakat demi menyelamatkan bangsa, dimulai dari ibu kota Jakarta," jelasnya.
Dalam upaya nyata, Dharma mengusulkan konsep Sistem Ekonomi Adil yang ia sebut sebagai Getuk Tular Adab, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat Jakarta, termasuk produsen, konsumen, dan perusahaan lokal.
Usulan ini dianggap krusial karena banyaknya barang impor yang masuk ke pasar telah berdampak negatif pada produsen lokal, sehingga meningkatkan angka pengangguran.
"Jakarta memiliki filosofi rumah adat yang terbuka tanpa pagar, artinya siapa pun boleh datang, tetapi harus menghormati norma dan adab yang ada. Jangan sampai adab kami dirusak," tegasnya.
Bagi Dharma, menjaga keseimbangan dan kebersamaan merupakan esensi dari perjuangan kepahlawanan yang diwariskan oleh para pahlawan sebelumnya. Ia mengajak masyarakat untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai lokal di tengah gempuran globalisasi dan budaya asing yang semakin kuat.
Menurut Dharma, menjadi pahlawan tidak hanya terbatas pada pertempuran fisik, tetapi juga mencakup setiap tindakan yang dapat melindungi bangsa dari ancaman kehancuran.
"Sejarah pahlawan itu ada di batin kita masing-masing. Selama kita setia kepada bangsa ini dan tidak mengkhianatinya demi kepentingan asing, kita adalah pahlawan," tegasnya.
Dharma juga mengajak semua generasi, termasuk pemuda, untuk aktif berperan sebagai pahlawan di lingkungan mereka masing-masing. "Untuk menyelamatkan Jakarta, kita harus menjadi pahlawan. Jika kita tidak berperan sebagai pahlawan, tantangan yang ada tidak akan bisa kita selesaikan," jelas Dharma dengan penuh semangat.