Dijagokan kader Golkar jadi cawapres, Airlangga tunggu ditunjuk Jokowi
Dijagokan kader Golkar jadi cawapres, Airlangga tunggu ditunjuk Jokowi. Deklarasi dukungan Airlangga sebagai cawapres Jokowi dilakukan ketika Orientasi Fungsionaris Partai Golkar Provinsi Bali diwakili tiap Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) se-kabupaten/kota seluruh Bali.
Pengurus Partai Golkar Provinsi Bali mendeklarasikan Airlangga Hartarto sebagai Calon Wakil Presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019. Dukungan itu disambut baik ketua umum Partai Golkar tersebut. Dirinya mengaku masih menunggu keputusan Presiden Jokowi.
Menurut Airlangga, sikap itu diambil lantaran dalam partai koalisi pendukung telah sepakat keputusan pendamping diserahkan sepenuhnya pada Jokowi. "Setiap partai pengusung memiliki gagasan dan calon wakil presiden masing-masih sehingga keputusan pendamping sepenuhnya ada di Presiden Jokowi, namun kita mendorong adanya mekanisme yang jelas dan transparan," kata Airlangga di Bali, Rabu (20/6). Seperti diberitakan Antara.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
Deklarasi dukungan Airlangga sebagai cawapres Jokowi dilakukan ketika Orientasi Fungsionaris Partai Golkar Provinsi Bali diwakili tiap Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) se-kabupaten/kota seluruh Bali. Ketua DPD Partai Golkar Bali, Ketut Sudikerta, mengaku sosok Airlangga dianggap layak lantaran diyakini bisa membawa Indonesia menjadi lebih maju.
"Kami jajaran pengurus Partai Golkar Provinsi Bali mendukung sepenuhnya Airlangga Hartarto sebagai Calon Wakil Presiden pendamping Jokowi dan memenangkan Pemilu 2019," tegas Sudikerta.
Demi mewujudkan keinginan kader, Airlangga mengaku tengah fokus Pilkada serentak 2018. Terutama untuk meraih kemenangan di Pulau Dewata. Sebab, peluang kemenangan Pilkada di Bali sangat penting untuk bisa menaikkan elektabilitas dan perolehan suara pada Pemilu 2019.
"Untuk bisa mewujudkan itu (cawapres) maka pasangan Calon Gubernur Bali Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra dan Ketut Sudikerta atau yang dikenal Mantra-Kerta harus menang di Bali," ungkapnya.
Baca juga:
Menimbang Cawapres ideal buat Jokowi, dari profesional atau parpol?
Surya Paloh: Cawapres Jokowi harus punya karakter negarawan
Buka puasa bersama, Jokowi dan Megawati bahas Cawapres di Batu Tulis
Ulama dan ekonom bisa jadi pemimpin alternatif di Pilpres 2019
'JK sudah bukan faktor utama bagi Jokowi meraih suara di Indonesia timur'
Airlangga sebut partai koalisi serahkan ke Jokowi soal Cawapres
Koalisi Jokowi sepakat tak bahas Cawapres sampai Pilkada selesai