Dipecat, Pasek yakin hukum karma akan landa Demokrat
Pasek juga menyindir kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai melakukan KKN.
Anggota Komisi IX Gede Pasek Suardika masih bingung dengan alasan pemecatan dirinya oleh Partai Demokrat. Sebab, dia merasa tak pernah melakukan korupsi dan melanggar pakta integritas yang dimiliki partainya.
Pasek menyindir para koleganya Sutan Bhatoegana dan Syarief Hasan yang namanya tersangkut sejumlah kasus korupsi.
"Saya tidak terlibat dalam kasus SKK Migas, dan saya tidak terlibat di kasus Kemenkop dan UKM videotron," kata Pasek yang juga Fungsionaris Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) ini di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (17/1).
Tak hanya itu, Pasek juga menyindir kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dinilai melakukan KKN. Diketahui, sejumlah nama caleg Demokrat di pemilu legislatif adalah kerabat SBY.
"Saya tidak berkolusi dan korupsi. Soal nepotisme, saya tidak maju lagi jadi caleg, soalnya istri saya nyaleg di DPR. Saya juga tidak bergaul di frekuensi kasus korupsi. Pokoknya KKN saya enggak," tegas dia.
Bukan hanya itu saja, Pasek juga yakin bahwa hukum karma akan berlaku bagi SBY, Syarief Hasan dan keluarganya. Dengan nada menyindir, dia menyebut, Anas Urbaningrum dituduh korupsi sehingga membuat keluarganya menderita.
"Saya percaya hukum karma, siapa yang suka nyakiti orang, dia akan tersakiti juga. Ketika orang nuduh korupsi dan membuat keluarganya menderita, maka orang itu akan terkena. Sekarang sudah terlihat tanda-tandanya dan sudah mulai disebut nama-namanya," sindir dia.
Anak bungsu SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) selalu dikaitkan dan disebut-sebut terlibat juga dalam kasus korupsi Hambalang. Begitu juga anak Syarief Hasan, Rivan sebagai pemilik PT yang memenangkan tender proyek pengadaan Videotron di kementerian yang Syarief pimpin, diduga ada permainan dengan total kerugian negara Rp 17 miliar.