Dua alasan Gerindra tak mungkin berkoalisi dengan PDIP
Waketum Gerindra Ferry Julianto mengatakan bahwa kemungkinannya kecil jika partainya berkoalisi dengan PDIP. Mayoritas kader pun akan menolak.
Partai Gerindra enggan berkoalisi dengan PDIP dalam Pilpres 2019. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengatakan, meski memiliki platform yang sama, partai besutan Prabowo Subianto ini berbeda dalam tataran praktik dengan PDIP. Contohnya persoalan ekonomi kerakyatan.
"Meskipun memiliki kesamaan platform dengan orang PDIP tapi Gerindra memiliki perbedaan yang mencolok dalam hal praktis," kata Ferry lewat pesan kepada merdeka.com, Senin (9/4).
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
"Ekonomi kerakyatan yang diusung Prabowo Subianto saya rasa menjadi penghalang bertemunya kemungkinan koalisi diantara dua partai (Gerindra - PDIP)," tambahnya.
Alasan lain yakni adanya kesepakatan dengan partai sekutu Gerindra yaitu PKS. Dalam strategi politik, bergabung dengan PDIP bisa menimbulkan kecemburuan. Termasuk dengan rekan koalisi Gerindra di beberapa daerah yakni Partai Amanat Nasional (PAN).
"Selain itu soal ini kan juga memiliki pengaruh teman teman koalisi awal kita seperti PKS dan PAN," ujar Ferry.
Indikasi sinyal koalisi Gerindra dan PDIP ini mencuat saat Prabowo berencana akan memenuhi permintaan pertemuan putri Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yakni Puan Maharani. Sebelumnya, Ferry juga mengatakan bahwa kemungkinannya kecil jika partainya berkoalisi dengan PDIP. Mayoritas kader pun akan menolak.
"Menurut pandangan saya agak sulit partai Gerindra berkoalisi dengan PDIP karena sebagian besar internal partai pasti menolak," kata Ferry.
Ferry membantah bahwa ini merupakan strategi politik Prabowo. Sebab, pemicu pertemuan ini bermula dari keprihatinan keras Prabowo terhadap kondisi bangsa.
"Pertemuan Puan dengan pak Prabowo kan di awali dari respons terhadap kritik keras yang disampaikan Prabowo terhadap kondisi bangsa saat ini," ucapnya.
Baca juga:
Hengkang dari Gerindra, La Nyalla dikabarkan berlabuh ke PBB
Fadli Zon: Bagi Gerindra, 2019 harus ganti presiden
Gerindra pastikan Jokowi tak lawan kotak kosong di Pilpres 2019
Fadli Zon: 11 April deklarasi Gerindra untuk Prabowo capres
Gerindra sebut sebagian besar internal menolak koalisi dengan PDIP
Gerinda merasa dirugikan atas serangan hoaks terhadap Prabowo