Efek Kaesang Jadi Ketum Bikin Elektabilitas PSI Meningkat
Kaesang juga berhasil mempereratkan hubungan PSI dengan relawan Jokowi.
Kaesang telah membawa semangat optimis di internalnya.
Efek Kaesang Jadi Ketum Bikin Elektabilitas PSI Meningkat
Elektabilitas PSI meningkat pesat dalam sejumlah survei. Pengamat Politik Citra Institute Efriza mengatakan, salah satu kenaikan elektabilitas itu disebabkan oleh figur Kaesang Pangarep yang menjabat sebagai ketua umum.
- Survei Terbaru Litbang Kompas: Efek Jokowi Angkat Elektabilitas Prabowo-Gibran, Jatuhkan Ganjar-Mahfud
- Elektabilitas PSI Naik, Kaesang Dinilai Berhasil Buat Gerakan di Partai
- Tak Hanya Relawan Jokowi, Kaesang Ungkap PSI Terbuka untuk Masyarakat
- Ajak Relawan Jokowi Bergabung, Kaesang Ingin PSI Menjadi Rumah Perjuangan
"PSI sebelum dipegang oleh Kaesang terjun bebas dari persentase perolehan suara 1,89%, menjadi elektabilitas menuju Pemilu 2024 ini di bawah 1%," kata Efriza, Senin (13/11).
"Sedangkan pasca-Kaesang menjadi Ketua Umum, perolehan elektabilitasnya naik signifikan mencapai 2,3%, ini adalah capaian luar biasa hanya sekitar kurang lebih 2 bulan," sambungnya.
Menurutnya, jika konsisten kerja keras meningkatkan elektabilitas, maka PSI memungkinkan lolos ambang batas parlemen dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan lagi menuju Pemilu 2024.
Efriza melanjutkan, faktor lain yang mempengaruhi naiknya elektabilitas PSI karena merebut kembali simpatik masyarakat dan anak muda. Sebab, partai ini merubah strategi politiknya dengan menghargai partai-partai politik lain tanpa mencela.
"Ini dibuktikan dengan kader-kadernya yang sekarang fokus kerja tak lagi bergesekan maupun melakukan komunikasi politik menjelekkan partai-partai lain maupun mencela calon kandidat presiden lain. Ini tentu gairah baru dengan strategi baru yang tepat dari Kaesang," tuturnya.
Efriza melanjutkan, Kaesang telah membawa semangat optimis di internalnya. Sedangkan di era Giring sebelumnya fokus internal PSI tak punya arah jelas.
Ketiga, Kaesang juga berhasil mempereratkan hubungan PSI dengan relawan Jokowi. Kader-kader PSI pun menyambut baik sinergi ini.
"Sebab mereka sama-sama orang-orang yang loyal dan dapat dianggap mengkultuskan Jokowi, sehingga faktor Kaesang dan Jokowi mempererat dari simpul relawan Jokowi dan kader-kader PSI," ucapnya.
Berikutnya, PSI juga sudah meraih simpatik masyarakat, utamanya anak muda, generasi Z yang merasakan ada hal menggairahkan melihat gaya baru anak muda memimpin. Juga komunikasi politik dari seorang ketua umum, strategi politik, maupun aktivitas dari Kaesang dalam kegiatan yang identik anak muda seperti di sepakbola.
"Jadi PSI tak sekadar faktor Kaesang, meski begitu presentase Kaesang bersama Jokowi masih amat besar tak bisa dimungkiri. Akan tetapi upaya membangun pemasaran politik PSI yang baru, juga berhasil dijalankan oleh institusi ini," katanya.
Efriza melanjutkan, Kaesang meruntuhkan kekakuan dari gaya jadul ketua umum dengan gaya anak muda yang penuh keceriaan. Serta tak perlu terlalu jaga citra atas jabatan yang dipunyainya.
Kedua, Kaesang berhasil beberapa kali menjadi trendsetter bagi Generasi Z, dengan gayanya yang santai, ekspresi dalam berfoto yang jenaka, maupun menggunakan pemilihan kata-kata yang menarik sebagai identik anak muda.
"Seperti ia ingin politik itu riang gembira, sebagai ciri khas anak muda," ucapnya.
Tak hanya itu, Kaesang dalam hal bisnis sebagai tokoh muda juga berpengaruh yang masuk dalam 40 tokoh dirilis versi Fortune 2023 dari sektor bisnis. Kaesang masuk urutan ke-23 dalam kategori pengusaha dan investor.
"Menariknya ia di atas Nagita Slavina di urutan ke-34 artis dan founder RANS entertainment. Kaesang dianggap anak muda berkontribusi, memberikan dampak positif bagi masyarakat, tentu saja ini menjadi gairah baru bagi Generasi Z, untuk optimis sebagai pejuang bisnis meski di usia muda," pungkas Efriza.
Survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada tanggal 31 Oktober hingga 3 November 2023 menunjukkan elektabilitas partai politik masih dinamis. Menariknya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berhasil keluar dari zona 1 persen.
Elektabilitas PDI Perjuangan masih unggul dengan perolehan 19,5 persen. Kemudian disusul oleh Gerindra dengan 18,7 persen.
Sementara itu, Golkar di posisi ketiga dengan elektabilitas 12,1 persen. NasDem 5,7 persen, PKS 5,6 persen, PAN 4,1 persen, Demokrat berhasil mengantongi 4 persen. Dan PPP hanya mengantongi 3,1 persen.
Menarik dari Survei SMRC kali ini adalah PSI mendapatkan 2,3 persen. Perolehan PSI lebih unggul dari Perindo dengan 1,6 persen hingga partai Ummat yang mampu menduduki posisi 12 dengan 1,3 persen suara.
Sementara, Berdasarkan Survei Populi Center, elektabilitas PSI terus meningkat bahkan mengungguli Perindo.
Dalam survei itu, responden diberi pertanyaan 'jika pemilu legislatif diadakan hari ini RI, partai mana yang akan Anda pilih?'.
Hasilnya, elektabilitas PDIP masih teratas dengan angka 18,1%. Sementara itu di posisi kedua Gerindra 15,2%, Golkar 10,7% PKB 9,1% PKS 6,4%, PAN 5,4%, NasDem 4,8%, Demokrat 4,8% dan PPP 3,6%.
Di antara partai debutan dan non-parlemen, PSI memimpin sekaligus paling berpotensi menembus ambang batas parlemen dengan elektabilitas 2,6%.