Elektabilitas PSI Naik, Kaesang Dinilai Berhasil Buat Gerakan di Partai
Renggangnya hubungan Jokowi dan PDIP juga bisa mempertegas posisi pendukung Jokowi di luar PDIP.
Renggangnya hubungan Jokowi dan PDIP juga bisa mempertegas posisi pendukung Jokowi di luar PDIP.
Elektabilitas PSI Naik, Kaesang Dinilai Berhasil Buat Gerakan di Partai
Peneliti lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad mengungkap sejumlah faktor yang menyebabkan elektabilitas PSI meningkat dalam sejumlah survei. Menurutnya, gerakan PSI sudah mulai terlihat setelah Kaesang Pangarep menjabat ketua umum.
"Di survei Indikator masih 0,9, tapi di Populi sudah 2,3 persen. Kalau ada peningkatan, saya kira cukup wajar. Pertama, walaupun belum maksimal, tapi gerakan PSI sudah mulai terlihat paska kepemimpinan baru Kaesang Pangarep" kata Saidiman saat dihubungi wartawan, Selasa (14/11).
Selain itu, sosialisasi PSI melalui kampanye luar ruang juga terus bergerak. Menurutnya, atribut luar ruang PSI sudah terlihat sekitar 7 persen, sedangkan di televisi 11,2 persen."Menurut survei Indikator, sosialisasi PSI melalui atribut luar ruang sudah terlihat sekitar 7 persen sementara di televisi sudah 11,2 persen. Artinya, partai ini mulai bergerak, walaupun belum semassif partai-partai besar," tuturnya.
Selain itu, Saidiman melanjutkan, renggangnya hubungan Jokowi dan PDI Perjuangan juga bisa mempertegas posisi pendukung Jokowi di luar PDIP. Menurutnya, pendukung Jokowi di luar PDIP menjadi ceruk yang cukup besar bagi partai seperti PSI untuk mendulang suara.
"Syaratnya adalah pergerakan sosialisasi yang massif dari mesin partai itu sendiri," pungkas Saidiman.
Survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada tanggal 31 Oktober hingga 3 November 2023 menunjukkan elektabilitas partai politik masih dinamis. Menariknya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) berhasil keluar dari zona 1 persen.
Dalam survei yang dilakukan memuli hubungan telepon, SMRC memperlihatkan elektabilitas PDI Perjuangan masih unggul dengan perolehan 19,5 persen. Kemudian disusul oleh Gerindra dengan 18,7 persen.
Untuk Partai Hanura mendapatkan 0,8 persen, PBB 0,4 persen, Partai Gelora Indonesia 0,4 persen dan Partai Garuda 0,2 persen.
Survei SMRC tersebut dilakukan melalui wawancara telepon yang disodorkan pertanyaan-pertanyaan elektabilitas partai pada kelompok pemilih kritis. Survei dilakukan pada tanggal 31 Oktober sampai 3 November 2023.
Dengan sampel 1201 responden, margin of error survei diperkirakan +/-2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.
Sementara, Berdasarkan Survei Populi Center, elektabilitas PSI terus meningkat bahkan mengungguli Perindo.
Dalam survei itu, responden diberi pertanyaan 'jika pemilu legislatif diadakan hari ini RI, partai mana yang akan Anda pilih?'.
Hasilnya, elektabilitas PDIP masih teratas dengan angka 18,1%. Sementara itu di posisi kedua Gerindra 15,2%, Golkar 10,7% PKB 9,1% PKS 6,4%, PAN 5,4%, NasDem 4,8%, Demokrat 4,8% dan PPP 3,6%.
Di antara partai debutan dan non-parlemen, PSI memimpin sekaligus paling berpotensi menembus ambang batas parlemen dengan elektabilitas 2,6%.
Perindo yang berada di posisi berikutnya hanya memiliki elektabilitas 1,6 persen.
Sedangkan tujuh peserta pemilu lainnya, yakni Partai Hanura, Partai Ummat, PBB, Partai Garuda, PKN, Partai Gelora, dan Partai Buruh, sama-sama memiliki elektabilitas di bawah 1%.
Survei dilakukan pada 29 Oktober-5 November 2023 terhadap 1.200 responden. Survei dilakukan melalui tatap muka dengan aplikasi Populi Center.
Pemilihan sampel dilakukan melalui metode multistage random sampling. Margin of error ±2,83% dengan tingkat kepercayaan 95%.