Elektabilitas Jokowi turun 1,2%, Prabowo 0,2% usai deklarasi Cawapres
Menurut Rudi, hasil survei tersebut menurun ketimbang survei Jokowi dan Prabowo sebelum deklarasikan sosok wakilnya. Munculnya nama wakil, dinilai Rudi sebagai penyebab utama turunnya elektabilitas keduanya.
Tiga minggu setelah didaftarkan ke KPU, elektabilitas pasangan bakal capres dan cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul jauh dari pesaingnya, Prabowo-Sandiaga. Hal itu tertuang dalam hasil survei terbaru yang dilakukan Surveyor Y-Publica.
"Hasil survei kami mencatat, pasangan Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin mendulang persentase 52,7 persen, ketimbang Prabowo-Sandiaga yakni 28,6 persen. Namun yang mengatakan tidak tahu atau belum menjawab, masih cukup tinggi sebesar 18,7 persen," kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono saat jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (3/9).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Menurut Rudi, hasil survei tersebut menurun ketimbang survei Jokowi dan Prabowo sebelum deklarasikan sosok wakilnya. Munculnya nama wakil, dinilai Rudi sebagai penyebab utama turunnya elektabilitas keduanya.
"Jadi jika Pak Jokowi saja, itu 53,9 persen, dan Pak Prabowo saja 28,8 persen. Menurunnya angka ini karena publik merasa wakil dipilih, dirasa kurang cocok," jelas Rudi.
Jika dihitung, penurunan elektabilitas Jokowi sebesar 1,2 persen. Sementara Prabowo alami penurunan 0,2 persen.
Kekecewaan publik, lanjut Rudi, dihasilkan dari nama kedua sosok pendamping tersebut tidak pernah dimunculkan dalam bayangan atau tidak terprediksikan sebelumnya. Nama-nama santer seperti Mahfud MD, Anies Baswedan, dan Agus Yudhoyono.
"Jadi Cawapres mendegradasi, karena kedua nama itu tidak pernah masuk bursa, karena keduanya tak pernah diharapkan sebelumnya oleh publik. Publik merasa pilihan itu tidak ideal makanya hasilnya turun usai mereka dipasangkan," beber Rudi.
Sebagai informasi, survei menjangkau 1200 koresponden di seluruh Indonesia. Menggunakan metode multistage random sampling, dengan wawancara tatap muka. Survei ini memiliki margin of error 2,98 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dan dilakukan selama 13-23 Agustus 2018.
Baca juga:
Sandi dituding kampanye di kampus, Zulkili minta pengkritik jangan sirik
Kiai Ma'ruf tanya Jokowi: Kalau jadi Wapres harus ganti celana?
Jokowi ingatkan batasan, PKS tegaskan #2019GantiPresiden sesuai UU
Beredar uang dari ATM bertuliskan 'Prabowo Satria Piningit'
Ditemani Cak Imin, Ma'ruf Amin blusukan 2 hari ke pesantren di Jatim
Ogah jadi timses Jokowi maupun Prabowo, Mahfud MD pilih capres pro Pancasila & NKRI
Demo minta Jokowi mundur dari Presiden, emak-emak ini ajak pilih Prabowo