Elektabilitas Partai-Partai KIB Turun, Ini Tiga Faktor Penyebabnya
Penurunan itu dinilai karena beberapa faktor. Salah satunya KIB belum juga mendeklarasikan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan didukung pada Pilpres 2024.
Survei Litbang Kompas memperlihatkan partai-partai Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yaitu Golkar, PPP dan PAN mengalami penurunan elektabilitas. Golkar terlempar dari tiga besar dengan elektabilitas 7,9 persen. Sementara, PAN menurun menjadi 3,1 persen, dan PPP 1,7 persen.
Penurunan itu dinilai karena beberapa faktor. Salah satunya KIB belum juga mendeklarasikan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan didukung pada Pilpres 2024. Sehingga partai-partai di KIB tidak mendapatkan efek ekor jas.
-
Apa yang dikatakan Sekjen Golkar tentang arah koalisi di Pilpres 2024? Sekjen Golkar menambahkan, di akhir pertemuan, Airlangga memakaikan jaket kuning loreng kepada seluruh ketua dewan. Jaket kuning loreng ini juga yang dikenakan seluruh Ketua DPD Tingkat I Partai Golkar saat bertemu Airlangga di Bali.
-
Siapa saja yang mendukung Airlangga Hartarto terkait penentuan koalisi di Pilpres 2024? Para ketua dewan, Pak Ical (Ketua Dewan Pembina), Pak Agung (Ketua Dewan Pakar), dan Pak Akbar Tandjung (Ketua Dewan Kehormatan), Wakil Ketua DPR RI menambahkan, selain menolak munaslub dan menyatakan dukungan pada kepemimpinan Airlangga, para ketua dewan juga menyampaikan dukungan penuh pada Ketum Golkar terkait sikap dan strategi partai berlambang pohon beringin di Pilpres 2024. Termasuk penentuan koalisi dan nama calon presiden dan calon wakil presiden.
-
Kapan Pilgub Jakarta 2024 akan digelar? NasDem akan mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024. Bahkan, Anies dianggap menjadi tokoh prioritas untuk diusung pada Pilkada yang digelar November mendatang.
-
Kapan masyarakat Indonesia akan mencoblos dalam Pemilu 2024? Pada 14 Februari mendatang, masyarakat Indonesia akan menentukan pilihannya di TPS untuk Pemilu 2024.
-
Kenapa Panwaslu Pilkada 2024 penting? Dengan adanya Panwaslu, diharapkan setiap potensi kecurangan atau pelanggaran dapat dideteksi dan ditindaklanjuti dengan cepat, sehingga hasil Pilkada dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak.
-
Apa yang dilakukan Partai Golkar dalam Pilpres 2024? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Dia menyebut, Partai Golkar telah bekerja keras.
"Pertama tentu sampai hari ini KIB belum menentukan siapa figur untuk dapat layak dicalonkan capres atau cawapres. Apa implikasinya? implikasinya adalah terhadap coat-tail effect. Ini tidak bisa didapatkan oleh KIB karena notabenenya mereka belum punya calon," jelas Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa, Jumat (28/10).
Faktor berikutnya adalah kemiripan ceruk elektoral. Ketiga anggota KIB memiliki ceruk suara sama yaitu pendukung pemerintah.
"Kedua ceruk elektoral dari ketiga parpol ini hampir mirip di segmen masyarakat pendukung pemerintah. Namun di sisi lain, mereka harus mengerti ceruk elektoral itu tidak hanya kelompok masyarakat atau segmen masyarakat yang pro pemerintah. Ada segmen masyarakat yang justru kontra dengan pemerintah," ujarnya.
Sementara, Golkar, PAN dan PPP belum berupaya maksimal menggarap ceruk suara pihak kontra pemerintah. "Dan sampai saat ini, ketiga parpol ini belum ada upaya untuk mencoba menarik ceruk ini ke dalam elektabilitas mereka," jelas Herry.
KIB juga belum tampak terobosan dan inovasi yang mampu menarik perhatian publik. "Ketiga sampai hari ini, menurut saya, tidak ada gebrakan atau inovasi tertentu yang membuat publik tertarik atau simpati untuk memilih salah satu misalnya di antara mereka terbagi secara proporsional terdistribusi suara atau ceruk elektoral itu," jelasnya.
Menurut Herry, KIB harus mampu mengatasi tiga persoalan tersebut jika ingin membalikkan keadaan.
Bagi pengamat politik Universitas Diponegoro, Teguh Yuwono menilai penurunan elektabilitas partai KIB ini karena ada pergeseran dari parpol ke tokoh.
"Hasil survei hari ini sangat didominasi oleh faktor figur tokoh, bukan parpol atau koalisi. Akibatnya pertarungan capres yang ramai hanya tiga, Ganjar Anies dan Prabowo Artinya the power of figur lebih gede daripada parpol," ujar Teguh.
Selain itu perkembangan media Dan media sosial membuat adanya figur lebih penting dari Parpol. "Ini efek dari perkembangan media sosial, media komunitas yang memang sekarang lebih memperjuangkan figur dalam gelanggang, soal parpol cuma jadi tiket. Koalisi ini entag KIB atau lain menjadi bergeser denga kekuatan figur," jelas Teguh.
Hasil survei litbang kompas menunjukkan elektabilitas partai-partai anggota KIB relatif turun. Golkar mendapatkan 7,9 persen suara. Turun dari 10,3 persen pada Juni 2022 lalu.
Sementara, PAN dan PPP menempati posisi terbawah. PAN mengantongi suara 3,1 persen, PPP berada di posisi paling buncit, yakni 1,7 persen.
(mdk/ray)