Elektabilitas Unggul, Prabowo-Gibran Dinilai Punya Rekam Jejak Positif
Sementara, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (16,7 persen) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (15,3 persen).
Jelang debat capres perdana, elektabilitas Prabowo-Gibran ungguli dua kandidat paslon lainnya
Elektabilitas Unggul, Prabowo-Gibran Dinilai Punya Rekam Jejak Positif
Berdasarkan hasil jajak pendapat Litbang Kompas pada 29 November-4 Desember 2023 menunjukkan bahwa pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, memiliki elektabilitas tertinggi.
Prabowo-Gibran unggul cukup jauh dibandingkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Terkait hal tersebut, Ketua DPC Projo Muda Bekasi Agung Maulana menyatakan wajar jika jajaran pengurus Projo Muda Bekasi optimis Prabowo-Gibran bakal memenangkan Pemilu satu putaran.
"Pak Prabowo dan Gibran sama-sama memiliki jejak rekam kinerja yang positif, termasuk Gibran yang dinilai sukses sebagai Wali Kota Solo," ujar Agung didampingi Sekretaris DPC Projo Muda Bekasi M Andri Nurdiansyah, dalam keterangannya.
Agung menyatakan tampilnya Prabowo-Gibran merupakan pasangan ideal untuk memimpin bangsa. "Pasangan paling ideal dan tentunya menjadi idola kaum milenial," paparnya.
Sebagai informasi, DPC Projo Muda Bekasi melakukan prosesi pelantikan pengurus Projo Muda Bekasi. Pelantikan dihadiri Ketua Umum DPP Projo Muda, Yudi Ariesta Chandra bersama Wakil Ketua Leecarlo Millano. Agung menegaskan seluruh pengurus Projo Muda Bekasi akan langsung bergerak demi memenangkan pasangan Prabowo-Gibran.
"Sasaran kami adalah anak-anak muda atau milenial yang notabene merupakan pemilih pemula, dan kami akan menebar citra positif Prabowo-Gibran," papar pemuda yang akrab disapa Agung Moreno ini.
Sekadar diketahui, hasil jajak pendapat Litbang Kompas pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 39,3 persen.
Sementara, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (16,7 persen) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD (15,3 persen).
Masih ada 28,7 persen responden yang belum menentukan pilihan atau merahasiakan pilihan mereka.
Adapun survei melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.