Eva Sundari bantah internal PDIP pecah gara-gara Jokowi
Suara internal PDIP terbelah ke Megawati dan Jokowi soal capres di Pilpres 2014.
Internal PDI Perjuangan ( PDIP ) sedang panas. Sejumlah kader mendukung Joko Widodo ( Jokowi ) diusung sebagai capres di Pilpres 2014. Namun elite PDIP lainnya tidak sepakat dengan ide itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dirasa masih pantas diusung sebagai capres pada bulan Juli nanti.
Wakil Ketua Fraksi DPR PDIP Eva Kusuma Sundari membantah jika terjadi perpecahan diinternal akibat dukungan yang terpecah ke Jokowi dan Megawati. Menurut dia, perbedaan tersebut dirasa wajar karena sebagai aspirasi kader internal.
"PDIP itu terikat putusan bahwa pencapresan ditentukan ketum, tapi sembari menunggu ketum, maka dari internal PDIP juga berkembang berbagai aspirasi baik murni dari kader maupun sebagai respons usulan dari luar PDIP ," ujar Eva dalam pesan singkat, Senin (10/2).
Termasuk soal usulan nama-nama yang sejauh ini beredar dan dipasangkan dengan kader PDIP ataupun dari luar PDIP , menurut dia, opsi itu akan terealisasi setelah hasil pemilu legislatif.
"Semua sah sebagai usulan tetapi tentu sesuai aturan maka putusan akhir di ketum. Saya pikir usulan-usulan tersebut baik karena akan bisa jadi input ketum untuk memutuskan opsi terbaik bagi PDIP dan bangsa.
Terkait adanya gerakan pendukung Pro Jokowi yang dibentuk justru dari kader internal PDIP , dia menambahkan, hal ini membuktikan bahwa banyak yang ingin kader PDIP maju sebagai capres karena kompetensinya. "PDIP justru bangga, kader-kader PDIP diinginkan publik untuk posisi tertinggi. Ini membuktikan kaderisasi berjalan dalam kepemimpinan Ketum yang kuat. PDIP membuktikan diri sukses mensuplai para pemimpin RI," tegas dia.
Sekali lagi dia menegaskan, tidak ada perpecahan dalam internal PDIP , meskipun ada yang ingin Megawati atau Jokowi maju sebagai capres. "Isu (internal pecah), karena semua paham (soal capres) terserah ketum," pungkasnya.
Diketahui, sejumlah elite seperti Bendum PDIP Olly Dondokambey dan Ketua DPP Bidang Hukum Trimedya Panjaitan masih mendukung untuk Mega maju. Alasannya, Mega punya pengalaman tak diragukan lagi jika maju sebagai capres.
Namun arus bawah berkata lain, sejumlah kader malah mendukung Jokowi sebagai capres di Pilpres 2014. Bahkan mereka membentuk gerakan PDIP Projo yakni PDIP yang pro Jokowi untuk diusung sebagai capres.
Baca juga:
Gara-gara Jokowi, PAN ngebet koalisi dengan PDIP
Survei: Warga Jakarta lebih pilih Mega nyapres ketimbang Jokowi
LSI: Tanpa Jokowi, PDIP akan menang pemilu
PDIP sebut ada Mega dan Jokowi, tapi keputusan setelah Pileg
Elite PDIP diminta tak risau jika publik ingin Jokowi nyapres
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Apa usulan PKS untuk Presiden Jokowi terkait capres 2024? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.