Formappi Ungkap Kerugian Besar Gerindra Jika Gabung Pemerintah
Menurutnya, hampir semua lawan politik kini mendukung pemerintahan Jokowi. Bila hal itu terjadi, katanya, maka tidak menutup kemungkinan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ke depan yang biasanya mengawasi pemerintah tidak lagi berjiwa kritis.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Negara, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu. Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), menyayangkan bila ujung pertemuan itu adalah Gerinda tak lagi di barisan oposisi.
Direktur Eksekutif Formappi, Made Leo Wiratma, menilai suatu kerugian jika Gerindra memutuskan bergabung ke pemerintahan Jokowi. Menurutnya, posisi Gerindra saat itu sudah tepat sebagai penyeimbang pemerintah
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa yang mengusulkan Jokowi sebagai pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Kenapa Prabowo Subianto dan Jenderal Dudung menggandeng tangan Jenderal Tri Sutrisno? Momen ini terjadi ketika ketiga jenderal tersebut sedang berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan atau tempat digelarnya gala dinner seusai mengikuti rangkaian parade senja atau penurunan upacara bendera merah putih.
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Kapan pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden? Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 pada 20 Oktober mendatang.
"Kalau Gerindra masuk ke pemerintahan itu merupakan kerugian besar buat Gerindra. Karena mereka sudah berjuang menjadi rivalitas kalau akan menjadi oposisi, besar sekali harapan rakyat menjadi penyuara rakyat agar pemerintah tidak semena-mena," katanya di Kantor Formappi, Jakarta Timur, Senin (14/10).
Menurutnya, hampir semua lawan politik kini mendukung pemerintahan Jokowi. Bila hal itu terjadi, katanya, maka tidak menutup kemungkinan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ke depan yang biasanya mengawasi pemerintah tidak lagi berjiwa kritis.
"Bagaimana mereka bisa kuat kalau sudah memposisikan diri hampir semuanya menjadi pendukung koalisi pemerintah. Saya sangat khawatir kalau sudah demikian daya kritis mereka akan berkurang, karena semuanya sudah dibicarakan ya, kembali saya khawatir akan kembali ke zaman orde baru. Di mana DPR hanya jadi lembaga stampel yang memberi cap apa yang dimaui oleh Presiden," tegasnya.
Oleh karena itu, dia berharap isu Gerindra bergabung ke koalisi hanyalah isu belaka. Sehingga, keberadaan oposisi membuat kerja pemerintah lebih berjalan seimbang.
"Ini yang menjadi kekhawatiran kita, di mana DPR sebagai lembaga, dan mudah mudahan isu Gerindra akan merapat ke pemerintah itu hanya isu, sehingga memang ada satu oposisi yang bisa bersuara bukan hanya asal berbeda tapi memberikan satu perimbangan yang memberikan daya kritis pada kebijakan pemerintah," pungkasnya.
Baca juga:
Gelar Konfernas, Gerindra akan Tentukan Arah Politik 5 Tahun ke Depan
PDIP Dukung Jokowi Libatkan Gerindra Masuk Lingkaran Koalisi
Gerindra Tak Masalah Konsep Ekonomi Dipakai Jokowi Tapi Tak Dapat Posisi Menteri
Presiden PKS Bicara Manuver Prabowo, Oposisi dan Rekonsiliasi
Wacana Masuk Kabinet & Kritikan Tajam Prabowo ke Pemerintahan Jokowi Jilid I
Gerindra Disebut dapat Jatah Menteri, PKS Tidak Mau Iri dan Dengki
Karpet Merah Demokrat dan Gerindra