Gagasan Pramono-Rano soal Transportasi hingga Tata Kelola Sampah di Jakarta
Hal itu disampaikan Pramono dan Rano saat bicara di acara debat ketiga Pilkada Jakarta yang digelar di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (17/11).
Calon Gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung (Mas Pram) mengatakan, untuk mengurangi kemacetan dan polusi, hal paling utama adalah mengubah gaya hidup, cara hidup, sistem, dan lifestyle masyarakat dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
“Hal ini menjadi hal yang sangat penting sekali. Untuk itu kami akan membebaskan 15 golongan yang selama ini sudah mendapat kebebasan naik bus Transjakarta maka kami akan menggratiskan mereka naik MRT dan LRT,” kata Mas Pram saat bicara di acara debat ketiga Pilkada Jakarta yang digelar di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (17/11).
- Tema Debat Pamungkas Pilkada 2024 Jakarta, Digelar di Hotel Sultan
- Acungkan Salam 3 Jari, Eks Gubernur Jakarta Hadiri Dukungan Ulama dan Santri Jakarta untuk Pramono-Rano
- Jurus Pramono-Rano Atasi Kemacetan Jakarta, Bukan Paksa Warga Naik Transportasi umum
- Masalah Parkir dan Transportasi umum, Pramono Anung akan 'Berguru' ke Foke dan Bang Yos
Menurut Mas Pram, dengan melakukan hal di atas tadi maka masyarakat akan mengubah pola hidup dari sebelumnya mengendarai kendaraan pribadi menjadi mengendarai transportasi umum.
Kemudian bagi pekerja di Jakarta yang tinggal di Jabodetabek, Mas Pram berencana menyediakan area Ride and Park. Sehingga ada kepastian bagi pekerja yang akan berangkat kerja ke Jakarta dengan memperluas JakLingko. Sehingga orang yang datang dan pergi ke wilayah Jakarta dapat dengan mudah terkoneksi kendaraan umum yang sudah tersedia.
“Saya yakin itu akan mengurangi emisi terima kasih,” pungkas Mas Pram.
Tata Kelola Sampah
Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jakarta nomor urut 3, Rano Karno (Bang Doel), mengatakan, sebetulnya retribusi sampah tidak dibutuhkan jika tata kelola sampah sudah benar dan efisien.
Namun, kata Bang Doel, karena tata kelola sampah tidak efisien maka keluarlah peraturan retribusi sampah.
“Pemilahan sampah itu harus berangkat dari rumah tangga. Sehingga masalah sampah bisa selesai sampai 35% jika bisa dipilah dari rumah tangga,” kata Bang Doel saat bicara di acara debat ketiga Pilkada Jakarta yang digelar di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Minggu (17/11).
Menurut Bang Doel, bank sampah di negara maju, warga sudah bisa memilah sampah-sampah berdasarkan jenisnya.
“Misal sampah plastik justru bisa menghasilkan uang. kemasan plastik menjadi deposit. Peelu ada sistem pengaturan sampah sesuai jenis dari hulu sampai hilir,” kata Bang Doel.
Bang Doel mengatakan, sampah bisa dikelompokkan. Kemudian pengelolaan sampah dikakukan secara modern. Sampah diolah menjadi bahan bakar kemudian sampah bisa menjadi energi menjadi PLTA.
Intinya, kata Bang Doel, sampah bisa dijadikan produk yang bernilai tambah. Contohnya sampah bisa diconvert menjadi briket dan bisa jadi pengganti batu bara. Sehingga rendah emisi dan juga bisa jadi kerajinan dan manufaktur.
“Apabila sampah bisa dikelola dari rumah insyaallah retribusi sampah tidak dibutuhkan,” kata Bang Doel.
Bang Doel menyarankan pengelolaan sampah seperti contoh pengelolaan di wilayah perumahannya.
“Kami punya pusat pelatihan untuk pembuatan kompos dan kami punya bank sampah. Saya punya usaha restoran dan kami memilah sampah dari rumah sudah dipisah-pisah. Sampah karton dan plastiknya dipisahkan, lalu kirim ke bank sampah,” kata Bang Doel.
Bang Doel mengatakan, apa yang sudah diterapkan di pemukimannya tersebut bisa diimplementasikan dan menjadi pelatihan terciptanya satu ekosistem sampah.
“Saran saya nanti kami akan ciptakan ekosistem seperti ini di setiap perumahan agar sampah bisa menjadi rezeki bukan menjadi masalah,” pungkas Bang Doel.