Ganjar Harap Kuota Waktu Debat Diperbanyak, Ini Alasannya
Jika format debat diubah, maka perubahan itu pada segi kuota waktu bukan kuota pertanyaan.
Jika format debat diubah, maka perubahan itu pada segi kuota waktu bukan kuota pertanyaan.
Ganjar Harap Kuota Waktu Debat Diperbanyak, Ini Alasannya
Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo merespon soal sikap KPU yang tak merubah format debat capres, meski mendapat kritik dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurutnya, jika format debat diubah maka perubahan itu pada segi kuota waktu bukan kuota pertanyaan.
“Enggak sih (tidak berubah), KPU sudah mengatakan enggak merubah gitu ya. Kalau saya sih pinginnya umpama diubah, kemarin saya sudah minta diubahnya pakai kuota waktu, bukan kuota pertanyaan dan jawaban,” kata Ganjar, saat diwawancarai di Tegal, Jawa Tengah, Kamis (11/1).
Menurut Ganjar, kuota pertanyaan dengan dua kali bertanya dan mendapatkan jawaban satu kali kurang efektif dalam ajang debat publik.
“Menurut saya kasih waktu saja, debat hari ini katakan tiga menit maka tiga menit bisa bersahut-sahutan. Kemarin ketika Pak Prabowo tanya apa itu kan diperingatkan oleh host gitu waktu tanya ke saya. Pak Prabowo diam dulu, tapi buat saya enggak, silahkan saja wong saya seneng kok,” jelas dia.
Jika pola format debat memperbanyak kuota waktu komunikasi akan lebih menarik. Namun dia menegaskan akan tetap mengikuti aturan yang ditetapkan KPU.
“Sehingga betul-betul pola komunikasinya akan menarik dan debat, bukan tanya jawab. Kalau hari ini masih tanya jawab. Malah kalau diubah debat saja, kalau debat akan lebih menarik. Tapi KPU saya kira sudah mengambil sikap. Saya ikut aturannya saja deh,” imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkritik format debat calon presiden (capres) yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI).
Jokowi menyebut format debat capres-cawapres yang saat ini dipakai kurang menampilkan program para calon dan rentan serangan terhadap personal. Dia pun menyarankan KPU mengubah format debat pilpres 2024.
Menanggapi hal itu, Ketua KPU Hasyim Asy'ari menegaskan tidak akan mengubah format debat capres-cawaprespada pilpres 2024. Sebab, debat sudah berlangsung sebanyak tiga kali dan menjadi kesepakatan bersama sampai debat terakhir akan menggunakan format yang sama.
"KPU menyelenggarakan debat sudah dengan berbagai macam pertimbangan dan pembicaraan kesepakatan dengan semua tim pasangan calon. Termasuk dengan televisi, (format) ada enam segmen," kata Hasyim Asy'ari di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (9/1).
Hasyim kemudian menjelaskan urutan format debat capres-cawapres yaitu segmen pertama, pembuka yang berisi penyampaian visi dan misi program. Segmen kedua dan ketiga adalah menjawab pertanyaan panelis yang ditetapkan KPU RI.
Lebih lanjut Hasyim menyebut, segmen keempat dan kelima yang mana masing-masing calon mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh mereka. Terakhir adalah segmen keenam atau penutup dengan masing-masing kandidat menyampaikan pernyataan pamungkas.
"Jadi kalau diubah (formatnya) akan menjadi pertanyaan, kenapa diubah? Karena sudah tiga kali debatnya, sudah jadi pola dan sudah ada pakemnya, maka diikuti," imbuh Hasyim.