Ganjar: Penumpang gelap suka belokkan isu di-reshuffle saja
"Resuffle kapan tergantung presidennya. Kan mereka dipilih oleh presiden," kata Ganjar.
Kader PDI Perjuangan yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai pernyataan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri soal 'penumpang gelap' merupakan peringatan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini agar Jokowi tidak dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak berkeringat, namun ikut menikmati kekuasaan.
"Saya kok melihatnya lebih pada warning ya sifatnya jangan ada yang memanfaatkan. Kemarin kalau ada orang yang mengatakan kalau wah apa itu orang partai nggak bagus. Nggak bagus. Tahu-tahu ngelonyor ikut. Dapat jabatan, itu namanya menyalip di tikungan, khan gitu. Contohnya seperti itu," tegas Ganjar.
Hal itu dikatakan Ganjar pada Senin (13/4) malam, usai acara pemberian penghargaan Samsat Idol di Wisma Perdamaian, Kawasan Tugu Muda, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Ganjar menjelaskan, Megawati secara jelas mengingatkan kepada Jokowi bahwa masih ada menteri di kabinetnya yang ikut menikmati jabatan namun tidak ikut berjuang dalam proses pencalonan dan pilpres.
"Sebenarnya Mbak Mega lagi ngingetin aja. Udah deh, kalau nggak ikut berjuang jangan ikut memanen. Kan kira-kira begitu itu kan diperingatkan oleh Mbak Mega," paparnya.
Bahkan, Ganjar menceritakan banyak kader PDI Perjuangan yang ikut berjuang bersamanya untuk menjadikan Jokowi sebagai presiden justru tidak memperoleh kursi menteri.
"Saya punya teman, dia berjuang habis-habisan dan dia berekspetasi jadi menteri juga. Kok aku nggak jadi menteri yah? Aku udah berjuang 10 tahun oposisi, terus bergerak dalam jalur demokrasi, terus aku menang masak nggak boleh?" tutur Ganjar.
Soal apakah menteri dan staf kepresidenan di istana negara Jokowi yaitu Andi Widjojanto dan Pratikno disebut-sebut sebagai penumpang gelapnya, Ganjar enggan untuk menjelaskannya.
"Ndak lah. Saya tidak tahu siapa nama yang disebut-sebut Mbak Mega yah. Apakah mereka termasuk yang gelap atau tidak yah? Tapi kok menurut saya nanti diambil saja keputusannya. Jadi keputusannya apa? Umpama, dia hanya berkepentingan untuk dirinya, tempeli saja bathuke (ditandai saja jidatnya)," ungkapnya.
Namun, jika pejabat yang ada di pemerintahan Jokowi tersebut mengedepankan kepentingan rakyat dan tidak ada kepentingan lain, masih bisa diajak bekerja di kabinet kerjanya Jokowi.
"Tapi kalau kepentingannya keputusan besar masyarakat, dia tidak membelok-belokan isu begitu, saya kira nggak. Kalau mbelok-mbelokan isu ya sudah reshuffle wae kok repot," tutur mantan anggota DPR RI selama dua periode ini.
Soal kapan waktu yang tepat untuk melakukan perombakan atau reshuffle kabinet kerjanya, kata Ganjar, itu semua tergantung Jokowi.
"Reshuffle kapan tergantung presidennya. Kan mereka dipilih oleh presiden. Jadi kalau presiden masih merasa mereka membantu go! Kalau nggak, nggak. Dan saya kira kemarin kongres itu sudah baiklah. Mbak Mega elek-elek (mengingatkan), elek-elek pada Pak Presiden, dan itu disaksikan oleh partai-partai pengusung jadi bisa dikatakan representasi partai pendukung, oposisi yah," ujarnya.
Selain reshuffle kabinet terhadap penumpang gelap, Ganjar juga meminta Jokowi untuk mendengarkan masukan dan kritikan dari partai koalisi pengusung dirinya.
"Di sisi lain Pak Jokowi komentarnya dingin, bagus. Adem gitu. Ya dikritik baik dan itu membangun. Dan setelah itu mustinya dari partai tidak melebih-lebihkan. Dari Pak Jokowi juga mendengarkan dari koalisi dan saya kemarin usulannya konkret di salah satu media itu. Kasih hotline nomor telepon," paparnya.
Masukan dan kritikan dari partai koalisi pengusung ini harus dilakukan untuk menyelesaikan persoalan rakyat Indonesia maupun persoalan negara dengan negara lain dalam skala internasional dan dunia. Pasalnya, Ganjar yakin, untuk menyelesaikan persoalan ini Jokowi tidak bisa berjalan sendiri.
"Yang kedua buat pertemuan rutin dengan koalisi untuk membicarakan persoalan-persoalan besar dan itu mendukung namanya. Nggak apa-apa, bagus namanya. Mudah-mudahan saja harapan yang kedua, ada pertemuan rutin antara presiden dengan partai koalisi pendukung agar seluruh problem di republik ini selesai. Kadang juga harus membicarakan problem dunia. Dan problem dunia. Jadi kalau itu bisa diselesaikan khan bagus dan (Jokowi) tidak bisa sendirian," pungkasnya.
Baca juga:
PDIP mati-matian bela Mega soal petugas partai
Tak jadi menteri & kepengurusan DPP PDIP, ini curhatan Ara ke Ganjar
Ganjar: Enggak usah repot soal 'petugas partai'
Politikus PDIP sebut 'petugas partai' tak rendahkan Jokowi
'Semakin dicerca, PDIP semakin terkonsolidasi'
-
Siapa yang Ganjar Pranowo temui di Rakernas PDIP? Ganjar tiba di lokasi pukul 13.27 WIB dengan mengenakan pakaian serba merah sambil membawa gambar Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden pertama RI, Soekarno.
-
Kapan Ganjar Pranowo hadir di Rakernas PDIP? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Apa tugas penting yang diberikan PDIP kepada Ganjar Pranowo? “Tetap bersama rakyat,” tulis Ganjar di samping tanda tangan yang ia bubuhkan. “Kalau saya diminta atau tidak diminta, kalau kader ya harus siap,” tegasnya Ganjar saat diwawancara di gedung BCIS."Dulu dari dulu juga saya sering keliling ikut kampanye di banyak Pilkada gitu ya. Itu sudah melekat dalam diri, kalau kader ya harus begitu,” tambahnya.
-
Siapa yang disebut sebagai pilihan realistis bagi PDIP untuk mendampingi Ganjar Pranowo? Bagi pengamat politik dari Unsoed Purwokerto, Indaru Setyo Nurprojo, pemilihan Mahfud MD merupakan pilihan rasional dari PDIP. “Saya pikir pilihan rasionalnya begitu. Ketika Cak Imin (Muhaimin Iskandar) diambil oleh Anies Baswedan, tentu pilihan PDIP mengarah pada kader-kader NU. Nah siapanya itu mereka akan berhitung tentang kekurangan dan kelebihannya,” kata Indaru dikutip dari ANTARA.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kapan pengumuman calon wakil presiden Ganjar Pranowo? PDI Perjuangan bersama partai koalisi secara resmi mengumumkan nama bakal calon wakil presiden Mahfud MD untuk mendampingi Capres Ganjar Pranowo, Rabu, 18 Oktober 2023.