Gaya Politik Jokowi di Tengah Ganjar dan Prabowo
Pengamat politik, Ujang Komarudin menilai sah-sah saja jika ada yang menilai Jokowi mencari aman dengan berada di tengah-tengah dua nama capres yang cukup santer dipastikan maju di Pilpres 2024.
Presiden Joko Widodo alias Jokowi tegas mengatakan mendukung Ketum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai calon presiden atau capres 2024. Di satu sisi, Presiden Jokowi juga mendukung pencalonan Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung PDIP.
Banyak yang mempertanyakan sikap politik Jokowi. Apalagi setelah putra sulungnya yang juga Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, bertemu dengan Prabowo baru-baru ini. Tak hanya itu, si bungsu Kaesang Pangarep juga pernah muncul di salah satu tayangan dengan mengenakan baju bergambar Prabowo.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
Pengamat politik, Ujang Komarudin menilai sah-sah saja jika ada yang menilai Jokowi mencari aman dengan berada di tengah-tengah dua nama capres yang cukup santer dipastikan maju di Pilpres 2024.
"Sehingga Jokowi rasional saja seandainya dukung Ganjar saja, nanti Prabowo menang kan susah, makanya kalau dukung dua-duanya kalau Prabowo menang kan aman begitu," ujar Ujang kepada wartawan, Selasa (23/5).
"Jadi dalam konteks apapun relawan-relawan itu rasional saja, termasuk Jokowi rasional saja dalam konteks dukung mendukung," tambahnya.
Berita terbaru Ganjar Pranowo selengkapnya di Liputan6.com
Terlebih lagi, katanya, nama Prabowo juga tercatat dalam Musra Relawan Jokowi dan menempati urutan teratas didukung. Secara elektabilitas juga masih tinggi.
"Jadi hal yang wajar kalau relawan itu banyak yang masuk ke Prabowo. Terkait sikap Jokowi belum menentukan arah dukungannya itu. Dulu ke Ganjar ke depan bisa main dua kaki atau hanya ke Prabowo," jelas Ujang.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini mengatakan, manuver dukung mendukung melalui relawan Jokowi merupakan hal yang wajar karena pendaftaran calon presiden masih lama. Jokowi juga belum terlihat firm mendukung satu calon presiden. Sehingga masih ditunggu-tunggu sikap akhirnya.
"Dan Jokowi memahami relawan bukan parpol jadi fungsinya membisiki mendorong-dorong parpol untuk mendukung capres tertentu. Saya melihatnya manuver Jokowi melihat situasi dari dukung mendukung itu," jelas Ujang.
Tetapi menurut Ujang, belum saatnya Jokowi membuka kartu dukungan di Pilpres sekarang ini. Karena akan berdampak kepada hubungan dengan PDIP atau Prabowo.
"Kalau dukung Ganjar Prabowo pasti akan marah, kalau dukung Prabowo PDIP pasti akan marah. Jadi disamarkan di Musra tiga nama Prabowo Ganjar Airlangga. Soal dukung mendukung masih tarik ulur di akhir ketika deklarasi atau pendaftaran capres cawapres," jelas Ujang.
Aturan PDIP Satu Keluarga Tak Boleh Beda Partai
Sekadar mengingatkan. Beberapa waktu lalu, PDIP sempat memanggil Ketua DPD Maluku, Murad Ismail. Penyebabnya, pilihan politik antara Murad dan istrinya berbeda. Hal itu bertentangan dengan aturan yang dibuat PDIP. Di mana, setiap kader yang memilih PDIP sebagai kendaraan politiknya, maka otomatis keluarganya juga mendukung partai yang sama.
Dalam kasus Murad, PDIP mendengar informasi istri yang bersangkutan mencalonkan diri melalui partai lain dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Ketua DPD PDIP Maluku.
Sehingga dilakukan pemanggilan terhadap Murad. Tetapi saat proses klarifikasi berlangsung, Murad emosi dan marah-marah. Deretan kesalahan itu membuat Murad dipecat dari kursi Ketua DPD Maluku.
PDIP Yakin Jokowi Tak Main Dua Kaki
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah yakin Presiden Joko Widodo. Said menanggapi sikap putra-putra Jokowi yang memberikan sinyal mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden.
"Saya orang yang hakul yakin, bahwa presiden itu tidak pernah memainkan dua kaki," ujar Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/5).
Menurut Said, terlalu mahal harga yang harus terbayarkan bila Presiden Jokowi bermain dua kaki. Ia tidak percaya mantan gubernur DKI Jakarta itu mendukung dua calon presiden. Apalagi Jokowi turut hadir ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan Ganjar.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, juga mengamini pendapat Said Abdullah. Dia tak melihat ada niatan Jokowi untuk bermain dua kaki soal capres 2024. Menurutnya, pertemuan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming dengan Prabowo Subianto tidak ada hubungannya dengan sikap politik Presiden Joko Widodo.
"Tidak. Pak Jokowi kan bertanggung jawab di tingkat nasional sangat banyak," kata Hasto.
Gibran Bantah Bermanuver
Gibran sendiri juga menegaskan pertemuannya dengan Prabowo bukan bagian dari manuver politik. Dia pun meminta masyarakat tidak khawatir dan panik dengan sikapnya.
"Saya tidak bermanuver, saya itu tidak di struktur partai. Saya cuma kader biasa, saya itu cuma kader baru, saya enggak punya pasukan. Manuver apa? Saya cuma anak kecil, jangan pada panik gitu lho, ya. Saya cuma anak kecil, enggak tahu apa-apa, jangan pada panik gitu lho, ya," ujar Gibran di Balai Kota Solo, Selasa (23/5).
Gibran mengaku tidak kapok bertemu dengan Prabowo yang juga Menteri Pertahanan itu. Selama ini, lanjut dia, dia terbuka dengan semua orang yang ingin bertemu.
"Loh semua orang saya terima. Pak Anies, kita pengajian bareng, dan lain lain. Nanti malam juga ada Pak Gubernur, kan pasti kami terima. Namanya tuan rumah kan gitu," jelas Gibran mengakhiri.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/lia)