Gaya preman Fahri Hamzah bela PKS
Dengan emosi Fahri mengaku akan menampar Yudi Setiawan jika bertemu.
Nama Fahri Hamzah seakan melekat dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Anggota Komisi III DPR ini kerap kritis dalam berbicara.
Fahri bahkan tak segan-segan bersuara lantang membela PKS. Salah satu contohnya adalah suara keras Fahri dalam kasus dugaan suap impor daging sapi yang menyeret-nyeret nama partainya.
Dalam persidangan mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, Jaksa Penuntut Umum pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan cara PKS mendapatkan uang Rp 2 triliun untuk keperluan pemenangan pemilihan umum 2014. Menurut jaksa, PKS menargetkan mendapat dana itu dari tiga kementerian yang dipimpin kader PKS.
"Dalam pertemuan itu, Yudi Setiawan memaparkan prediksi pemenuhan kebutuhan uang dari tiga kementerian. Yakni Kementerian Pertanian Rp 1 triliun, Kementerian Sosial Rp 500 miliar, serta Kementerian Komunikasi dan Informatika Rp 500 miliar," kata Jaksa Rini Triningsih saat membacakan berkas dakwaan Luthfi Hasan Ishaaq, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (24/6).
Tak terima atas tudingan itu Fahri pun berang. Dengan emosi Fahri bahkan menyebut, Direktur PT Cipta Inti Parmindo Yudi Setiawan adalah sampah yang tidak layak dimasukkan ke dalam surat dakwaan kasus korupsi kuota impor daging sapi.
Wasekjen PKS itu bahkan menantang untuk dipertemukan dengan Yudi. Untuk apa? Fahri mengaku hendak menamparnya.
"Panggil Yudi biar saya gampar mukanya. Saya bikin partai setengah mati tiba-tiba ada orang enggak jelas begini," kata Fahri dengan penuh emosi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (26/6).
Tak cukup sampai di situ, Fahri mengaku heran dengan surat dakwaan jaksa. Dia malah balik menuding KPK memiliki niat tertentu dalam kasus itu.
Fahri juga menyebut Yudi tidak berguna dan tidak memiliki kaitan sama sekali dengan kasus Luthfi. "Pengadilan itu suci, Anda masukan sampah ke dalam dakwaan, masukan sampah kaya gitu, kan kacau kaya gitu," tandasnya.
Sebagai seorang wakil rakyat yang terhormat baiknya Fahri dapat menahan diri dan menjaga setiap ucapannya. Sebab, sebagai seorang pejabat, Fahri menjadi panutan masyarakat.