Gerindra Beri Rapor Merah Pemerintahan Jokowi di Bidang Hukum, HAM dan Terorisme
Habiburokhman mengingatkan kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan yang hingga kini belum terungkap.
Kepala Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra, Habiburokhman memberikan catatan kritis kepada Pemerintahan Jokowi terkait penegakan hukum, HAM, terorisme dan pemberantasan korupsi. Salah satu hal yang paling disoroti olehnya adalah azas persamaan hukum bagi masyarakat.
Habiburokhman mencontohkan kasus perkara ujaran kebencian yang menjerat Asma Dewi dan perlakuan penegak hukum terhadap kasus penistaan agama yang melibatkan politikus Partai NasDem, Viktor Laiskodat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
Hal tersebut disampaikannya dalam diskusi koalisi bicara tentang Pembahasan Materi Debat Pertama HAM, Terorisme, Korupsi dan Hukum bertema 'Kalo Bersih Kenapa Risih' di Media Center Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya 35, Selasa (8/1).
"Ibu Asma Dewi ini ada konpres terkait dengan saracen kemudian dibilang sejumlah uang transfer dengan saracen pada akhirnya divonis yang seolah dipaksakan. Sisi lain kasus Viktor Laiskodat sampai sekarang tidak ada progresnya," ujarnya.
"Apakah benar hukum itu hanya tajam kepada orang yang mengkritik kekuasaan dan tumpul kepada orang yang baik dengan kekuasaan," ucap Habiburokhman.
Bukan cuma itu, dirinya kembali mengingatkan kasus penyerangan terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan yang hingga kini belum terungkap. Faktor tersebut juga mempengaruhi indeks persepsi korupsi di era Jokowi yang cenderung tak ada peningkatan.
Gerindra juga menyoroti masalah radikalisme dan terorisme yang tak kunjung hilang di Indonesia. Menurut Habiburokhman hal tersebut semakin membuat rezim ini mendapat penilaian buruk dari masyarakat.
"Jadi pada persoalan tersebut, hukum, HAM, Tipikor dan Terorisme rapotnya Pak Jokowi menurut saya merah. Membahas persoalan yang rapornya merah pasti akan menjadi beban moral bagi beliau. Petahana dalam kampanye itu tidak hanya berhadapan dengan lawan politiknya tetapi juga dengan kinerjanya sendiri. Jadi wajar kalau kubu sebelah agak gelagapan di bidang yang ini," pungkas Habiburokhman.
Diskusi juga dihadiri Politisi Partai Demokrat Benny Kabur Harman, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nasir Jamil, dan Politisi Partai Berkarya Vasco Rusmeiny.
Baca juga:
Demokrat sebut Jokowi Gagal Tuntaskan Kasus HAM Masa Lalu & Penyiraman Novel Baswedan
Fahri Nilai Jokowi Bakal Lebih Berat Bawa Isu HAM Dibanding Prabowo
Kubu Prabowo Sebut Banyak Pelanggaran HAM Terjadi di Pemerintahan Jokowi-JK
Dua Kali Pilpres Prabowo 'Diserang' Isu HAM, Sudirman Said Tak Lagi Khawatir
Sandi Siapkan Jawaban Jika Kasus Pelanggaran HAM Prabowo Disinggung Saat Debat
BPN Sebut Prabowo Siap Hadapi Serangan Isu HAM Saat Debat Perdana