Gerindra Gabung Jokowi, NasDem Khawatir Tak Ada Kritik ke Pemerintah
Irma menjelaskan, sistem demokrasi di Indonesia akan lebih baik jika ada partai yang oposisi. Setidaknya, partai oposisi tersebut bisa menyeimbangkan pemerintahan Jokowi-Maruf selama lima tahun ke depan.
Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago khawatir jika Partai Gerindra masuk ke dalam Koalisi Indonesia Kerja jilid II Joko Widodo-Maruf Amin, maka akan menjadi parlemen jalanan. Hal tersebut diungkapkan Irma berdasarkan kondisi Indonesia saat ini.
"Kita bisa lihat contoh nyata di depan kita adalah demo mahasiswa dan rakyat kemarin. Kalau semua parpol berada dalam satu kubu yang namanya koalisi pemerintah, maka kemudian siapa yang akan melakukan check and balance? Ini akan menjadi parlemen jalanan nanti kalau semuanya ada di pemerintah," katanya dalam diskusi di kawasan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (12/10).
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Apa yang mungkin diberikan Jokowi untuk Kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
Namun, menurutnya, masuk atau tidaknya Gerindra ke dalam kabinet pemerintahan tergantung keputusan Jokowi-Maruf. Meski sejatinya, dia menilai, Jokowi-Maruf juga harus berdiskusi lebih jauh kepada partai koalisi jika ingin membawa Gerindra ke dalam koalisi.
"Jadi begini, untuk bisa masuk menjadi bagian dari koalisi, tentunya itu presiden pasti akan berbicara dengan partai-partai koalisi. Soal kemudian apakah Gerindra masuk atau tidak, itu juga akan diputuskan oleh kawan-kawan koalisi secara bersama-sama. Yang pasti itu juga merupakan kebijakan presiden yang akan presiden komunikasikan dengan partai-partai politik," ujarnya.
Irma menjelaskan, sistem demokrasi di Indonesia akan lebih baik jika ada partai yang oposisi. Setidaknya, partai oposisi tersebut bisa menyeimbangkan pemerintahan Jokowi-Maruf selama lima tahun ke depan.
"Bagi NasDem, untuk bisa membangun Indonesia ke depan menjadi lebih baik itu harus ada check and balance. Harus ada kontrol. Maka kemudian NasDem selalu berpikir bahwa ada check and balance yang dilakukan oleh partai oposisi," terangnya.
Meski demikian, jika nantinya Jokowi membawa memberikan kursi menteri kepada Gerindra, dia menyatakan Nasdem mau tak mau akan menerimanya. Sebab, menurut dia, Nasdem mendukung Jokowi tanpa syarat.
"NasDem selalu ingin menyampaikan Nasdem mendukung Pak Jokowi itu tanpa syarat dan mahar," tutupnya.
Reporter: Fachrur Rozie
Sumber: Liputan6.com
Jangan Lewatkan:
Ikuti Polling Gerindra Pilih Koalisi atau Oposisi? Klik di Sini!
Baca juga:
Jokowi Dinilai Lebih Cair ke Prabowo Ketimbang SBY
Gerindra Klaim Jokowi Tawari Kursi Menteri
Surya Paloh Legowo Gerindra Dapat Jatah Menteri di Kabinet Jilid II
NasDem: Surya Paloh Akan Bertemu Prabowo
Gerindra Sebut Golkar Minta Jatah Kursi MPR Sejak Awal
Gerindra soal Kabinet Jilid II: Jika Berada di Koalisi Jangan Korupsi