Gerindra: Kami bicara strategi menang, kalau Sekjen kubu sebelah pura-pura serius
melihat ada beberapa persoalan yang belum selesai di kubu Jokowi. Pertemuan PKB dengan para kiai pada Minggu (5/8) menguatkan pendapatnya bahwa ada perpecahan di koalisi Jokowi karena ada keraguan di antara masing-masing parpol.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menilai para sekretaris jenderal partai politik pendukung Joko Widodo, hanya pura-pura serius. Penilaian itu disampaikan menanggapi pertemuan para Sekjen parpol koalisi Jokowi membahas Nawacita Jilid II, malam ini.
"Kalau kami sekjen parpol koalisi pengusung Prabowo membicarakan format koalisi dan strategi pemenangan. Kalau sekjen kubu sebelah sih pura-pura serius, padahal sebenarnya ada masalah yang belum selesai," kata Ferry seperti dilansir Antara di Jakarta, Senin (6/8).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
Ferry melihat ada beberapa persoalan yang belum selesai di kubu Jokowi. Salah satunya, Jokowi dalam posisi tidak percaya diri karena elektabilitasnya masih di bawah 50 persen. Ini berbeda dibandingkan ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju di periode kedua yang elektabilitasnya mencapai 70 persen. Sehingga menjadi faktor independen menentukan cawapres yang mendampinginya.
"Saat ini elektabilitas Jokowi kurang dari 50 persen sehingga menjadi variabel yang sangat tergantung dengan keadaan dan lingkungan," ujarnya.
Kedua, kondisi ekonomi Indonesia tidak menguntungkan pemerintahan Jokowi. Sebab, harga kebutuhan pokok, Tarif Dasar Listrik (TDL), dan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terus naik. Selain itu, menurut dia, ada kemungkinan koalisi di kubu Jokowi relatif terbuka untuk memisahkan diri, sehingga bisa saja bergabung dengan koalisi Prabowo ataupun membentuk poros ketiga.
"Lalu faktor 'coat tail effect' atau efek ekor jas, pengaruh Jokowi terhadap parpol pendukungnya hanya dinikmati PDI Perjuangan. Berbeda dengan Prabowo berpengaruh terhadap Gerindra, PKS dan PAN," katanya.
Ferry mengatakan pertemuan PKB dengan para kiai pada Minggu (5/8) menguatkan pendapatnya bahwa memang ada perpecahan di koalisi Jokowi karena ada keraguan di antara masing-masing parpol.
Dia meminta parpol koalisi Jokowi segera mengumumkan cawapres sehingga tidak perlu menunggu langkah politik koalisi Prabowo yang dalam 1-2 hari ini akan mengumumkan cawapres.
"Kubu Jokowi sedang risau karena tidak tahu siapa yang akan dijadikan cawapres sehingga mereka menunda-nunda pengumuman. Kalau Prabowo sudah jelas, meminta waktu 1-2 hari untuk berpikir dan ambil keputusan," ujarnya.
Baca juga:
Demokrat yakin Pakde Karwo setia ikut pilihan politik partai di Pilpres 2019
Bela Jokowi soal pidato berantem, Wapres JK sebut 'Kalau diserang, pertahankan diri'
Jokowi dan Prabowo masih belum menentukan cawapres untuk Pilpres 2019
Tjahjo Kumolo tinjau ruang pendaftaran bakal Capres/Cawapres di KPU
PKB: Ada pihak yang selalu memelintir pernyataan Pak Jokowi
Perbedaan nawacita jilid II dengan jilid I yang dibahas 9 sekjen koalisi Jokowi