Gerindra Masih Menimbang Manfaat dan Mudarat Gabung Koalisi Jokowi
Saya sendiri sebagai Anggota Dewan Pembina sudah sering mengatakan kita sebaiknya di luar sistem," jelasnya.
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri menegaskan sampai saat ini partainya masih berada di luar sistem pemerintahah atau oposisi. Walaupun Gerindra telah menawarkan konsep membangun negara kepada Presiden terpilih Joko Widodo, Rachmawati mengatakan tak masalah.
"Sampai saat ini masih (oposisi). Saya sendiri sebagai Anggota Dewan Pembina sudah sering mengatakan kita sebaiknya di luar sistem," jelasnya ditemui di sela acara Pancasila Perekat Kita di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat, Senin (12/8).
-
Kapan Pak Jokowi dijadwalkan menutup Rapimnas Gerindra? Rencananya Pak Prabowo akan membuka Rapat Pimpinan Nasional tersebut pada tanggal 30 Agustus hari Jumat. Dan rencananya Rapat Pimpinan Nasional akan ditutup tanggal 31 hari Sabtu malam oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Presiden Jokowi
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Presiden Jokowi menganugerahkan Bintang Bhayangkara Nararya kepada ketiga anggota Polri? Presiden Joko Widodo hadir dalam Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-78 Tahun 2024 di Pelataran Merdeka Monumen Nasional Jakarta, Senin (01/07).Di kesempatan yang sama, Jokowi juga memberikan atau menganugerahkan Tanda Kehormatan Bintang Bhayangkara Nararya.
-
Apa yang menurut Sandiaga jadi persamaan antara Ganjar dan Jokowi? “Saya justru melihatnya dari sisi positif dan karena Pak Ganjar ini kan adalah sosok pemimpin yang paling mirip sama Pak Jokowi dari segi pendekatan yang sangat dekat dengan rakyat, blusukan, sat set, cepat geraknya. Saya menyebutnya (Ganjar sebagai) Jokowi 3.0. Pak Ganjar ini adalah versi Pak Jokowi 2024,” tuturnya.
-
Apa yang menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjadi bukti bahwa Ganjar dan Jokowi terbiasa blusukan? “Kalau kemudian Pak Jokowi itu terkesan di belakang Pak Ganjar, Pak Ganjar datang ke Jawa Tengah, lalu Pak Jokowi datang ke Jawa Tengah, ya sebagaimana kata Pak Ganjar, ‘ya itu bagus’,” kata Hasto, saat konferensi pers, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (2/1).
-
Siapa yang mengusulkan Jokowi sebagai pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
Rachmawati mengatakan sejak awal Gerindra telah memposisikan diri sebagai antitesa sistem yang sekarang. Menurutnya sistem saat ini diametral dengan UUD 1945. Dengan berada di luar sistem pemerintahan, Gerindra justru akan membantu melakukan perbaikan kondisi bangsa dan negara.
Terkait konsep usulan membangun yang disodorkan Gerindra ke kubu pemerintah, Rachmawati mengatakan pihaknya tetap terbuka dan sesuai dengan visi misi partainya.
Dia juga menegaskan sampai saat ini Prabowo belum memutuskan arah politik partainya. Hal itu harus dibahasa secara komprehensif. Pertemuan Prabowo dan Jokowi dan juga dengan Megawati menurutnya hal biasa.
"Perkenalan itu kan biasa ya. Dalam kita mengambil suatu sikap politik juga harus dibahas, harus dipikirkan secara komprehensif baik manfaat maupun nanti apakah mudaratnya. Jadi enggak gampang kita mengatakan merapat. Kita akan lihat ke depan," ujarnya.
Pada Minggu (11/8) kemarin, Rachmawati bertemu dengan Sandiaga Uno. Dalam pertemuan itu, dibahas juga persoalan politik dan masa depan bangsa dan negara.
Terkait isu penumpang gelap yang kini meninggalkan kubu Prabowo-Sandi. Penumpang gelap ini disebut tak suka jika Prabowo mendekat dengan kubu Jokowi. Rachmawati mengatakan hal itu hal biasa di manapun.
"Ya itu memang biasa dalam satu dinamika yang dikatakan dalam satu partai politik. Jangankan di partai politik, di mana-mana bisa saja lho ada namanya penumpang gelap, ada orang yang artinya kaki kanan di sana kaki kiri di sini, itu sudah biasa. Gerindra insyaAllah tetap mewaspadai supaya ke depan apa yang menjadi cita-cita atau visi misi partai itu bisa berjalan dengan baik," jelasnya.
Jika ada pihak yang tak suka dengan pertemuan Prabowo dengan Jokowi, menurutnya harus diketahui apa alasannya. "Kita harus bisa berlapang dada untuk bisa menerima masukan, baik yang setuju merapat, setengah setuju maupun yang tidak setuju sama sekali. Kita harus bisa terima kritikan atau masukan dari berbagai pihak," pungkasnya.
Baca juga:
September Gelar Rakernas, Gerindra akan Bahas Arah Politik
Reuni Prabowo-Megawati Menunggu Koalisi
Kena Pukul Sehari Jadi Tamu Spesial Megawati
Arief Poyuono Bicara Kemungkinan Poros Baru di Luar Teuku Umar - Kertanegara
Saran Gerindra ke PKS Soal Wagub DKI: Harus Intensif Ngopi Bareng Lobi Partai Lain