Gerindra tak percaya 67,3 % masyarakat tak setuju ganti presiden di 2019
Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid mengaku tidak percaya dengan hasil survei Y-publica yang menyatakan 67,3 persen masyarakat Indonesia tidak ingin mengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Menurutnya, gerakan ganti presiden sudah sangat menggelora di masyarakat.
Ketua DPP Partai Gerindra Sodik Mudjahid mengaku tidak percaya dengan hasil survei Y-publica yang menyatakan 67,3 persen masyarakat Indonesia tidak ingin mengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Menurutnya, gerakan ganti presiden sudah sangat menggelora di masyarakat.
"Dinamika riak dan getaran ganti presiden sudah sangat meluas dan mendalam. Banyak masyarakat dari berbagai kalangan yang bangga pakai kaus #2019GantiPresiden. Di daerah-daerah rakyat kecil sukarela dan rebutan beli kaus ganti presiden," kata Sodik saat dihubungi merdeka.com, Minggu (27/5).
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Sodik menuturkan, sekarang ini banyak lembaga survei yang tidak transparan. Karena itu, ia meminta ada survei ulang mengenai keinginan masyarakat untuk ganti presiden di 2019.
"Sekarang sulit percaya kepada hasil satu lembaga survei mereka hanya menjelaskan hal umum tanpa transparan detail metodologi apalagi sumber dana," ungkapnya.
"Harus ada survei lagi tentang hal tersebut," ucapnya.
Survei nasional Y-Publica merilis hasil survei mengenai isu gerakan 2019 ganti presiden. Masyarakat sebanyak 67,3 persen tidak menginginkan Joko Widodo diganti. Sedangkan yang setuju sebanyak 29 persen.
Survei nasional ini memiliki 1.200 responden diambil secara multistage random sampling, mewakili 120 desa dari 34 Provinsi. Survei memiliki 2,98 persen margin of error dalam tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilaksanakan pada 2-12 Mei 2018 melalui wawancara tatap muka.
Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono mengatakan, gerakan tersebut tidak begitu berpengaruh terhadap politik. Sebab, dari responden yang mengetahui gerakan tersebut menyebutkan sebagai gerakan di media sosial, dengan persentase 36,4 persen.
"Sekitar 67,3 persen tidak setuju, 29 persen yang menyatakan setuju. Itu yang kami simpulkan tidak berdampak politik," kata Rudi saat rilis survei di Sarinah, JakartaPusat, Jumat (25/5).
Baca juga:
AHY, Anies, Cak imin dan Gatot bersaing jadi Cawapres di Pilpres 2019
Golkar yakin Jokowi bakal pilih Airlangga Hartarto jadi Cawapres
Survei Alvara: Elektabilitas Jokowi 46,8% dan Prabowo 27,2%
Matangkan koalisi dengan PAN & Demokrat, Gerindra belum putuskan Cawapres Prabowo
Manuver politik Gerindra - Demokrat di 2019, sekuat apa?
Masih 'dendam' soal LHI, Fahri tak rela PKS dukung Samad maju pilpres