Gibran Maju Pilkada, Wajar Publik Menilai Politik Dinasti
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggaraini menganggap wajar jika publik menyebutkan istilah 'Dinasti Politik' dari majunya Gibran Rakabuming di Pilkada Solo. Sebab, Gibran merupakan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini sedang berkuasa.
Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggaraini menganggap wajar jika publik menyebutkan istilah 'Dinasti Politik' dari majunya Gibran Rakabuming di Pilkada Solo. Sebab, Gibran merupakan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini sedang berkuasa.
"Kalau dia (Gibran) kemudian mendapat privilege, maka hal yang wajar bila publik menganggap politik dinasti," ujar Titi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/12).
-
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Gibran Rakabuming Raka? Penelusuran Setelah dilakukan penelusuran, klaim Gibran Rakabuming Raka ditangkap polisi karena narkoba adalah tidak benar alias hoaks.
-
Apa tujuan dari gagasan hilirisasi yang digaungkan oleh Gibran Rakabuming Raka? Program tersebut bertujuan untuk memperluas hilirisasi yang dilakukan pemerintah, terutama dengan mempertimbangkan cadangan nikel dan timah serta potensi besar energi baru dan terbarukan di Indonesia.
-
Siapa yang didampingi Gibran Rakabuming Raka saat mengunjungi warga Solo? Pada kunjungannya di Kampung Mutihan, Kelurahan Sondakan, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Gibran datang bersama Respati Ardi-Astrid Widayani.
-
Bagaimana Gibran menang Pilpres? Gibran Rakabuming Raka dan Prabowo Subianto sementara ini menjadi pemenang Pilpres versi quick count.
-
Kapan Gibran lahir? Gibran Rakabuming Raka lahir 1 Oktober 1987.
-
Kapan Gibran menyindir Cak Imin soal IKN? Cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka menyelepet Cak Imin soal rencana pembangunan 40 kota besar. Gibran menyindir Cak Imin ingin bangun puluhan kota besar tetapi menolak IKN "Gus Muaimin ini agak aneh ya, pengen membangun kota seperti Jakarta tapi enggak setuju IKN. Tapi ya monggo lah ya enggak apa-apa," kata Gibran dalam debat Cawapres di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (22/12).
Titi yakin, PDIP sudah mempunyai mekanisme di dalam menjaring kadernya yang bakal maju di Pilkada. Dalam hal ini, dia berharap PDIP tetap mengedepankan hal tersebut agar nantinya Jokowi dicap tengah membangun dinasti politik.
"Apakah PDIP akan memberikan ruang pada Gibran? Tantangan partai sebagai institusi," katanya.
Dia tak menampik, politik dinasti di Tanah Air masih dibungkus hal yang prosedural. Dari kacamatanya, proses internal partai biasanya sekadar formalitas.
"Prosedural kamuflase saja. Politik dinasti biasanya berkelindan dengan pendanaan partai dan dominasi. Kalau dia mengesampingkan, dan menggeser mekanisme yang bekerja di partai tidak salah kalau publik beranggapan politik dinasti," ucap Titi.
Rakyat Nilai Ada Politik Dinasti
Lembaga Survei Median menyatakan majunya putra sulung Presiden Joko Widodo atau Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka dinilai masyarakat sebagai bentuk politik dinasti.
"Jadi sebanyak 41,6 persen itu menyebutkan ada politik dinasti," kata Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (16/12).
Sedangkan sisanya yakni 55,5 persen menyatakan majunya Gibran di Pilkada Solo bukanlah politik dinasti. Rico menyatakan, hal itu akan menjadi bumerang untuk Gibran bila persentase politik dinasti lebih tinggi.
"Kalau sekiranya dinasti politik membesar itu bahkan menemukan momentumnya itu akan mengancam elektabilitas Gibran," ucapnya.
Namun, kata dia, hal tersebut akan berubah bila Gibran dapat meyakinkan masyarakat Solo terkait rencana kepemimpinannya.
"Itu bisa dikembangkan timses Gibran mungkin saja Achmad Purnomo bisa dikalahkan dalam waktu sembilan bulan," jelas Rico.
Jokowi Membantah Politik Dinasti
Presiden Jokowi membantah tengah membangun dinasti politik pasca Gibran dan Bobby maju dalam Pilkada 2020. Jokowi menegaskan tak ikut campur terkait langkah politik keduanya.
"Siapapun punya hak pilih dan dipilih. Ya kalau rakyat enggak memilih gimana. Ini kompetisi bukan penunjukan. Beda. Tolong dibedakan," kata Jokowi di Tol Layang Jakarta-Cikampek, Kamis (12/11).
Jokowi mempersilakan Gibran maupun Bobby akan mengikuti sebuah kompetisi yang dipilih secara langsung oleh rakyat. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut semua keputusan ada di tangan rakyat dalam menggunakan suaranya.
"Itu kan sebuah kompetisi. Kompetisi itu bisa menang bisa kalah. Terserah rakyat yang memiliki hak pilih," jelasnya.
Jokowi tak mau berkomentar banyak terkait Gibran yang sudah resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Solo ke DPD PDIP Jateng. Menurut dia, hal itu sudah menjadi keputusan sang anak.
"Kan sudah saya sampaikan bolak-balik. Bahwa itu sudah menjadi keputusan. Tanyakan langsung ke anaknya," ucap dia.
(mdk/noe)