Golkar: Demokrat Sulit Gabung PDIP atau NasDem, Kalau KIB Pasti Diterima
Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Sarmuji meyakini, penjajakan antara Demokrat dan NasDem tidak akan berhasil. Menurut dia, potensi Demokrat merapat ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) justru lebih terbuka lebar.
Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Sarmuji meyakini, penjajakan antara Demokrat dan NasDem tidak akan berhasil. Menurut dia, potensi Demokrat merapat ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) justru lebih terbuka lebar.
Seperti diketahui, Demokrat dan NasDem tengah menjalin komunikasi intens guna membangun koalisi 2024. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) telah bertemu Surya Paloh.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana seharusnya kegiatan kepemudaan Partai Golkar dilakukan? Ilham menambahkan, acara diskusi merupakan jiwa kader Golkar di semua tingkatan. Ia mengapresiasi kegiatan diskusi yang digelar oleh para pemuda Partai Golkar. Namun, Ilham mengingatkan, setiap kegiatan kepemudaan Partai Golkar seharusnya diketahui dan mendapatkan izin dari pengurus DPP Partai Golkar.
-
Siapa yang menyesali kericuhan di diskusi Generasi Muda Partai Golkar? Ketua Umum PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Ilham Permana menyesali atas insiden kericuhan saat diskusi yang mengatasnamakan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) ladi Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan para ketua umum partai di koalisi Indonesia Maju? Salah satu yang dibahas dalam pertemuan adalah pematangan calon wakil presiden untuk Prabowo Subianto.
"NasDem, Demokrat, PKS belum ada hasilnya. Bisa jadi salah satu dari mereka sadar diri ke KIB akan diterima dengan tangan terbuka," jelas Sarmuji usai menghadiri sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (24/6).
Dia merasa yakin, SBY dan AHY pada akhirnya memilih KIB sebagai perahu untuk bertarung di Pemilu 2024. Sebab menurut dia, Demokrat sulit bergabung dengan PDIP dan NasDem.
"Pak SBY dan Mas AHY cukup besar ke KIB dan daripada ke PDIP sudah enggak mungkin bertepuk sebelah tangan. Ke NasDem belum tentu."
"Kalau ke KIB pasti diterima. Kan pilihannya mending yang pasti diterima," tambah dia.
Dia menegaskan, poros KIB siap menghadapi poros manapun dalam Pemilu 2024 mendatang. Namun, kata dia, hingga kini, poros-poros tersebut belum ada yang terbentuk secara pasti.
"Kesiapan KIB untuk melawan poros itu kita sampai sekarang belum merencanakan apapun. Poros mereka saja belum terbentuk. Enggak mungkin kita lawan, masa kita melawan bayangan, enggak mungkin," katanya.
"Kerjasama dengan partai lain masih sangat mungkin. Pertemuan antar ketum saya meyakini belum ada yang final," imbuhnya.
Seperti diketahui, sejumlah partai politik tengah melakukan penjajakan koalisi jelang Pemilu 2024. Setidaknya, sudah ada tiga poros parpol terbentuk dalam proses awal komunikasi politik antar petinggi partai.
Golkar, PAN dan PPP telah sepakat membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sementara Gerindra dan PKB juga menyatakan telah bersepakat untuk bekerjsama dalam Pemilu 2024.
Poros ketiga, NasDem, PKS, Demokrat juga tengah gencar melakukan komunikasi. Ketiga ketum parpol telah melakukan pertemuan. Sementara PDIP yang belum melakukan penjajakan ke parpol lain.
Peneliti BRIN, Wasisto Rahardjo Jati menilai, tiga poros yang sudah mulai terlihat saat ini sangat mungkin menjadi koalisi di Pemilu 2024. Meskipun saat ini baru pada tahap penjajakan dan pematangan untuk mendapat komposisi yang solid.
"Artinya poros-poros ini bisa akan menjadi koalisi permanen hingga 2024 atau berfusi dengan koalisi lainnya yang mapan," jelas Wasisto saat dihubungi merdeka.com, Jumat (24/6).
Wasisto menganalisis, dari tiga poros koalisi tersebut, hanya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terlihat kompak dalam membangun koalisi. Sementara dua poros lainnya, masih dalam tahap mencari kesepahaman satu dan lainnya.
"Dari ketiga ini, KIB tentu sudah terlihat kompak dan siap jalan. Sedangkan dua yang lain masih berupaya mencari titik kesepahaman sama," tegas Wasis.
Sementara posisi PDIP, menurut dia parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut masih berusaha memonitoring dinamika yang ada. Namun, lanjut dia, bukan tidak mungkin PDIP membuat poros sendiri tanpa harus bergabung dnegan parpol lain.
Secara aturan, memang hanya PDIP yang bisa mencalonkan presiden dan wakil presiden di Pemilu 2024 tanpa harus melakukan koalisi.
Meskipun, kata Wasis, sangat mungkin apabila pada akhirnya nanti PDIP bergabung dengan poros Gerindra dan PKB. "PDIP dan Gerindra memang ada kedekatan emosional dan ideologi," tambah dia.
Ihwal tiga poros yang sudah mulai terlihat jelang Pemilu 2024 tersebut, Wasis menyambut positif. Menurut dia, dengan demikian pertarungan politik dua tahun lagi itu akan berjalan lebih dinamis. Tidak seperti dua pemilu sebelumnya yang cenderung panas. "Kalau misal jadi 3 poros, pertarungan akan lebih dinamis dan cair dimana warna identitas tidak lagi mengental dalam 2 kubu," tegas dia.
(mdk/rnd)