Golkar Jabar dan DKI kompak dukung Airlangga Hartarto di Munaslub
Golkar Jabar dan DKI kompak dukung Airlangga Hartarto di Munaslub. Menurut Airlangga, Golkar sudah terlalu lama direpotkan oleh persoalan internal mulai dari isu negatif hingga malmekanisme partai. Keduanya, harus segera diakhiri karena berakibat buruk bagi kelangsungan hidup Partai Golkar.
Kandidat kuat Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menerima dukungan dari Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Se-jawa Barat dan DKI Jakarta. Dukungan tersebut dapat digunakan oleh Menteri Perindustrian itu untuk maju dalam Munaslub Golkar, yang rencananya akan digelar pertengahan bulan Desember.
Sebanyak 27 DPD Golkar Kabupaten/Kota di Jawa Barat dan 6 DPD di DKI Jakarta, diketahui menginginkan perubahan pada pucuk pimpinan partai berlambang pohon beringin tersebut. Hal ini dilatarbelakangi oleh terus merosotnya citra partai, akibat kasus hukum yang tengah mendera Setya Novanto.
"Saya menerima amanah yang disampaikan dari Golkar se-Jawa Barat dan DKI Jakarta. Kini, sudah waktunya Golkar melakukan perubahan, sudah waktunya Golkar bangkit dan berintegritas," ujar Airlangga dalam orasi politiknya di Kantor DPD Golkar Kota Bekasi, Jalan Ahmad Yani, Senin (11/12).
Menurut Airlangga, Golkar sudah terlalu lama direpotkan oleh persoalan internal mulai dari isu negatif hingga malmekanisme partai. Keduanya, harus segera diakhiri karena berakibat buruk bagi kelangsungan hidup Partai Golkar.
"Apakah saudara siap untuk melakukan perubahan?" tanya Airlangga yang dijawab oleh teriakan 'siap' oleh seluruh kader yang hadir.
Sorotan publik terhadap Partai Golkar, lanjut Airlangga, harus dijawab dengan langkah positif di internal partai. Munaslub, kata dia, merupakan mekanisme yang sah menurut AD/ART. Karena itu, seluruh kader harus berada di garda terdepan mendorong Munaslub.
"Di sini ada Kang Dedi Mulyadi dan Bang Fayakhun Andriadi. Keduanya pejuang Munaslub. Mari bersama-sama dengan saya untuk melakukan perubahan partai," pungkasnya.
Perubahan Komprehensif
Menurut Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, perubahan partai tidak boleh hanya sebatas pada pucuk pimpinan partai. Kata dia, perubahan juga harus dilakukan secara sistemik mulai dari hulu hingga hilir.
"Selama ini sistemnya top down, hilir dalam hal ini DPD di daerah dituntut untuk melakukan perubahan. Tetapi, hulu partai tidak melakukan perubahan. Ke depan, harus bottom up, karena Golkar bukan milik perorangan, Golkar itu milik kader dan rakyat," ujar Dedi di tempat yang sama.
Dedi pun melihat gejala unik dalam ranah publik terhadap isu yang tengah didera oleh partainya. Perhatian terhadap perubahan Partai Golkar, kata dia, sangat besar ditunjukan oleh publik.
"Publik kompak menyatakan ingin perubahan Partai Golkar," katanya.
Senada dengan Dedi, Ketua DPD Golkar DKI Jakarta Fayakhun Andriadi mengatakan Partai Golkar harus segera bertransformasi menjadi partai millenial. Hal ini karena, generasi millenial begitu menaruh perhatian besar terhadap perubahan partai.
"Kita ini di kota maupun di daerah banyak pemilih yang berada di umur 17-40 yang belum digarap. Golkar harus mampu menghadirkan solusi bagi mereka," pungkas Fayakhun
Baca juga:
Saat Ade Komarudin jadi ketua DPR ganti Setnov tak perlu rapat pleno Golkar
56 Anggota Fraksi Golkar teken surat penolakan Aziz jadi ketua DPR
Aziz tak langsung dilantik ketua DPR, dibahas dulu di internal Golkar
Sekjen PPP mengakui ditemui Ketua Fraksi Golkar bahas Aziz Syamsuddin jadi Ketua DPR
FPG kirim dua surat ke pimpinan, dukung dan tolak Aziz ketua DPR
Mayoritas anggota Fraksi Golkar tolak Aziz jadi ketua DPR karena dinilai sepihak
Ginandjar Kartasasmita: Kok jabatan ketua DPR diwariskan
-
Apa yang didiskusikan Dedi Mulyadi dan pengurus Golkar di pertemuan tersebut? Kita tadi sudah berdiskusi banyak. Intinya bahwa kita mendukung Pak Dedi Mulyadi untuk menjadi calon gubernur di Jawa Barat.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Kapan pertemuan Dedi Mulyadi dengan pengurus Golkar berlangsung? Hal tersebut dipastikan usai pertemuan antara Dedi Mulyadi dengan utusan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, yakni Singgih Januratmoko dan sejumlah petinggi Golkar Jabar di Kota Bandung pada Jumat (2/8) malam.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.