Golkar yakin Akom legowo dilengserkan dari Ketua DPR
Golkar yakin Akom legowo dilengserkan dari Ketua DPR. Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid menilai, Ade akan bersikap legowo andai jabatannya kembali diambil oleh Novanto. Sebab, menurut Nurdin, Akom adalah politisi senior Golkar yang taat akan azas partai.
Partai Golkar tengah berupaya mengembalikan kursi jabatan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ke tangan Setya Novanto. Jika wacana ini terealisasi, maka Novanto akan menggeser posisi Anggota Dewan pembina Partai Golkar Ade Komarudin alias Akom yang kini menempati posisi tersebut.
Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid menilai, Ade akan bersikap legowo andai jabatannya kembali diambil oleh Novanto. Sebab, menurut Nurdin, Akom adalah politisi senior Golkar yang taat akan azas partai.
"Dia (Akom) taat azas, dia senior, bukan karbitan, taat azas," kata Nurdin saat dihubungi, Senin (21/11).
Kendati demikian, Ketua Mahkamah Partai Golkar (MPG) ini mengaku belum mengetahui jabatan apa yang akan diberikan kepada Akom setelah direposisi "Belum sampai ke sana," ucapnya.
Sebelumnya, Partai Golkar berencana mengembalikan posisi Ketum Setya Novanto sebagai Ketua DPR yang saat ini dijabat oleh Ade Komarudin. Wacana ini berawal dari rapat pleno terbatas partai Golkar pada 8 November lalu. Pengembalian jabatan Novanto sebagai Ketua DPR kembali ditindaklanjuti dan disepakati dalam rapat pleno yang digelar hari ini.
Koordinator bidang Polhukam Partai Golkar, Yorrys Raweyai mengatakan usulan mengembalikan jabatan Ketua DPR itu muncul karena Novanto terbukti tidak bersalah dalam kasus 'Papa Minta Saham' melalui keputusan Mahkamah Konstitusi.
Keputusan MK atas pasal 5 UU ITE nomor tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (ITE) yang membuktikan rekaman Sudirman Said ilegal itu pun diamini oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
"Tanggal 8 November kemarin, itu agenda internal diwacanakan itu (kembali jadi ketua DPR). Karena sekarang sudah jadi ketum partai, kasus ini soal wibawa partai saja," kata Yorrys saat dihubungi merdeka.com, Senin (21/11).
Yorrys berujar, usulan pergantian ini bukan karena Novanto memiliki masalah dengan Ade. Akan tetapi, usulan ini berkaitan dengan wibawa dan etika partai.