Habiburokhman Bicara Dinamika Politik: Kita Sudahi Gaya Politik Kalkulator Elektoral
Habiburokhman membandingkan pemerintahan saat orde baru dengan Jokowi.
Habiburokhman membandingkan pemerintahan saat orde baru dengan Jokowi.
Habiburokhman Bicara Dinamika Politik: Kita Sudahi Gaya Politik Kalkulator Elektoral
Wakil Ketua Umum (Waketum) Gerindra, Habiburokhman tengah menyoroti dinamika politik nasional, dia menyampaikan banyak narasi negatif yang berusaha memframing Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara jahat.
- Politikus Golkar: Secara Elektoral Mencaci Jokowi Menguntungkan Prabowo-Gibran
- Keras Mahfud Bicara Hancurnya Dinasti & Ketidakadilan Disambut Tepuk Tangan Meriah
- Jokowi Minta Urusan 2024 Ojo Kesusu: Atraksi Politiknya Masih Wara-Wir
- Membaca Pesan Politik Ganjar saat Blak-Blakan Baju Hitam Putih Didesain Jokowi
“Beberapa saat lalu kita menangkap adanya narasi-narasi memframing secara jahat, menyudutkan, dan membangun opini negatif terhadap pemerintahan Pak Jokowi dan bahkan Pak Jokowi secara pribadi, seolah-olah Pak Jokowi neo-orba apa yang dipraktikkan Jokowi adalah dinasti dalam konteks negatif," jelas Habiburokhman di Jakarta, Selasa (12/12).
Menurutnya, framing yang ditujukan kepada Jokowi mengenai kekuasaan untuk kepentingannya yang bersifat otoritarianisme, hal itu sama sekali tak dipraktikkan Jokowi.
Habiburokhman membandingkan pemerintahan saat orde baru (orba) berlangsung dan masa kepemimpinan Jokowi saat ini.
Katanya, Jokowi tak menanggapi secara hukum menyoal kritik dan hinaan yang ditujukan kepadanya.
"Banyak orang yang mengritik dan mempersoalkan Jokowi itu tidak ditanggapi secara hukum, itu tak terjadi di era Pak Jokowi. Orang bebas menyampaikan pendapat, belakangan orang yang menyudutkan Pak Jokowi sebagai Neo-orba," sebut Habiburokhman (12/12).
Berubah Sikap
Habiburokhman mengatakan, belakangan ini ada pihak yang berubah sikapnya. Mereka tak lagi menyudutkan Jokowi.
Habiburokhman menduga pihak tersebut berubah 'haluan' karena terpentok urusan elektoral.
"Belakangan ada perubahan sikap yang tak lagi menyudutkan Jokowi, kami mempertanyakan sikap tersebut apakah karena elektoral belaka. Padahal bangsa ini, narasi-narasinya harus mengedukasi masyarakat, kalau kita menuduh orang itu harus ada buktinya," paparnya.
"Bukan demi itung-itung kalkulator elektoral, kita sudahi gaya politik seperti itu, kita bisa memframing orang secara jahat malah berbuat sebaliknya, kalau apa yang sudah bagus dilakukan Jokowi jangan coba-coba memfitnah beliau," tutur Habiburokhman.
Waketum Gerindra itu mengimbau untuk menyudahi gaya berpolitik karena urusan kalkulator elektoral. Menurutnya, berpolitik itu harus dilalui dengan ikhlas.
"Pada intinya ke depan, kita sudahi gaya berpolitik seperti itu, gaya politik karena kalkulator elektoral, memframing orang secara jahat lalu berubah pikiran berubah narasi. Sebaliknya, kita berpolitik harus ikhlas," tutup Habiburokhman.