Harap-harap cemas kabinet Jokowi, reshuffle jilid II di depan mata
Reshuffle kabinet jilid II dikabarkan akan terjadi pada bulan Juni atau usai Lebaran.
Partai Golkar telah menyatakan bergabung dengan pemerintah untuk mendukung Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Bahkan, Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menegaskan bahwa partainya juga akan mendukung Jokowi di Pemilu 2019 nanti.
Dukungan Golkar diyakini akan merubah konstelasi kursi kabinet kerja Jokowi-JK. Golkar diprediksi minimal akan mendapatkan 3 kursi di kabinet nantinya.
Isu reshuffle kabinet kembali mengemuka seiring keputusan politik Golkar bergabung dengan pemerintahan Jokowi-JK. Selain Golkar, PAN yang lebih dulu menyatakan dukungan kepada pemerintah juga disebut akan dapat jatah 2 kursi di kabinet.
Sebuah sumber merdeka.com, menyatakan bahwa Jokowi memang akan melakukan perombakan kabinet dalam waktu dekat ini. Paling cepat Juni atau paling lambat nanti setelah Lebaran 2016 yang jatuh pada awal Juli.
Sumber yang juga mantan caketum Golkar ini mengatakan, Menko Polhukam Luhut B Pandjaitan sudah jauh hari meminta kepada Aburizal Bakrie (Ical) untuk segera melakukan munaslub. Sebab, reshuffle akan segera dilakukan.
"Luhut waktu itu ingin Pak ARB (Ical) segera lakukan munas, karena Juni akan ada reshuffle," kata sumber itu.
Golkar pun telah menggelar Munaslub Golkar pada 14 - 17 Mei lalu. Terpilih Setya Novanto sebagai ketua umum Golkar yang baru. Setya menang setelah Ade Komarudin menyatakan mundur di putaran kedua pemilihan voting ketua umum Golkar.
Isu reshuffle semakin kencang setelah petinggi Golkar seperti Ical, Setya Novanto dan Nurdin Halid kunjungi pada 24 Mei 2016. Setya Novanto memang tak menegaskan bahwa pertemuan itu membahas soal reshuffle, dia hanya mengatakan bahwa pertemuan ini untuk mempererat hubungan pemerintah dengan Golkar.
Dari pertemuan ini, banyak pihak berspekulasi bahwa Golkar tengah mempertimbangkan kadernya untuk masuk ke kabinet Jokowi. Istana sendiri memang belum mau buka suara soal kabar reshuffle jilid II tersebut.
Sementara itu, Politikus Golkar Yorrys Raweyai juga ogah menanggapi isu reshuffle dan duduknya kader Golkar di pemerintahan. Hanya saja, dia melihat wajar, jika deklarasi Golkar dukung pemerintah akan berdampak pada perombakan kabinet. Kendati begitu, Yorrys bantah jika Golkar telah menyetor nama untuk dipilih Jokowi menjadi seorang menteri.
"Enggak ada kader yang disiapkan. Banyak, yang bisa kader, karena Golkar enggak kekurangan. Ada yang sudah pengalaman Fadel Muhammad, Sharif Cicip Sutardjo (Mantan Menteri Kelautan & Perikanan), ada Sekjen kita (Idrus Marham), dulu pernah ditawarkan pas zaman SBY," kata Yorrys saat berbincang dengan merdeka.com, Minggu (29/5).
Yorrys menegaskan, kader Golkar siap dimanapun diminta Jokowi untuk mengisi pos menteri. Jokowi, kata dia, tinggal bilang pos menteri mana yang ingin diisi oleh Golkar.
"Ini kan tergantung pos mana yang Jokowi butuhkan, kalau kita sodor-sodor misal orang latar belakang ekonomis tapi ditaruh di sosial, kan enggak nyambung. Lebih bagus darimana, dia bilang ke ketum, 'Pak Setnov kita butuh di pos ini nih'. Pasti dikasih, jadi enggak harus sodor-sodor, eh ini loh dari Golkar, kan enggak harus gitu," jelas Yorrys.
Sekali lagi, Yorrys menyatakan jika Golkar sama sekali tidak minta-minta jabatan kepada Jokowi. Dia mengatakan, dukungan Golkar tanpa pamrih kepada pemerintah.
"Sebetulnya enggak ada (pembicaraan soal reshuffle kabinet). Soal reshuffle, kita enggak pernah minta (jatah Menteri). Kita mendukung pemerintah karena mendukung berkarya dan membangun untuk Indonesia," kata Yorrys.
Menurutnya, tidak cukup alasan partainya untuk 'ngebet masuk kabinet, karena sudah ada 3 kader partai Golkar yang duduk di pos-pos strategis pemerintah. Tiga kader itu adalah Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam, Luhut Binsar Pandjaitan, dan Kepala BNP2TKI Nusron Wahid.
"Kalau bicara soal kabinet, Golkar sekarang punya 3 kader di kabinet, ada Wakil Presiden pak Jusuf Kalla, ada Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan dan Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid. Apa kurang, ini posisi strategis terus mau minta apa lagi," tegasnya.
Belakangan memang sejumlah nama kerap dikaitkan dengan isu reshuffle. Sebut saja Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan hingga Menpora Imam Nahrawi. Namun istana berkali-kali membantah soal kabar reshuffle.
-
Kapan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri dilakukan? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri Senin (17/7) hari ini.
-
Apa yang sedang dilakukan Prabowo terkait susunan kabinet? Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, membenarkan bahwa sampai saat ini Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin belum pernah diundang saat menbahas susunan kabinet. Sebab, Dasco menegaskan, untuk menyusun kabinet merupakan hak prerogatif Presiden terpilih Prabowo Subianto. "Jadi memang yang namanya susunan menteri itu sebagai hak prerogatif presiden terpilih yang melakukan simulasi-simulasi," kata Dasco, saat diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu, (14/9).
-
Apa yang menurut Puteri Komarudin, mengukuhkan komitmen Partai Golkar dalam mengawal pemerintahan Presiden Jokowi? “Dimana, hal tersebut mengukuhkan Partai Golkar selalu setia mengawal keberjalanan pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Untuk itu, kami pun berkomitmen untuk melanjutkan agenda pembangunan tersebut,” ungkap Puteri.
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Apa tanggapan Jokowi soal rencana Prabowo menambah jumlah Kementerian? Jokowi mengaku tak memberi masukan kepada Prabowo soal penambahan kementerian.
-
Bagaimana Prabowo dinilai akan meneruskan pemerintahan Jokowi? Sebagai menteri Presiden Jokowi, Prabowo kerap ikut rapat. Sehingga, Prabowo dinilai tinggal meneruskan pemerintahan Presiden Jokowi-Ma'rufA Amin.
Para partai pendukung pemerintah yang lebih dulu masuk seperti Hanura, NasDem dan PKB mengaku tak masalah jika Golkar dan PAN dapat jatah menteri. Hanya saja, khusus PKB menegaskan bahwa tak mengambil jatah menteri dari parpol.
Baca juga:
Ngebetnya Golkar masuk kabinet Jokowi-JK
Wiranto tak masalah Golkar dapat menteri, asal penuhi syarat ini
Banyak kader Golkar siap masuk kabinet kerja Jokowi-JK
Temui Jokowi, Setya Novanto tegaskan tak campuri reshuffle kabinet
Idrus Marham: Kalau Golkar diajak masuk kabinet ya alhamdullilah
PAN soal reshuffle jilid II: Katanya setelah selesai Golkar
Istana tegaskan reshuffle kabinet tak tergantung Munaslub Golkar