Hasil survei bisa salah jika ada kampanye hitam di masa tenang Pilkada
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha mengatakan, hasil survei lima hari menjelang pencoblosan Pilkada serentak, hanya bisa dipengaruhi apabila marak kampanye hitam pada masa tenang. Hal itu menanggapi hasil survei Poltracking pada Pilkada Serentak Jawa Timur dan Jawa Barat.
Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yudha mengatakan, hasil survei lima hari menjelang pencoblosan Pilkada serentak, hanya bisa dipengaruhi apabila marak kampanye hitam pada masa tenang. Hal itu menanggapi hasil survei Poltracking pada Pilkada Serentak Jawa Timur dan Jawa Barat.
Dalam survei yang dilakukan pada 18-22 Juni 2018, di Jawa Barat, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum memperoleh elektabilitas 42 persen, mengungguli pesaing beratnya Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi di angka 35,8 persen.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa yang dimaksud dengan Pilkada? Pilkada adalah proses demokratis di Indonesia yang memungkinkan warga untuk memilih pemimpin lokal mereka, yaitu gubernur, bupati, dan wali kota beserta wakilnya.
Untuk Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak unggul tipis dengan elektabilitas 51,8 persen. Gus Ipul-Puti memiliki elektabilitas 43,5 persen.
Hanta mengatakan, pada masa tenang yang akan dimulai esok hari, KPU dan Bawaslu serta masyarakat harus mengawasi bentuk kecurangan dan politik uang. Serangan kampanye hitam yang terstruktur dan masif juga diprediksi bakal meramaikan sebelum pencoblosan.
"Tanpa itu biasanya tidak begitu jauh dari selisih hasil survei yang kita lakukan. paling tidak bergesernya itu di angka margin of error," kata Hanta di Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (23/6).
Sedangkan untuk kampanye melalui media sosial, menurut Hanta sulit untuk mengubah suara secara masif. Hanta menuturkan hanya dinamika politik yang besar saja mengubah elektabilitas secara drastis.
"Serangan udara itu main itu di udara, di media media sosial mungkin masih bisa. Tetapi juga untuk menggeser pergerakan elektabilitas dengan secara drastis juga agak sulit," kata dia.
Hanta memprediksi pergeseran hasil survei tanpa adanya kampanye hitam tidak begitu banyak berubah. Sehingga, Poltracking memprediksi Jawa Timur akan dimenangi Khofifah-Emil dan Jawa Barat dimenangi Ridwan Kamil-Uu.
"Margin of error kalau Jawa Timur kan 2,8 persen jadi perolehan suara Khofifah itu bisa plus 2,8 persen atau bisa minus 2,8 persen. Begitu juga suara paslon lainnya. Begitu juga di Jawa Barat karena margin of error 3,5 persen jadi bisa plus 3,5persen bisa minus 3,5 persen," imbuhnya.
Baca juga:
Survei LSI Denny JA: Kekuatan 4 paslon di Pilgub Kaltim nyaris merata
Survei Pilkada Bandung Barat: Umbara-Hengky unggul, undecided voters 15%
Kemendagri petakan daerah rawan konflik saat Pilkada Serentak
Survei Pilwalkot Bandung: Oded-Yana 42 persen, Nurul-Chairul 30,5 persen
Pencetus Fatwa Fardhu Ain di Pilgub Jatim hadiri kampanye Khofifah
Prihatin kondisi pilkada di Jatim, Wakil Rais Aam ajak warga dukung Gus Ipul-Puti
Siklus kepemimpinan kerajaan, Puti miliki kategori pemimpin Jawa Timur