Indikator: Elektabilitas Ahok naik, Agus turun & Anies turun tipis
Survei Indikator Politik menyebut elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat mengalami kenaikan. Sedangkan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mengalami penurunan. Sementara Anies Baswedan-Sandiaga Uno cenderung stagnan.
Lembaga survei Indikator Politik Indonesia menyebut elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat mengalami kenaikan. Sedangkan pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni mengalami penurunan. Sementara Anies Baswedan-Sandiaga Uno cenderung stagnan.
Hasil survei menunjukkan elektabilitas Ahok-Djarot pada Januari 2017 sebesar 38,2 persen. Angka itu meningkat dibanding November 2016 sekitar 30,4 persen.
Untuk paslon Agus-Sylvi, Indikator Politik mencatat justru mengalami penurunan elektabilitas. Tercatat, pada Januari 2017 elektabilitas Agus-Sylvi ada di angka 23,8 persen. Hal itu menurun dibandingkan survei elektabilitas pada bulan November 2016 sebesar 30,4 persen.
Sementara itu, hasil survei untuk paslon nomor urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno cenderung stabil dibanding paslon lainnya. Pada Januari 2017, tercatat pasangan ini memperoleh angka 23,8 persen. Jumlah itu sedikit menurun dibanding hasil elektabilitas pada November 2016 sebesar 24,5 persen. Sedangkan sebanyak 14,5 persen masih belum menentukan pilihannya.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Mengapa hasil quick count Pilkada DKI 2017 sangat penting? Hasil quick count tersebut menjadi perhatian utama, karena sering kali memberikan indikasi kuat mengenai hasil akhir sebelum perhitungan resmi diumumkan oleh KPU.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada Jateng berdasarkan survei LSI? Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
Direktur Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menjelaskan faktor naiknya elektabilitas mantan Bupati Belitung Timur itu lantaran dinilai memiliki kemampuan memimpin yang baik, jujur dan bersih dari tindak korupsi. "Ahok semakin positif terutama pada citra kemampuan memimpin, jujur, bisa dipercaya dan bersih dari korupsi," terang Burhanuddin di Kantor Indikator Politik, Jakarta Pusat, Rabu (25/1).
Naiknya elektabilitas Ahok-Djarot, menurut dia, juga disebabkan tingkat kesadaran warga ibu kota atas bukti nyata hasil kinerja keduanya dalam memimpin Jakarta. "Basis pendukung Ahok-Djarot memilih karena menilai 'sudah ada bukti nyata hasil kerjanya' dan 'berpengalaman di pemerintahan," kata dia.
Sementara itu, lanjut dia , penyebab turunnya elektabilitas Agus Yudhoyono dan Anies karena masyarakat masih ragu terhadap kepemimpinan keduanya jika terpilih dalam Pilgub Februari mendatang. "Agus dan Anies menurun citra kemampuan memimpinnya. Tren penurunan lebih tajam terutama pada Agus," tambahnya.
Sedangkan paslon Anies-Sandi dipilih karena dinilai berpendidikan, ramah dan faktor agama. Untuk paslon Agus-Sylvi dipilih lantaran dinilai berwibawa, kesamaan agama, berasal dari keluarga tokoh partai politik (parpol) dan perhatian pada rakyat.
"Anies-Sandi didukung terutama karena dinilai pintar, berpendidikan, ramah, santun dan memiliki kesamaan agama. Sementara Agus-Sylvi didukung karena dinilai tegas, berwibawa, berasal dari keluarga tokoh politik, agama yang sama dan perhatian pada rakyat," sambungnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, faktor lain yang semakin memperkokoh elektabilitas Ahok-Djarot adalah karena kebijakan yang dinilai positif dan konsisten dalam membangun dan memperbaiki wajah ibu kota.
"Kebijakan pemerintah sebagian besar konsisten positif dinilai publik. seperti penanganan dan pencegahan banjir, penanganan sampah serta evaluasi berbagai kondisi infrastruktur dan pelayanan umum. Biaya pendidikan dan kesehatan seperti KJP dan KJS dinilai memuaskan. Hanya kemacetan yang belum memuaskan," pungkasnya.
Survei dilakukan terhadap 808 orang dengan melakukan wawancarai. Metode survei menggunakan stratified multistage random sampling. Adapun data dianalisis hanya responden asli sebanyak 697 memiliki toleransi kesalahan kurang lebih 3,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/ang)