Ini Janji Capres Anies Kepada Pengguna KRL
Anies mengusulkan sistem transportasi umum yang diterapkan di seluruh Indonesia bisa mencontoh Jakarta.
Anies memulai kampanye di Jakarta.
- Anies: Tekan Emisi Karbon Paling Cepat Adalah Pindah dari Kendaraan Pribadi ke Transportasi Umum
- Anies Janji Bakal Bangun Sistem Transportasi di Bogor Jadi seperti Jakarta
- Pro dan Kontra Soal Tilang Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Atas 3 Tahun
- Delegasi KTT ASEAN Keliling TMII Pakai Kendaraan Listrik, Dukung Jakarta Bebas Polusi
Ini Janji Capres Anies Kepada Pengguna KRL
Calon Presiden nomor urut satu, Anies Baswedan menilai perlu memperbanyak fasilitas kendaraan umum di masa depan. Ia berharap masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
"Jadi saya melihat ke masa depan tantangan kita itu semakin besar dan salah satu solusi yang paling cepat adalah dengan memperbanyak fasilitas kendaraan umum supaya warga berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum," ujar Anies saat menaiki kereta Bogor-Jakarta, Selasa (28/11).
Dengan berubahnya kebiasaan masyarakat dari naik kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum bisa mengurangi emisi karbon. Serta menghemat biaya bagi masyarakat karena mahalnya ongkos bensin.
"Nah kalo itu terjadi maka satu emisi karbon kita menurun kedua penghematan biaya pake kendaraan pribadi ongkos bensin lebih mahal daripada pake kendaraan umum," kata Anies.
Selain itu, dengan mengubah kebiasaan masyarakat tersebut maka efek jangka panjangnya akan mengurangi jumlah kendaraan di jalan.
Maka itu, perlu dibangun sistem transportasi umum di seluruh kota di Indonesia. Masih banyak kota-kota yang belum membangun transportasi umum.
"Jadi kendaraan umum itu harus dibangun di kota seluruh indonesia kalo kita lihat belum banyak kota-kota yang membangun kendaraan umum dan ini harus didorong oleh pemerintah pusat karena kalo tidak beban fiskalnya," katanya.
Anies mengusulkan sistem transportasi umum yang diterapkan di seluruh Indonesia bisa mencontoh Jakarta.
"Fasilitas kendaraan umum spt kereta atau seperti Transjakarta dua itu model-model yang bisa diadopsi sesuai dengan kondisi kotanya jadi enggak bisa satu solusi untuk semu kota beda beda tiap kota," katanya.