Ini parpol pemenang Pemilu 2014 di tiap provinsi
Partai Demokrat menang di Papua dan Papua Barat. Gerindra jawara di Aceh dan NasDem tertinggi di Bengkulu.
Lewat proses yang panjang, Komisi Pemilihan Umum ( KPU ) akhirnya mengumumkan hasil rekapitulasi nasional Pemilu 2014 pada Jumat pekan lalu. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) keluar sebagai juara dengan mengumpulkan 23.681.471 suara (18,95 persen).
Berdasarkan SK KPU Nomor 411/Kpts/KPU/Tahun 2014 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD Tahun 2014, terdapat 6 parpol yang menjadi juara di 33 provinsi. Lima parpol itu yakni: PDIP menang di 17 provinsi; Golkar 11 provinsi; Demokrat 2 provinsi; Gerindra 1 provinsi; PAN 1 provinsi; dan NasDem 1 provinsi.
Seperti dikutip merdeka.com, Senin (12/5), PDIP menyapu bersih seluruh provinsi di Pulau Jawa, ditambah Banten, Bali, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Maluku dan Maluku Utara.
Golkar menang di 11 provinsi yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, NTB, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo dan Sulawesi Barat.
Partai Demokrat menang di Papua dan Papua Barat. Gerindra pemenang di Aceh, NasDem tertinggi di Bengkulu, dan PAN jawara di Sulawesi Tenggara.
Berikut parpol pemenang Pemilu 2014 tiap provinsi dan rincian suaranya:
1. Aceh: Gerindra (366.385 suara)
2. Sumatera Utara: Golkar (1.004.498 suara)
3. Sumatera Barat: Golkar (403.249 suara)
4. Riau: Golkar (544.986 suara)
5. Jambi: Golkar (288.724 suara)
6. Sumatera Selatan: PDIP (692.847 suara)
7. Bengkulu: NASDEM (130.759 suara)
8. Lampung: PDIP (711.346 suara)
9. Bangka Belitung: PDIP (137.085 suara)
10. Kepulauan Riau: PDIP (132.412 suara)
11. DKI Jakarta: PDIP (1.410.173 suara)
12. Jawa Barat: PDIP (4.159.411 suara)
13. Jawa Tengah: PDIP: (4.295.605 suara)
14. DI Yogyakarta: PDIP (570.531 suara)
15. Jawa Timur: PDIP (3.580.945 suara)
16. Banten: PDIP (989.329 suara)
17. Bali: PDIP (872.885 suara)
18. NTB: Golkar (333.282 suara)
19. NTT: PDIP (452.196 suara)
20. Kalimantan Barat: PDIP (817.770 suara)
21. Kalimantan Tengah: PDIP (350.701 suara)
22. Kalimantan Selatan: Golkar (486.314 suara)
23. Kalimantan Timur: Golkar (362.238 suara)
24. Sulawesi Utara: PDIP (449.675 suara)
25. Sulawesi Tengah: Golkar (274.610 suara)
26. Sulawesi Selatan: Golkar (884.841 suara)
27. Sulawesi Tenggara: PAN (271.231 suara)
28. Gorontalo: Golkar (310.790 suara)
29. Sulawesi Barat: Golkar (123.048 suara)
30. Maluku: PDIP (192.731 suara)
31. Maluku Utara: PDIP (122.504 suara)
32. Papua: DEMOKRAT (700.150 suara)
33. Papua Barat: DEMOKRAT (143.869 suara)
Hasil rekapitulasi suara Pemilu 2014:
-
Kapan Partai Kasih dideklarasikan? Sekelompok anak muda Indonesia asal Papua mendeklarasikan mendirikan partai nasional yang diberi nama Partai Kasih pada Minggu 23 Juni 2024 di Jakarta.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Apa yang dilakukan KPU Jakarta Utara terkait surat suara DPRD DKI Jakarta untuk Pemilu 2024? KPU Jakarta Utara mulai melakukan proses pelipatan suarat suara DPRD Provinsi Jakarta yang melibatkan puluhan pekerja dari kalangan warga sekitar. KPU setempat mulai melakukan proses penyortiran dan pelipatan surat suara secara bertahap.
-
Mengapa perolehan suara Partai Demokrat merosot di Pemilu 2014? Merosotnya perolehan suara ditengarai karena konflik internal dan beberapa tokoh partai yang terciduk kasus korupsi.
-
Kapan KPU DKI Jakarta mengumumkan hasil perhitungan suara Pemilu 2024? Adapun KPU DKI Jakarta memperoleh hasil suara sah ini setelah menuntaskan rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat provinsi DKI Jakarta Pemilu serentak (Pilpres, DPR RI, DPD, DPRD) 2024 sejak 7-9 Maret 2024.
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.