Jadi ketum Golkar tak cukup modal sosial tapi finansial
Sebagai ketua umum dipastikan akan mengeluarkan sejumlah uang untuk berbagai hal.
Pengamat Politik, M Qodari mengatakan, untuk jadi calon ketua umum partai politik tidaklah cukup hanya berbekal kedekatan sosial dengan berbagai pihak. Menurutnya, finansial menjadi salah satu modal lain bagi caketum partai untuk bisa maju dalam bursa pemilihan.
"Kalau mau jadi ketua umum tidak cukup bermodalkan sosial saja, tetapi juga perlu modal finansial untuk membayar ini itu," kata Qodari di depan Idrus Marham saat menjadi pembicara dalam diskusi publik bertajuk, 'Babak Baru Partai Politik di Indonesia' di Jenggala Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (15/4).
Qodari menuturkan, sebagai ketua umum dipastikan akan mengeluarkan sejumlah uang untuk berbagai hal. Semisal, jika ada sebuah pertemuan partai pasti membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk transportasi dan akomodasi para peserta acara.
"Untuk modal finansial Bang Idrus ini saya gelap, saya enggak tahu apakah banyak atau tidak," kata dia sambil menunjuk Idrus yang duduk di sebelahnya.
"Saya doakan bang, modal finansialnya banyak, kalau modal finansialnya banyak pasti bisa. Karena Abang modal sosialnya besar mudah-mudahan modal finansialnya juga besar,"sanjung Qodari.
Sementara itu, Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham ini mengaku siap maju dalam bursa pemilihan ketua umum partai Golkar. Idrus mengaku optimis akan membawa Golkar kembali merebut kejayaan pada tiap pesta politik mendatang.
"Saya menyatakan akan maju sebagai Ketua Umum Partai Golkar setelah Rapimnas DPP Partai Golkar pada tanggal 23 Januari 2016 yang menetapkan adanya munas dilakukan sebagai jalan keluar untuk mengkonsolidasikan pengurus partai golkar seluruh Indonesia," kata Idrus usai diskusi tersebut.
Idrus mengaku terpanggil untuk menjadi pemimpin dari partai Golkar yang menyisakan waktu 3 tahun sebagaimana hasil Munas Bali sebelumnya. Dia berkomitmen untuk memperkuat magnet politik partai Golkar dalam mengisi kemerdekaan partai 1945. Ia menyebutkan diperlukan pemimpin yang kuat dan kolektif dari anggota partai dalam menjalankan agenda politik partai.
"Seperti dalam pilkada 2017, pilkada 2018, pilpres dan pileg 2019 yang dilakukan secara bersama-sama. Jadi bilamana saya terpilih jadi ketua umum untuk melanjutkan kepengurusan DPP Partai Golkar yang tinggal 3 tahun ini," tutup Idrus.
Baca juga:
Jika jadi ketum Golkar, Idrus Marham akan keliling Indonesia 3 bulan
Setnov yakin tak ada setoran wajib Rp 20 M untuk caketum Golkar
Wacana setor Rp 20 M, Tim Akom bilang 'belum maju sudah diperas'
Survei ISC: Elektabilitas Airlangga paling bagus buat Ketum Golkar
Munaslub Golkar ditunda karena hotel dan pesawat ke Bali penuh
Tidak relevan kalau Golkar masih dikaitkan dengan Orba
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Mengapa para ketua dewan Golkar menolak munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Kapan Golkar akan menyelesaikan penyusunan koalisi untuk Pilgub Banten? Airlangga menyebut partainya masih menyusun koalisi untuk Pilkada Banten 2024."Nanti kita susun," ucap dia.