Jaring capres alternatif, adik Gus Dur siapkan Konvensi Rakyat
Gus Solah menilai Indonesia memerlukan tokoh alternatif yang akan maju dalam pilpres 2014.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, Salahuddin Wahid mengatakan Indonesia memerlukan tokoh alternatif yang akan maju dalam pilpres 2014 mendatang.
Hal tersebut diperlukan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat di tengah ramainya bursa capres dari partai politik. Untuk itu, adik kandung Gusdur tersebut telah menyiapkan gagasan penjaringan capres yang dinamai Konvensi Rakyat.
"Konvensi rakyat ini untuk menjaring nama-nama yang mempunyai sifat kenegarawanan yang potensial. Namun nama tersebut tak mempunyai kendaraan politik, atau jarang terendus media sehingga kurang populer di masyarakat," ujar Salahudin kepada wartawan, usai menjadi pembicara seminar di Hotel Novotel Solo, Minggu (24/11).
Gus Solah, panggilan akrab Salahudin Wahid berharap melalui konvensi rakyat, diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai. Bahkan bisa menjadi capres alternatif yang kuat dan mampu meramaikan bursa capres.
"Konsepnya nanti kita akan menggunakan sistem survei. Dari nama-nama yang mendaftar atau mengikuti konvensi, yang mendapatkan respon positif dari masyarakat akan disodorkan kepada parpol untuk menjadi bagian dari kaderisasi pemimpin masa depan," paparnya.
Mengenai nama peserta, Gus Solah mengaku sudah ada beberapa nama tokoh yang mendaftar. Peserta konvensi nantinya akan menawarkan program, gagasan, atau pemikiran kepada masyarakat. Sedangkan teknis pelaksanaannya, lanjutnya, mungkin bisa juga di depan forum rektor. Menurut Gus Solah, idealnya nanti nama-nama yang akan dijaring berkisar antara 4 sampai 6 nama.
"Konvensi rakyat idenya muncul dari kalangan muda yang menginginkan angin segar bursa capres 2014 mendatang. Siapa saja bisa menjadi pemimpin, tua atau muda, yang penting memiliki kemampuan untuk memimpin," ucapnya.
Lebih lanjut Gus Solah mengatakan, nama-nama yang dianggap layak nantinya akan diajak bersafari untuk mengetahui kualitas kepemimpinannya secara langsung di hadapan masyarakat. Dari situlah, figur-figur pemimpin potensial yang selama ini tenggelam di bawah nama-nama besar dalam bursa capres bisa mengemuka ke khalayak.
"Yang sudah mendaftar, salah satunya WNI yang saat ini menjabat sebagai rektor di sebuah perguruan tinggi di Belanda. Kami sediakan waktu 6 minggu lagi untuk memunculkan orang-orang yang sebenarnya memiliki potensi," pungkasnya.