Mengapa Gus Dur Dijuluki Bapak Keberagaman?
Setiap presiden yang menjabat memiliki julukannya masing-masing. Presiden keempat, Abdurrahman Wahid diberi julukan Bapak Keberagaman.
Setiap presiden yang menjabat memiliki julukannya masing-masing. Presiden keempat, Abdurrahman Wahid diberi julukan Bapak Keberagaman.
Mengapa demikian?
-
Kenapa Gus Dur dijuluki Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Siapa Kakek Gus Dur? Kakek Gus Dur dari jalur ibu diakui sebagai ulama besar karena keilmuannya
-
Bagaimana Gus Dur menunjukan sikap toleransi? Ia melakukan pendekatan yang lebih simpatik kepada kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM), mengayomi etnis Tionghoa, dan meminta maaf kepada keluarga korban G30/S PKI.
-
Apa yang Gus Dur tanamkan selama hidupnya? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Siapa anak bungsu Gus Dur? Inayah Wulandari Wahid lahir pada 31 Desember 1982. Ia akrab dipanggil dengan nama panggung Inaya Wahid. Nama Wahid ia dapat dari ayahnya yang merupakan Presiden Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Inaya merupakan anak bungsu dari Gus Dur dan Sinta Nuriyah.
-
Siapa yang menginspirasi Gus Pur? Dari pertemuan-pertemuan itu ia ingin memiliki bahasa sendiri untuk bisa disampaikan pada para petani tembakau.
Julukan Bapak Keberagaman ini diberikan oleh Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, museum yang mengelola koleksi, gagasan, dan karya para presiden.
Julukan ini diberikan karena Abdurrahman Wahid atau lebih akrab disapa Gus Dur selama masa pemerintahannya, dia mengeluarkan berbagai kebijakan yang merangkul semua kalangan dan mencerminkan sikap toleransi.
“Jadi kami dari museum itu memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan julukan kepada masing-masing presiden,” jelas Kurniawan Ivan, Edukator Museum Kepresidenan RI Balai Kirti saat ditemui merdeka.com pada (5/11).
Gus Dur dijuluki Bapak Keberagaman karena pada masa pemerintahannya, ia menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 tentang Pencabutan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang membatasi agama, kepercayaan, dan adat istiadat Cina.
Keputusan ini memberikan kebebasan kepada masyarakat Tionghoa untuk menganut agama, kepercayaan, dan tradisi mereka, termasuk merayakan upacara keagamaan secara terbuka.
Pakaian Ciri Khas Gus Dur
Keputusan ini juga menjadikan Konghucu sebagai agama resmi, yang sebelumnya seluruh aktivitas peribadatannya dilarang berdasarkan Inpres Nomor 14 Tahun 1967.
Tak hanya soal kebijakan, bahkan pakaian yang ia kenakan juga menunjukkan keberagaman di mana hal itu menjadi ikonik dari dirinya. Pakaian yang sering ia kenakan adalah baju batik, sarung, dan peci.
Hal ini menarik karena beliau adalah santri, kiai, atau ulama, dan pernah menjadi ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Namun, dibanding menggunakan gamis putih panjang yang sering dipakai oleh para habib, ia lebih memilih memakai batik.
Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus, penasihat PBNU menjelaskan alasan Gus Dur memakai batik dan peci karena mengikuti Nabi Muhammad.
“Gus Dur selalu memakai batik dan peci, ikut kanjeng nabi katanya. Menurutnya Nabi Muhammad memakai pakaian tradisional Arab dan ia pakai pakaian tradisional Indonesia, yaitu batik,” ungkap Gus Mus saat menghadiri acara Haflah Iftitah Dirosah Pondok Pesantren Al-Aqobah Jombang, Jawa Timur.
Kenapa Pilih Batik?
Selain itu, menurut Ivan, Gus Dur memilih batik karena ingin memperkenalkan batik sebagai salah satu atribut budaya Indonesia.
Dengan begitu, ia tidak hanya tampil sebagai pemimpin yang ‘Islami’, tetapi juga sebagai pemimpin yang merangkul seluruh rakyatnya.
“Beliau cukup unik. Beliau kan dari keluarga santri, beliau seorang kiai juga tapi justru beliau itu tidak menggunakan atribut yang gamis, yang baju putih gitu. Tapi justru beliau malah menggunakan atribut budaya asli Indonesia, batik,” ujar Ivan.
Reporter Magang: Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti